link trailer film Pocong Ngesot http://www.youtube.com/watch?v=ftZjXN8yN8s
Pocong Ngesot?? Mungkin pertanyaan anda ketika mendengar atau melihat poster film ini. Saya pun demikian begitu. Apalagi, ditambah dengan taglinenya "Ketika Pocong Tak Lagi Loncat", yang semakin membuat terbengong sejenak kalau ini sebuah film bioskop. Saya sih cuma berharap ketika menonton film ini tidak ilfil dengan gaya ngesotnya si pocong, atau saya jadi parno ketika ketemu pocong ngesot nanti. Oke deh, daripada kelamaan curhat mendingan langsung aja yuk meluangkan isi curahan hati gue terhadap film ini
Kubil, Bonar, Wanda, Devina dan Pretty adalah 5 orang mahasiswa yang selalu bersama-sama. Suatu hari, mereka kedatangan tamu baru. Dia bernama Asep, seorang perantau yang dari kampung Cikedot. Asep pun akhirnya mengkontrak tempat tinggal bersama dengan Kubil, Bonar dan Wanda. Setelah beberap hari di Jakarta, Asep mendapat kabar dari kampung bahwa Lilis, sang kekasih bakal dijodohkan dengan pengusaha batagor di kampungnya. Dengan ide dari Kubil dan Bonarlah, akhirnya bersama Asep mereka bertiga pergi ke dukun agar si Lilis tetap aman sentosa dan cintanya tetap untuk si Asep. Akan tetapi, setelah mereka dari dukun tersebut banyak kejadian-kejadian aneh yang menimpa mereka. Mereka digetayangin oleh pocong ngesot dan 2 tuyul. Lalu, apakah mereka bisa mengatasi keberadan makhluk-makhluk halus itu? Dan siapakah sebenarnya Pocong ngesot itu? Mengapa sampai ada Pocong ngesot?Kalau dilihat dari karya Nayato sebelumnya, Kalung Jailangkung yang hadir awal bulan ini, saya secara pribadi berharap film Pocong Ngesot se "rapi" dan sekonyol film tersebut. Namun, semua itu hanya sia-sia saja. Banyak banget adegan-adegan yang sama sekali seperti lewat saja tanpa memberikan makna apapun dari film ini. Kekonyolan yang ditampilkan di film ini pun jauh lebih sedikit dibandingkan filmnya terdahulu, terbukti dari dialog-dialognya yang terlihat garing dan datar. Memang sih ada beberapa adegan yang bisa membuat saya tertawa lepas, tapi itu cuma sedikit.
Awal adegan film ini tidak mengandung apa-apa. Saya lebih suka adegan makan cabai yang dilakukan oleh Nirina di filmnya Mirror. Itu lebih dihayati. Terus, adegan-adegan lain yang bisa dibilang sungguh mengganggu adalah ketika si pocong begitu narsis di film ini bahkan hingga masuk kamar mandi wanita. Walaupun si pocong narsis, akan tetapi kalau boleh jujur saya cukup prihatin dengan si pemeran Pocong di film ini. Pocongnya sungguh menderita, bagaimana tidak selain pocongnya ngesot kalian bakal lihat pocong disini di kentuti, digeplak, nungging bahkan hingga striptis sekalipun. Aduh kasian banget pokoknya si pocong.
Dari deretan pemain, mungkin tidak ada yang istimewa selain Azzis Gagap karena hampir 95% pemain, tempat lokasi, dan rumah pun sama dengan film-film Nayato sebelumnya. Pemeran-pemeran pendukung yang menjadi bayangan si Pocong hanya mengumbar kesensualan tubuh semata. Bahkan dukun di film ini pun tidak begitu seram. Jadi bisa dibilang ini tidak ada horornya sekalipun. Hanya tempelan nama Pocong saja di judulnya. Bahkan isi cerita dan maksud dari judulnya pun bisa diketahui 5 menit terakhir film ini. Jadi, siap-siap saja 75 menit sebelum film ini selesai, ana bakal melihat adegan-adegan yang membuat anda bingung.
Entah kenapa maksud Nayato membuat film ini tidak begitu lucu. Walaupun saya tahu pemeran utama di film ini memiliki poin plus yang bisa dibilang salah satu komedian Indonesia. Tapi sayang banget, semua garing. Kembalinya Nayato pun semakin jelas di film ini, adegan-adegan yang menjadi langganan beliau pun muncul kembali disini. Aduh padahal saya berharap tidak ada lagi adegan-adegan tersebut. So far, I'm sorry to say to Mr. Nayato. Hasil karya anda kali ini turun tingkat Paman! (sok akrab). Jika di film terdahulunya saya kalah terhadapa beliau karena filmnya begitu menghibur, namun di film terbarunya ini saya menang dengan Nayato karena saya telah dikecewakan beliau. Skor kita 1-1 ya paman! Ditunggu aksi anda selanjutnya,,, *loh?
Awal adegan film ini tidak mengandung apa-apa. Saya lebih suka adegan makan cabai yang dilakukan oleh Nirina di filmnya Mirror. Itu lebih dihayati. Terus, adegan-adegan lain yang bisa dibilang sungguh mengganggu adalah ketika si pocong begitu narsis di film ini bahkan hingga masuk kamar mandi wanita. Walaupun si pocong narsis, akan tetapi kalau boleh jujur saya cukup prihatin dengan si pemeran Pocong di film ini. Pocongnya sungguh menderita, bagaimana tidak selain pocongnya ngesot kalian bakal lihat pocong disini di kentuti, digeplak, nungging bahkan hingga striptis sekalipun. Aduh kasian banget pokoknya si pocong.
Dari deretan pemain, mungkin tidak ada yang istimewa selain Azzis Gagap karena hampir 95% pemain, tempat lokasi, dan rumah pun sama dengan film-film Nayato sebelumnya. Pemeran-pemeran pendukung yang menjadi bayangan si Pocong hanya mengumbar kesensualan tubuh semata. Bahkan dukun di film ini pun tidak begitu seram. Jadi bisa dibilang ini tidak ada horornya sekalipun. Hanya tempelan nama Pocong saja di judulnya. Bahkan isi cerita dan maksud dari judulnya pun bisa diketahui 5 menit terakhir film ini. Jadi, siap-siap saja 75 menit sebelum film ini selesai, ana bakal melihat adegan-adegan yang membuat anda bingung.
Entah kenapa maksud Nayato membuat film ini tidak begitu lucu. Walaupun saya tahu pemeran utama di film ini memiliki poin plus yang bisa dibilang salah satu komedian Indonesia. Tapi sayang banget, semua garing. Kembalinya Nayato pun semakin jelas di film ini, adegan-adegan yang menjadi langganan beliau pun muncul kembali disini. Aduh padahal saya berharap tidak ada lagi adegan-adegan tersebut. So far, I'm sorry to say to Mr. Nayato. Hasil karya anda kali ini turun tingkat Paman! (sok akrab). Jika di film terdahulunya saya kalah terhadapa beliau karena filmnya begitu menghibur, namun di film terbarunya ini saya menang dengan Nayato karena saya telah dikecewakan beliau. Skor kita 1-1 ya paman! Ditunggu aksi anda selanjutnya,,, *loh?
1/5
http://www.21cineplex.com/pocong-ngesot-poco,movie,2484.htm
- Premiere di FX 21 Februari 2011
Komentar
Posting Komentar