Dika, seorang penulis buku yang baru saja merilis "Cinta Brontosaurus" sebagai karya terbarunya. Penjualan buku Dika bisa dibilang tidak begitu laris manis di pasaran, sama halnya dengan hubungan percintaan Dika sejak kecil yang tidak laris manis juga. Prinsip Dika dalam suatu hubungan percintaan yaitu Cinta pada suatu saat pasti akan kadaluarsa. Prinsip tersebut masih dipegang dirinya dan selalu menjadi kenyataan sampai dirinya terakhir bertemu dengan Nina dan semua berakhir seperti biasa yaitu Dika diputusin oleh ceweknya terlebih dahulu. Sesuai berjalannya waktu Dika bertemu dengan Jessica, wanita dengan segala keunikannya mampu membuat Dika jatuh cinta kepadanya. Kosasih, sebagai manager Dika, ikut bahagia ketika tahu Dika jatuh cinta kepada seorang wanita.
Sebuah karya terbaru dari Fajar Nugros setelah di tahun 2012 lalu membuat film Cinta Saku Di Celana, dengan judul Cinta Brontosaurus. Kali ini peran Nugros di film ini hanyalah sebagai seorang sutradara, tidak seperti sebelumnya yang juga ikut menulis skenario filmnya. Raditya Dika sebagai penulis buku dengan judulnya yang sama berperan sangat penting dalam menulis skenario film ini. Sebagai info aja, buku Cinta Brontosaurus sendiri bukanlah novel terbaru Dika, dan sudah pasti juga cerita yang diberikan bukanlah di tahun 2010an keatas. Untunglah beberapa desain artistik untuk mendukung cerita sebenarnya kejadian di novel ini masih sesuai diberikan di sepanjang film ini. Cerita pun tidak hanya tentang kisah cinta Dika dengan mantan atau calonpacarnya saja, kisah Dika ditawarin novelnya menjadi sebuah film oleh produser horror pun juga menjadi sepelintiran kecil konflik di film ini. Berterimakasihlah kepada band HiVi karena 3 lagu mereka yang terdapat di film Cinta Brontosaurus justru menjadi penyelamat film ini, entahlah kalau HiVi tidak ada di film ini apa jadinya.
Dari segi cerita sebenarnya film Cinta Brontosaurus tergolong biasa sekali karena tidak sesuatu cerita yang spesial yang diberikan film ini. Sisi komedi yang ingin diberikan film ini pun jatuhnya garing, justru film ini sebenarnya cenderung ke drama romantis dengan wajah flat Raditya Dika sepanjang film. Ide setting film ini bsia dibilang menarik karena mengambil setting atas pom bensin untuk tempat kencan sambil menyantap mi ukura gelas dengan melihat bintang di malam hari. Cara penyutradaraan Nugros di film ini berbeda sekali ketika dirinya menyutradarai film sebelumnya, keunikan di film sebelumnya penulis pikir akan menjadi "ciri khas" Nugros di film berikutnya eh ternyata sekarang beliau sama saja cara penyutradaraannya dengan sutradara komedi romantis lainnya. Selera humor memanglah bukan sesuatu hal yang sama di segala usia, jadi untuk membilang film Cinta Brontosaurus lucu ataupun penuh gelak tawa kembali lagi ke diri anda masing-masing. Yang membuat saya penasaran yaitu standart nilai lucu dan gelak tawa kalian itu apa sebenarnya sampai bisa bilang Cinta Brontosaurus lucu? :Salam JoXa:
1,5/5
Trailer:
ia setuju, banyak yang bilang di internet lucu, garing abis sampe gosong... bahkan ada review yg kasih scary movie bintang setengah dari 5. ngasih ini film bintang 3. ampun deh. dijamin masih lucu scary movie lah... .
BalasHapus