Suzanna…. Siapa coba tidak mengenal nama dan sosok alm beliau? Beliau begitu tenar dan telah menghidupkan dunia perfilman horror sejak tahun 80an. Sosok beliau sampai saat ini pun nampaknya tidak akan pernah bisa tergantikan. Dengan penampilannya menggunakkan mahkota atau yang menghiasi di kepalanya dengan melati menjadi ciri khas beliau sampai saat ini. Selebihnya mungkin tidak begitu gue tahu karna yang gue tahu dari Suzanna ya itu saja. Setelah mengetahui bahwa ada sosok yang akan menggantikan atau titisan dari Suzanna, gue pun langsung pesimis… Apalagi setelah tahu sosok tersebut adalah Julia Perez.
Sorry bukannya mau menghujat sosok Julia Perez di film ini, tapi kalau cuma bermodalkan bisa bermain “panas” dengan lawan jenis ataupun melakukan ritual agar seperti Suzanna, rasanya itu tidak cukup. Apalagi kalau modalnya payudara besar yang pengambilan gambarnya dari berbagai selalu berkesan penuh atau tumpah, hmmm rasanya ini bukan titisan Suzanna melainkan titipan payudara besar. Kalau dari segi akting, Julia Perez memang agak mendingan dibandingkan lawan mainnya di tahun lalu. Tapi aktingnya di film Rumah Bekas Kuburan pun tidak mencerminkan aura dari titisan Suzanna sama sekali. Yang seharusnya menyeramkan walaupun hanya diam saja atau berkata beberapa kata, ini jadi buyar ketika Jupe melakoninya dengan tidak tepat.
Busana yang digunakan Jupe pun (sekitar 12-14 pasang) nampaknya hanya menjual belahan payudara saja. Dengan ukuran yang mini dan super duper ketat dan saking ketatnya ada kostum yang dihubungkan dengan benang saja diantara belahan tersebut. Kreatif! Ah sudahlah terserah deh Jupe mau pake kostum apapun di film ini, yang penting gue menikmati setiap yang digunakannya #halah. Eitss tunggu dulu, Jupe setidaknya tahu diri dan agak pantas menjual dan mempertontonkan keindahan tubuhnya, dibandingkan sosok makhluk yang mengerikan di film ini. Sosok wanita jadi-jadian yang disebut Jupe banci alay dengan logat Manado yang sangat mengganggu! Belum lagi wujudnya yang begitu gembrot dan lemak dimana-mana diharuskan menggunakan kostum ketat dan seksi ala Jupe. OMG! Plis berikan gue obat tetes mata ketika melihat wujud tersebut di layar bioskop!
Jujur gue gak tahu siapa nama karakter ataupun asli dari pemeran wanita gembrot jadi-jadian tersebut sampai review ini dibuat. Dan nampaknya itu tidak penting sama sekali. Lebih baik mengingat para pemainnya saja. Dari 2 pasang insan muda di film ini nampaknya ada 1 yang lumayan oke penampilannya. Martina Tesela sebagai Susan lah yang lumayan baik aktingnya. Setidaknya dirinya tidak hanya teriak-teriak saja ketika ada hantu yang menghampirinya, mukanya yang cukup manis dan enak dilihat pun berpakaian sewajarnya saja tanpa buka-bukaan. Ya semoga aja di debut filmnya kali ini (kalau gak salah) bisa mempertahankan dirinya seperti ini. Diah Cempaka sebagai Febi pun nampaknya cukup berani lah di film ini. Dengan berani ciuman dengan lawan main dan buka-bukaan saja itu sudah menjadi poin keberanian dari seorang Diah disini. Tapi sayangnya mimik wajahnya terlalu datar untuk histeris sekalipun.
Lain pula dengan dua pria pacar ari feby dan susan disini, yaitu Toddy Zilla sebagai Joe yang dengan karakter muka playboynya dan begitu lihai ketika bermain dengan lawan main ketika di atas ranjang. Adi Wahyu sebagai Erick disini karakternya sangatlah jaim dan polos sebagai seorang lelaki. Entah faktor apa yang membuat dirinya begitu kaku ketika disentuh oleh wanita bahkan Jupe sekalipun. Walaupun akhirnya birahi nafsunya terlampiaskan juga #pret. Aihh sampai kelupaan sosok kuntilanak seksi dan cantik di film ini, ya peran itu jatuh pada Fifie Buntaran. Untung saja muka Fifie di film ini dibantu dengan efek-efek lampu yang meminimalisir mukanya yang agak keras dan cenderung kayak pria terlihat lebih baik lah. Sebagai debutnya di film ini pun setidaknya Fifie tampil tidak kalah seksi dengan Jupe yang hanya menonjolkan belahan payudara saja..
Cerita Rumah Bekas Kuburan kalau boleh jujur hanya terletak di 3-5 menit akhir film. Semua dijelaskan disana. Sepanjang durasi 80 menit sebelum akhir film pun hanya proses bagaimana Jupe melakukan ritual dan aksi untuk menjadikan Joe dan Erick sebagai suami atau tumbal berikutnya.Kalau tujuan film ini untuk memperkenalkan Jupe sebagai titisan Suzanna, rasanya gagal karena ritual demi ritual yang dilakukan jupe pun Cuma sebatas makan kembang melati dan mandi (lebih tepatnya berendam) di kolam melati. Sisanya? Tidak ada sama sekali. Atau ini hanya permulaan dari sebuah kisah trilogy atau sejenisnya? Hmm Kita lihat saja nanti. Yang jelas film ini cukup mengecewakan jika memodalkan “titisan Suzanna”.
Sutradara Irwan Siregar pun nampaknya bukan sineas baru. Semoga aja ini bukan kejadian nama sama tapi beda orang. Irwan sebelum film Rumah bekas Kuburan pernah membuat film Tapi Bukan Aku di tahun 2008 silam. Irwan nampaknya cukup heboh untuk mempromosikan berbagai macam peran ataupun orang baru di filmnya. Kalau saja peran-peran tidak penting itu dihilangkan dan lebih diefektifkan pasti lebih baik cerita dari Rumah Bekas Kuburan ini. Efek-efek visual dan berbagai jenis lampu yang kelam dan menyeramkan pun tidak menolong menyeramkannya film ini tapi setidaknya ada niat untuk bermodal sedikit lah mereka untuk membuat efek-efek seperti itu. Akhir kata, Rumah Bekas Kuburan menyajikan cerita yang menjemukan dan hanya mempertontonkan belahan milik Jupe dengan kostumnya yang super mini dan ketat dan menghilangkan apa sebenarnya maksud dari kata-kata “titisan Suzanna” di poster film ini.
Trailer:
omigot... big boobs, ini bukan film horor ini dokumenter tete, tapi gue suka ahaha..
BalasHapus