Review Wengi Anak Mayit (2018)


Perjanjian dengan iblis nampaknya menjadi trend tema film Indonesia horror di tahun 2018. Mungkin karena Pengabdi Setan di tahun lalu jadi mulai latah PH film yang sudah biasa bikin film horror atau para PH baru yang merilis film perdananya. Wengi Anak Mayit yang tayang pada 29 November 2018 memiliki cerita yang di dalamnya adanya perjanjian dengan iblis. Namun perjanjian dengan iblis yang diceritakan di film ini sangatlah lucu sekali. Saking lucunya sampai ketawa ketika dukun di film ini melontarkan hal demikian.

Wengi Anak Mayit ini menceritakan tentang seorang ibu dengan anaknya yang harus pulang ke rumah warisan ibunya di Jogja. Dari sebelum perjalanan hingga tiba di Jogja, si anak cemberut karena tidak mau pindah ke Jogja. Di rumah itu terdapat satu pintu yang tidak boleh dibuka menurut teriakan pembantu rumah ini. Iya si pembantu teriak ke yang punya rumah, terus menghilang gitu aja dong. Pembantu kampret, Anak si ibu tidak bahagia tinggal di rumah ini. Namanya juga anak-anak kalau belum dapat teman pasti belum bahagia, demikian yang disampaikan sang ibu kepada anaknya. Dikarenakan sifat anaknya yang ingin tahu, masuklah si anak ke pintu yang dirantai tersebut. Ya namanya juga anak-anak ya, namun demikian teror pun mulai muncul setelah pintu itu terbuka


Kejadian lucu yang menyebabkan saya tertawa dengan film ini adalah konsep perjanjian dengan iblisnya itu lho. Biasanya kan ada darah kek, surat tanda tangan atau pakai rambutnya lah eh ini kagak sama sekali. Jadi hanya sekedar dialog antara hantu baju merah di kursi roda dengan anak si ibu di dalam ruangan pintu tersebut. Terus bikin lucunya si dukun tahu darimana coba kalau si anak berdialog sama si hantu baju merah. Si dukun bilang ke si ibunya jangan sekali-kali bawa keluar anak kamu ini dari rumah karena dia sudah melakukan perjanjian dengan si iblis tidak akan keluar dari rumah ini. Tenang, tenang, ini semuanya hanya sementara hingga akhir film ini menjelaskan bahwa si ibu adalah ternyata SAKIT JIWA. Iya Sara Wiidjayanto sebagai si ibu di film ini ternyata pasien orang gila yang belum rela kehilangan anaknya. Ceritanya dia, suami dan anaknya mengalami yang menyebabkan anaknya meninggal dunia, namun si ibu tidak menerimanya kemudian menjadi gila dan kabur dari rumah sakit jiwa. Sebuah pengorbanan 76 menit yang sia-sia sekali saya menonton film karya dari Nayato Fio Naula ini.

NR

Trailer:


Komentar