Movie Review: THE BEAUTY INSIDE / 뷰티 인사이드 (KIFF DAY 1, 2015)

Apa jadinya kalau setiap bangun pagi kamu berubah wujud bahkan berubah gender? Buat gue ada untung dan ruginya, keuntungannya bisa mengetahui apa yang terjadi di lingkungan beda gender jika terbangun dengan gender berbeda, kerugiannya jelas panik dan bingung jika keesokan harinya sedang dalam proses pengerjaan proyek yang harus bertatap muka dengan teman kerja. Bingung menjelaskan ke orang sekitar dengan apa yang terjadi di diri gue. The Beauty Inside, film drama Korea yang rilis di tahun 2015 kurang lebih memiliki premis cerita seperti itu. Woo-jin terbangun ketika dirinya berulang tahun di usia 18 tahun, ketika melihat dirinya di depan cermin, Woo-jin panik dan langsung memanggil ibunya. Sang ibu mencoba menenangkan anaknya agar Woo-jin bisa menghadapi ini semua. Setiap paginya Woo-jin berubah menjadi beberapa wujud bahkan pernah berubah gender. Berjalannya waktu, Woo-jin bertemu dengan seoranng gadis yang bekerja di sebuah perusahaan furniture, Yi-Soo. Ada perasaan jatuh cinta yang dirasakan Woo-jin ke Yi-Soo, namun bagaimana dia mengungkapkan itu semua kalau dirinya mengalami keanehan setiap pagi? Akankah Yi-soo bisa menerima Woo-jin yang tidak seutuhnya berwujud Woo-jin?


Ide cerita film The Beauty Inside agak mirip dengan film Thailand 7 Days. Namun 7 Days penayangannya aja di tahun 2017 jadi bisa dibilang The Beauty Inside jauh lebih pelopor. Dan cerita 7 Days jauh lebih dark dimana tentang pasangan yang tidak ada kabar dan ternyata dirinya meninggal dunia. Di masa 7 hari setelah kematiannya dia melalang buana berubah wujud manusia untuk tetap dekat sang kekasih. Lain halnya dengan The Beauty Inside dimana tokoh utama pria dengan karater Woo-Jin berubah wujud ketika berusia 18 tahun dan babak drama perubahan wujud dimulai bertahun-tahun setelahnya. Konflik dimulai ketika sudah merasakan cinta namun bingung dengan realita yang ada dimana harus berganti wujud setiap paginya. Penulis naskah film The Beauty Inside pokoknya tidak peduli untuk mengacak-acak hati penonton ketika karater Woo-jin merasakan namanya jatuh cinta.

Para pemain di film berakting dengan baik dan mampu memberikan rasa berbeda setiap berganti wujud. Jadi penonton tidak akan merasa bosan dengan siklus rutinitas yang diberikan film The Beauty Inside. Akhir cerita film ini pun bisa dibilang oke walau penonton harus diyayat dahulu sepanjang 110 menit. Baru 15 menit terakhir kebahagiaan diciptakan penulis naskah untuk film ini, dan di credit ada adegan tambahan bagaimana bisa karakter Woo-jin bisa mengalami hal demikian. Memang film ini terlihat seperti dongeng dan tidak mungkin terjadi di dunia nyata, namun jika memang terjadi tidak ada salahnya memberikan terbaik setiap harinya sebelum sesuatu terjadi di keesokan harinya atau ketika anda terbangun dari tidur di malam hari ataupun tertidur di transpotasi umum sekalipun. 

4/5

Trailer:

Komentar