Review: John Carter 3D (2012)

John Carter terdampar di sebuah wilayah Barsoom yang terdapat di Planet Mars. Disana dirinya bingung dengan lingkungan dan kehidupan yang berbeda dengan dirinya di masa dulu. Sampai pada akhirnya John Carter bertemu dengan sebuah kumpulan makhluk yang memang asli keturunan disana. Walaupun John merasa agak asing diantara kumpulan itu, akan tetapi dirinya tidak diasingkan begitu saja dan hingga pada akhirnya diangkat menjadi pemimpin untuk melawan serangan pasukan yang dipimpin oleh Tars Tarkas. Selain itu, John pun harus membebaskan Putri Dejah Toris yang sedang ditawan oleh musuh. John Carter pun semakin menyadari bahwa dirinya begitu berarti di tempat tersebut.

Sebuah produksi Walt Disney Pictures kembali lagi di tahun 2012. Produksi-produksi mereka setidaknya mampu menyorot penonton sehingga keuntungan yang mereka peroleh juga banyak. Setidaknya sepanjang produksi mereka ada 4 film yang berhasil meraih keuntungan lebih dari 1$ billion diantaranya: Pirates of the Caribbean: Dead Man's Chest (2006) ($1,066,179,725), Alice in Wonderland (2010) ($1,024,299,904), Toy Story 3 (2010) ($1,063,171,911), dan Pirates of the Caribbean: On Stranger Tides (2011) ($1,043,871,802). Setidaknya juga kualitas animasi produksi tidak terlalu mengecewakan banget dan memberikan kualitas 3D yang lumayan. Di tahun 2012, mereka meluncurkan film John Carter. Apakah John Carter bisa sebanding keuntungannya dengan 4 film diatas?

Trailer dari film ini bisa dibilang tidak begitu menjanjikan dan terlihat biasa saja jika menonton 3Dnya kelak. Sebelum menonton filmnya secara panjang pun, ekspetasi sudah diturunkan semaksimal mungkin agar tidak terlalu kecewa banget dengan film ini. Akan tetapi usaha itu tidak ada gunanya juga karena film John Carter terlihat membosankan dan capek sekali menonton film ini. Terlebih faktor durasi sekitar 135 menit pun menjadi faktor jenuhnya film ini. Sebagai orang awam pun ketika menonton film ini pasti rasanya ingin saja cepat-cepat keluar dari bioskop karena 1 jam pertama saja itu sudah terasa 90 menit di dalam bioskop. Dan kualitas efek 3Dnya pun tidak dapat dirasakan dengan di 1 jam pertama film ini. Hmm agak cukup disayangkan juga sih.

Cerita yang ditulis Andrew Stanton (sutradara film ini), Mark Andrews dan Michael Chabon yang berdasarkan buku yang berjudul A Princess Of Mars karangan Edgar Rice Burroughs ini terasa cukup menjenuhkan di 1 jam pertama film. Selain faktor jenuhnya film, efek animasi 3D yang diberikan film ini pun terasa nihil dan agak rugi jadinya kalau menonton film ini dengan format 3D. Efek 3Dnya baru terasa ketika 30-45 menit terakhir sebelum credit title ini muncul. Sinemtografi yang dihasilkan pun rasanya tidak terlalu istimewa untuk tipe-tipe film seperti ini. Kalau melihat karakter dari film ini sekilas mengingatkan pada film Avatar. Deretan pemain di film ini rasanya bukan asing lagi di dunia perfilman dan beberapa diantaranya juga seperti ajang reunian lagi karena kembali beradu akting di film setelah dahulu pernah main bareng di satu produksi film. Sebut saja kedua pemain utama film ini Taylor Kitsch dan Lynn Collins yang pernah bermain di film X-Men Origin Wolvrine.

Selain kedua pemain diatas ada lagi pemain lainnya yaitu Samantha Morton, Mark Strong, Ciarán Hinds, Thomas Haden Church, Dominic West, James Purefoy, Bryan Cranston, dan Willem Dafoe. Kalau saja John Carter lebih nyaman membuat penonton pasti film ini walaupun berdurasi 2 jam sekalipun pasti tidak akan terasa. Akan tetapi karena faktor kejenuhan cerita yang tidak memberikan 'sesuatu' di dalamnya menjadi film ini terasa datar sepanjang 2 jam. Apalagi efek animasi 3D yang seharusnya menjadi poin plus dari film ini semua nampaknya tidak mampu berhasil menolong film ini menjadi lebih nyaman untuk dinikmati. :Salam JoXa:

1,5/5

Trailer: