Review: Dilema The Movie (2012)

Film omnibus Indonesia yang tayang di bioskop nampaknya tidak banyak sampai saat ini. Bisa dibilang belum sampai 10 judul film dari 2 tahun terakhir. Dan kebanyakn film omnibus yang tayang di bioskop pun film indie dan atas bantuan para senias film senior untuk mendukung para filmmaker muda saat ini. Di awal tahun 2012, Dilema The Movie bisa dibilang film omnibus Indonesia pertama sebelum Hi5teria yang akan tayang bulan maret nanti. Dengan besutan produser Wulan Guritno dan dinaungi 5 sutradara yang belum begitu terkenal (tapi ada yang sudah pernah membuat film) serta dibintangi para pemain yang super terkenal di kancah dunia perfilman saat ini, akhirnya terwujudlah film Dilema.


Ario, seorang polisi yang baru saja mengalami peningkatan jabatan di pekerjaannya kini ditugaskan bersama polisi senior yang bernama Bowo. Di hari pertama dirinya bekerja dengan beliau Ario menemukan pelajaran penting dimana dia terbuka matanya kalau penegakkan hukum di Jakarta saat ini tidak seperti yang dibayangkan selama ini. Ario berpatroli bersama beliau ketika ada kumpulan Agama yang dipimpin oleh Ibnu yang sedang demo di depan tempat ibadah agamanya sendiri. Sikap Ibnu tersebut bisa dibilang juga karena hasutan dari Said yang memiliki rencana busuk lainnya. Di tempat lain yang jauh tinggallah, Dian yang sedang menenangkan diri di Pantai karena sedang mengalami masalah. Akan tetapi disana dia bertemu dengan Irma, yang mencoba memahami keadaan Dian. Di tempat gelap muncullah seorang lelaki berumur yang bernama Sigit. Disana dia bertemu dengan musuh lamanya Gilang. Adrian seorang arsitek muda yang yatim piatu mendapatkan perubahan dalam hidupnya ketika bertemu Hetty dan Sony Wibisono.

Sebuah kumpulan 5 film pendek yang memiliki benang merah dengan twist menarik di dalamnya. Dari kelima cerita yang berbeda disini setidaknya memiliki benang merah dan keterkaitan satu sama lain. Setidaknya dari 4 sutradara yang menyutradarai film ini berhasil memberikan sinematografi yang apik dengan konsep agak gelap dan tone warna yang sederhana. Di beberapa adegan ada angel yang menarik dan walaupun agak gelap sekalipun, keindahan dan kefokusan gambar tidak usah kalian kuatirkan. Balutan musik pun tidak perlu diragukan lagi karena sesuai dengan situasi yang terjadi di film ini.

Pertama kali yang gue takutkan dari film ini adalah apakah gue bisa mengikuti film ini dengan nyaman sepanjang film ini ditayangkan, secara film ini ada 5 cerita dan dibuat oleh 4 sutradara berbeda. Untungnya semua itu hanya ketakutan gue saja karena sepanjang film ini gue cukup nyaman menikmati film ini dari hasil 4 sutradara yang berbeda sekalipun. Editingnya cukup nyaman dan nyambung satu adegan dari cerita film berbeda sekalipun. Sepanjang film bisa kelihatan perbedaan gaya penyutradaraan dari keempat sutradara ini. Walapun ada juga beberapa bagian yang menurut gue agak biasa dan kurang greget tapi semoga saja ini awal mereka untuk memperbaiki nantinya kelak.

Buat para pemain rasanya tidak perlu lagi untuk diragukan kualitas aktingnya. Nama-nama yang menghiasi film kurang lebih 100 menit ini diantaranya Wulan Guritno, Reza Rahadian, Roy Marten, Slamet Rahardjo, Ario Bayu, Pevita Pearce, Baim Wong, Jajang C. Noer, Winky Wiryawan, Abimana Aryasatya, Tio Pakusadewo, Ray Sahetapy, Kenes Andari, Verdi Solaiman, Rangga Djoned, Lukman Sardi, Panca Maknum, dan Roy Sungkono. Sebenarnya ada beberapa pemain yang karakternya tidak jauh berbeda dengan film mereka sebelumnya. Jadi di Dilema sendiri karakter mereka yang dahulu masih kebawa di film ini. Yang sangat membuat saya kaget adalah akting dan gerak tubuh Pevita disini terlihat total sekali di film ini. Bravo Pevita!

Secara keseluruhan Dilema The Movie memang sebuah film omnibus yang menarik dari ide cerita karena menyangkut kehidupan sehari-hari dan sedang hits saat ini atau yang sudah pernah terjadi di Ibukota Jakarta ini. Walaupun dari pemikiran 4 sutradara sekalipun tapi itu tidak menjadikan film ini mengalami kendala di bagian editing. Memang sih film ini agak berat jika ditonton bagi mereka yang tersindir atau tidak suka dengan film yang berbau politik atau agama sekalipun. Tapi itulah film yang memang baik dan niat pembuatannya, mau mengambil resiko yang ada untuk mengangkat tema seperti itu dan nyatanya hasil secara keseluruhan lumayan baik untuk ditonton di bioskop! Ayo segera ditonton di bioskop sebelum ada oknum nakal yang menurunkan film ini..... :Salam JoXa:

3/5

Trailer:

Komentar