Bisa dibilang film Senjakala di Manado adalah salah satu film daerah menarik setelah Uang Panai. Walaupun sisi menarik dan menghibur jauh dari Uang Panai akan tetapi cerita sederhana yang diberikan terlihat begitu pas.
Film ini menceritakan tentang seorang ayah yang kembali ke kampung halamannya setelah pergi meninggalkan keluarganya selama 18 tahun 5 bulan 3 hari. Setelah kepergian lamanya itu kini anaknya yang bernama Pinkan tinggal hanya dengan omanya, sang ibu sudah meninggal dunia. Sang anak pun bingung dengan sosok lelaki yang mengaku ayahnya itu dikarenakan dia tau dari omanya kalau ayahnya sudah meninggal dunia.
Sepanjang film, bahasa yang digunakan film ini adalah bahasa Manado. Kamu akan melihat dan mendengar dialog dengan mimik Fero dan Mikha Tambayong yang terlihat begitu pas ketika mereka berbahasa Manado dibanding di film mereka sebelumnya yang biasa dengan bahasa anak gaul Jakarta. Aktor senior Ray Sahetapy agak cukup beruntung karena cerita yang membuat dirinya harus pergi selama 18 tahun jadi dialek Manado yang diberikan pun terasa tidak 100% tapi masih di kadar enak didengar. Tidak ketinggalan aktris senior Rima Melati juga mencuri perhatian di film ini.
Senjakala di Manado sebuah film daerah yang cukup menghibur dan agak niat pembuatannya walaupun overall seperti FTV. Fero dan Mikha Tambayong nampaknya lebih bagus akting dengan bahasa Manado daripada bahasa anak gaul Jakarta. Special mention ke Ray Sahetapy dan Rima Melati.
Komentar
Posting Komentar