Review: Red Lights (2012)

Dr. Margaret bersama asistennya bernama Tom Buckley berhasil mematahkan teori dan praktek supranatural yang selama ini sudah banyak beredar. Mereka berdua kini fokus mengamati trik apa saja yang dilakukan para supranatural profesional. Awalnya yang berjalan mulus, tiba-tiba mulai terhalang oleh kembalinya cenayang tuna netra legendaris bernama Simon Silver, yang sudah menghilang 30 tahun. Tom pun tertarik untuk menganalisa trik yang dilakukan Simon ketika praktek, akan tetapi Margaret memperingatkannya untuk tidak mencampuri urusan tersebut.

Setelah berhasil membuat penonton tidak menahan nafas selama 85 menit di dalam bioskop melalui film Buried, akhirnya Rodrigo Cortés kembali lagi di tahun 2012 dengan genre thriller supranatural. Diberi judul Red Lights, yang agak sedikit berhubungan dengan ilmu fisika semakin terlihat film ini jelas mau dibawa kemana tujuannya, ya tidak lain tidak bukan membuat penonton mikir. Tenang saja, Red Lights tidak sesesak atau semenderita Buried yang hanya 1 lokasi di sepanjang film. Di Red Lights kadar thrillernya tidak jauh berbeda dengan Buried.

Dari segi cerita, Red Lights cukup menarik. Namun tidak semua penonton dapat menerima film seperti ini, karena genre berbau thriller supranatural untuk saat ini nampaknya bukanlah sesuatu yang baru untuk disimak. Lalu mengapa masih dikategorikan cerita yang menarik? Karena adanya kombinasi antara ilmu pasti dengan ilmu supranatural dan itu semua terhubungkan dengan logika yang cukup masuk akal. Walaupun alur yang cenderung lambat dan sedikit membosankan, tapi bukan berarti tidak ada yang mengagetkan di sepanjang film ini loh. Jadi bersiaplah berpikir, kenapa dan apa dibalik ini semua bisa terjadi pada film Red Lights? Selamat menemukan jawabannya sendiri di bioskop kesayangan anda. :Salam JoXa:

7,5/10

Trailer: