Di Laut Sumatera Utara, seorang
ahli biologi kelautan, Skylar, melakukan penelitian makhluk hidup yang sudah
punah di sana. Dengen mempekerjakan seorang kapten kapal bernama Jack Bowman,
Skylar akhirnya bisa melakukan ekspedisinya tersebut. Di lain kisah, di sebuah
Jermal yang berada di tengah laut, tinggallah sekolompok penyelundup. Disana
baru saja kedatangan anak yatim piatu bernama Tama, yang dijual oleh pamannya
yang berprofesi sebagai dukun. Kedatangan Tamal di Jermal tersebut ternyata
membawa malapetaka bagi sekumpulan itu. Dari hilangnya secara misterius salah
satu anggota mereka, dan muncullah seekor makhluk yang mengerikan dari dasar
laut tersebut. Ada apa sebenarnya dengan laut tersebut?
Judul film ini nampaknya sudah
sedikit desas desus akan beredar di tanah air pada bulan September tahun 2011,
namun karena sesuatu hal akhirnya film ini dirilis juga pada bulan April 2012.
Tanggal rilis pun sebenarnya dijadwalkan pada tahun 2010 dan judul aslinya
adalah Amphibious 3D yang kemudian diganti ketika rilis di Indonesia dengan
judul Angkara Murka 3D. Jika kalian iseng mencari kata Angkara Murka pasti ada
berita juga tentang film dengan judul yang sama. Tenang saja, cerita Angkara
Murka yang pernah tayang di sekitar tahun 1972 tersebut memiliki cerita yang
berbeda kok dengan film Amphibious 3D.
Amphibious 3D atau Angkara Murka
3D merupakan film pertama 3D yang mengambil lokasi shooting 100% di Indonesia.
Bisa dibilang juga cast+crewnya sebagian juga dari Indonesia jadi tidak heran
kalau melihat credit title film ini pasti tidak asing dengan nama-namanya. Akan
tetapi dari segi dialog, film ini tetap menggunakkan bahasa Inggris sebagai
bahasa utamanya. Dari pelafalan dialog para pemain yang merupakan orang
Indonesia asli bisa dibilang agak sedikit mengganggu ya, untung saja ada
subtitle jadi ada sedikit “penolong” untuk mengerti sebenarnya mereka ngomong
apa.
Dari segi efek 3Dnya, bisa
dibilang Angkara Murka cukup lah untuk standart 3D sampai saat ini. Bisa
diblang tidak bagus ataupun tidak buruk-buruk amat. Setidaknya “makhluk” yang
beraksi ketika menggunakkan kacamata 3D agak sedikit terasa, walaupun wujudnya
memang tidaklah begitu bagus untuk dilihat oleh mata. Wujudnya itu terlalu
kelihatan boneka dan secara kasat mata mengingatkan pada film korea 3D yang
berjudul Sector 7 3D. Intesitas ketegangan dari film ini pun rasanya agak
kurang juga jadi agak wajar saja kalau ada penonton yang merasa bosan dengan
film ini.
Deretan para pemain di film ini
diantaranya adalah Monica Sayangbati, Verdi Solaiman, Mikhael Candra Jehian,
Muhammad Aditya. 2 pemain asing diantaranya adalah Michael Pare dan Janna
Fassaert. Yang mengejutkan di film ini yaitu akting Monica yang diluar dugaan.
Biasanya kalau kita lihat berakting sebagai wanita yang ketus dari gaya
bicaranya sekarang benar-benar totalitas berperan sebagai lelaki di film ini.
Emosi dirinya bisa dibilang terjaga dengan baik sampai akhir film. Akhir kata,
Amphibious 3D atau Angkara Murka 3D memberikan tontonan yang biasa saja di
dalamnya. Ya kalau hanya saja dengan merasa bangga karena tempat shooting di
Indonesia tidak ada salahnya sih mengapresiasi film ini. ;Salam JoXa:
2/5
Trailer:
Komentar
Posting Komentar