Review Film Indonesia BRIDEZILLA (2019)

Bagi kamu yang menonton Bridezilla karena nama seorang sutradaranya yang pernah bikin Love For Sale sepertinya kita tidak usah berteman dengan gue atau melanjutkan review film ini. Nama Andibachtiar Yusuf sebagai sutradara bukan baru setahun- dua tahun atau apalagi baru seumur usia penayangan Love For Sale. Uucp, yang dikenal sebutannya, sudah menyutradarai lebih dari 10 film Indonesia. Namun seringnya beliau menjadi sutradara dan penulis naskah. Nah di film Bridezilla kali ini, di bawah naungan Visinema Pictures, Ucup berperan sebagai sutradara saja, dengan penulis naskah dibuat oleh Lucky Kuswandi (Bagi yang gak tau Lucky siapa, beliau yang tulis naskah Ini Kisah Tiga Dara, Galih dan Ratna, Selamat pagi, Malam dan Madame X) dan Fai Tirta. Singkat cerita mengenai prolog diawal, buat gue kalau kalian mengenal ucup karena Love For Sale sorry to say kalian masih anak sore. Nah mari kita bahas Bridezilla hasil penyutradaraan dari Andibachtiar Yusuf ini.

Film tentang seorang juragan event organizer pernikahan yang bernama Dara, yang berobsesi membuat sebuah pernikahan dan menjadikan pernikahan tersebut menang sebagai wedding of the year dari majalah Wedding Star. Dara dibantu oleh kedua teman kerjanya, Key dan A'ang untuk mewujudkan obsesinya tersebut. Suatu hari EO yang dibangun Dara harus terpuruk karena membuat salah satu artis terkenal hancur acara pernikahannya. Alvin, pacar dari Dara, hadir sebagai penyemangat dari keterpurukan Dara. Istilah Bridezilla bagi kaum EO wedding atau yang sedang mempersiapkan pernikahan bukan hal yang asing lagi. Namun untuk kalangan millenials yang belum punya persiapan untuk menikah rasanya masih asing dengan istilah Bridezilla ini. Singkat cerita target dari film ini sebenarnya untuk para pasangan yang sudah menikah atau menjelang pernikahan mereka. Dari target saja sebenarnya sudah sangat segmented sekali untuk memboyong penonton ke bioskop agar menonton film Bridezilla.


Deretan pemain Bridezilla sebenarnya sudah bermain dengan baik sesuai karakter yang diciptakan Lucky Kuswandi dan Fai Tirta sebagai penulis naskah. Namun sayangnya yang menjadi persoalan dalam film ini adalah naskanya kurang begitu solid dari pertengahan hingga akhir film. Kenapa kurang begitu solid? Karena sepemahaman gue ke filmnya dari awal yaitu tentang kisah persahabatan Key dan Dara. Sayang banget inti persahabatan Key dan Dara kurang begitu dikemas secara plong. Coba saja dibuat secara liar dan tidak ada tembok pembatas pasti lebih berasa momen persahabatan mereka. Cerita justru terlihat tumpah tindih ketika adanya konflik Dara dan Key, malah tercampurnya persoalan Dara-Ayahnya, Dara-Alvin, dan Dara-Anna.  Secara penyutradaraan sebenarnya Bridezilla ini bukan sesuatu yang buruk untuk seorang Ucup karena gue pernah merasa tersiksa ketika menonton Mata Dewa tahun lalu yang perilisan filmnya beda seminggu dengan Love For Sale. Namun Bridezilla, bukan sesuatu jika Lucinta Luna tidak ikut bermain di film ini. Tanpa kehadiran Lucinta Luna rasanya film Bridezilla akan garing dan gak mengundang tawa geli.

2/5


Trailer:

Komentar