Agak mundur sedikit ya, Charlie sendiri seorang bapak dari satu anak yang istrinya sudah meninggal ketika Max masih tergolong batita. Max sendiri pun belum pernah bertemu dengan ayahnya sendiri yaitu Charlie. Ternyata buah tidak jatuh dari pohonnya, Max ternyata paling gila dan tahu akan hal namanya video game yang berhubungan dengan robot-robot. Dengan bantuan ilmu dari Max pun, Charlie bisa bekerja sama dengan anaknya sendiri. Tapi itu semua tidak semudah dibayangkan karena Max sendiri belum seutuhnya milik Charlie karena hak asuh sudah diberikan kepada Adik dari istrinya.
Bisa dibilang Real Steel sebuah film yang menarik untuk ditonton. Sesuai dengan judul yang “Real” atau nyata disini kalian bisa menikmati robot-robot layaknya seperti manusia pada umumnya. Cerita yang berdasarkan cerita pendek dari judul “Steel” karya Richard Matheson dan kemudian dibuatkan dalam bentuk skenario oleh Dan Gilroy, Jeremy Leven, dan John Gatins. Gue gak tahu menahu soal cerita pendek “Steel” tersebut tapi gue disini akan melihat dari cerita panjang yang dibuat ketiga orang tadi saja. Cerita bisa dibilang hampir sama dengan “trend” film Hollywood akhir-akhir ini yaitu mengandung unsur ayah-anak di dalamnya.
Selain adanya unsur ayah-anak yang kuat, di film Real Steel ini juga menceritakan bagaimana rasa terima kasih robot kepada majikannya/penemunya sehingga mereka bisa mengikuti apa yang diperintahkan orang itu. Bisa dibilang plot akhir cerita bisa ditebak ketika pertengahan cerita. Awal cerita gue masih meraba-raba asal-usul kenapa Charlie begitu suka dengan koleksi robot-robot. Sampai pertengahan baru lah gue mengerti kenapa dia melakukan hal tersebut. Scoring dan pengisi soundtrack di film ini bisa dibilang bagus-bagus semua loh. Sayangnya gue bukan pecinta musik banget jadi gak tahu nama penyanyi dan judul lagunya *sigh*.
Sinematografi dan visualisasi dan pergerakan robot disini terlihat cukup baik kemasannya secara keseluruhan. Gue malah mengira ada orangnya di dalam robot saking seperti manusia saja yang juga memiliki perasaan. Aksi berantem robot disini bisa dibilang yang paling gue tunggu, dan hasilnya gue puas dengan aksi pertarungan robot dengan robot atau robot dengan hewan sekalipun. Para pemain disini bisa dibilang cukup berkarakter dengan baik. Dimulai dari pemain pendukungnya dahulu, Olga Fonda, Farra Lemkova, sebagai salah satu lawan dari Max dan Charlie disini, selain parasnya yang cantik dan gemesin disini karakternya sebagai cewek antagonis paling berkesan menurut gue di film ini.
Pemain cewek lainnya yaitu Evangeline Lilly bisa dibilang terlihat agak Cuma sebagai tempelan saja di film ini, walaupun dialognya lebih banyak dibandingkan Fonda, tapi kekuatan karakter dari dirinya kurang terlihat dengan baik. Chemistry dirinya dengan Hugh Jackman pun terlihat kriuk alias garing. Hugh Jackman disini bisa dibilang terlihat agak berbeda karena ciri khas dari seorang wolverine yang begitu kuat harus berubah dari segi penampilan rambut dan gerak-geriknya sebagai Charlie. Karakter dirinya disini tidak terlalu baik tapi tidak buruk-buruk amat alias biasa saja. Nah, kalau Dakota Goyo, yang pernah bermain sebagai Thor muda, berhasil mencuri perhatian gue dengan sikap keras kepala dan kegigihannya menjadi seperti sang ayahnya. Chemistry ayah anak diantara mereka berdua pun terlihat baik penampilannya.
Baiklah, akhir kata Real Steel sebuah film yang menghibur secara keseluruhan. Disini selaina danya pertarungan seru antar robot-robot yang digerakkan oleh tangan manusia dengan mesin tapi juga ada keterikatan keluarga yaitu hubungan antara ayah dan anak yang begitu kuat. So tunggu apalagi untuk menyaksikannya mulai hari ini di bioskop kesayangan anda! Selamat Menonton. :Salam JoXa:
3,5/5
Trailer:
Komentar
Posting Komentar