Walter Black adalah seorang CEO dari sebuah perusahaan mainan yang sedang mengalami depresi berat dalam hidupnya. Kegalauan penuh kegalauan begitu dirasakan oleh seorang ayah dari dua anak ini. Meredith, istrinya, tidak kuat dengan apa yang dialami suaminya tersebut, sehingga membuat dirinya mengambil keputusan untuk membawa kedua anak mereka dan meninggalkan Walter seorang diri. Berbagai masalah belum surut, anak sulung mereka, Porter, terlihat begitu membenci ayahnya. Di sisi lain, anak bungsu mereka, Henry, terlihat begitu menyayangi ayahnya tersebut. Hingga suatu hari, tingkat depresi dari seorang Walter pun mengalami puncaknya, dan berencana melakukan bunuh diri dari gedung tempat tinggalnya. Walaupun rencana tersebut gagal begitu saja, suatu perubahan terjadi pada dirinya. Munculnya karakter berang-berang atau yang disebut dengan The Beaver lah membuat dirinya memiliki dua karakter berbeda dengan satu tubuh manusia.
Dalam suatu kehidupan masalah pasti selalu datang untuk member warna tersendiri di dalamnya. Depresi dan galau adalah dua ekspresi yang begitu kental di sepanjang datangnya masalah tersebut. Berusaha keluar dari masalah tersebut pastinya suatu cara yang cukup tertantang untuk bisa melakukan hal tersebut. Begitu pula dengan apa yang terjadi dengan Walter yang diperankan oleh Mel Gibson disini. Masalah yang sedang dia hadapi membuat dirinya dihadapkan lagi satu masalah baru yaitu muncul karakter dari sisi lain dirinya. Berusaha keluar dari karakter sisi lain tersebut begitu sulit dirasakan Walter disini. Lalu apakah dia mampu berhasil melakukan tersebut demi keharmonisan dan keutuhan keluarganya? Simak curhatan josep berikut ini.
Setelah hampir 15 tahun tidak menyutradarai sebuah film, akhirnya Jodie Foster kembali dengan karya terbarunya yang berjudul The Beaver. Penulis film ini sendiri dibuat oleh Kyle Killen. The Beaver bisa dibilang film drama keluarga dengan berbagai masalah demi masalah seperti kehidupan sehari-hari. Mungkin yang membedakan kali ini adanya suatu karakter dari berang-berang yang merupakan sisi lain sendiri dari si tokoh utama di film ini. Menurut gue secara pribadi, bisa dibilang film ini bagus ceritanya tapi penyampaian yang ditulis oleh Kyle disini sepertinya agak terlalu lambat dan datar sekali. Emosi yang disampaikan film ini tidak membuat gue tersentuh secara pribadi sebagai seorang penonton film ini. Lihat saja awal film ini terlihat sekali langsung naik emosinya film ini, kemudian dilanjutkan kedataran emosi film ini, dan akhir film ini pun kurang begitu terlihat emosi untuk dituangkan.
Dengan hadirnya dua pemain senior yang berkualitas rasanya The Beaver bisa lebih baik lagi dibuat kemasannya. Mel Gibson sendiri memang sudah terlihat baik memerankan karakter di film ini, dimana dia harus mendalami dua karakter sekaligus. Jodie Foster sendiri sebagai istri Walter bisa dibilang lumayan baik memerankan karakternya walaupun porsi cerita yang diberikan kepadanya terlihat bolong bahkan kurang sekali untuk dirinya. Disini anehnya, cerita yang diberikan lebih diperbanyak porsinya ke anak sulung mereka Porter yang diperankan oleh Anton Yelchin. Dimana kehidupan depresi sendiri juga dia alami dalam kehidupannya sampai menjedotkan kepalanya sendiri ke tembok kamarnya. Kehidupan romantika dirinya dengan seorang gadis bernama Norah, yang diperankan oleh Jennifer Lawrence juga menjadi sorotan dari film ini.
Sinematografi dari film ini bisa dibilang sama saja dengan film-film tipe drama keluarga lainnya. Sound design dan alunan musik di sepanjang film ini bisa dibilang cukup kuat dan memberi suasana tersendiri di dalamnya. Okei, The Beaver bisa dibilang drama keluarga yang didalamnya penuh masalah yang kurang greget penyampaiannya dengan baik. Ketidakstabilan emosi yang dihadirkan film ini menjadi kekurangan tersendiri film ini sehingga kurangnya penghayatan dari film ini. :cheers:
2,5/5Trailer:
Komentar
Posting Komentar