Review: Lovely Man (2011)


Bagaimanakah perasaan lo jika tahu ayah sempat bermain bersama lo sampai usia 4 tahun, kini berpisah sampai di usia lo 18 tahun dan mengetahui ayah lo itu seorang waria? Nah itulah yang dirasakan oleh gadis remaja yang baru saja lulus SMU, Cahaya. Cahaya memutuskan kabur dari rumahnya untuk menemui ayahnya yang menurut info bekerja dan tinggal di Jakarta. Setiba di Jakarta, dirinya mendapatkan tempat ayahnya tinggal dan ternyata bekerja sebagai seorang waria. Pertama bertemu dengan Ipul atau Saiful, ayahnya, Cahaya kaget harus mengetahui kenyataan ini semua. Setelah tujuannya kelar bertemu dengan ayahnya ternyata dia memiliki tujuan lain untuk menyakinkan dirinya dari sang ayah untuk menjalani kehidupan.

Sebuah karya pertama kali bersama istri dari seorang Teddy Soeriaatmadja setelah meminang Raihaanun Soeriaatmadja pada tahun 2007 silam setelah hasil cinta lokasi di produksi filmnya terdahulu Bada Pasti Berlalu. Berawal dari niatnya membuat film pendek tapi ternyata Lovely Man kini dibuat dalam versi panjangnya. Jika dilihat dari ceritanya, gue sih tidak masalah secara pribadi dengan unsur LGBT di dalamnya karena di saat gue enjoy terhadap film itu dan ceritanya kuat ya kenapa tidak untuk menontonnya. Belum lagi film ini menghadirkan pemain-pemain yang cukup kuat karakter di dalamnya.

Donny Damara, yang terakhir kali gue lihat di Minggu Pagi di Victoria Park kini berubah drastic menjadi seorang waria. Kualitas akting Donny rasanya harus diperhitungkan lagi buat Aktor lainnya yang sering tampil di Layar lebar. Menurut gue, Donny mampu bermain dengan baik sebagai seorang waria yang menggunakan kostum dan kebutuhan wanita dan paling penting adalah high heels yang kurang lebih sampai 10 cm tersebut. Logat bicara Donny ketika menjadi ipul dan saiful pun terlihat cukup ada perbedaannya. Raihaanun disini terlihat lumayan baik dan manis dilihat walaupun sudah berkeluarga sekalipun. Sosok keibuan dari dirinya tidak begitu terlihat, jadi untuk peran sebagai anak yang baru lulus SMU rasanya cocok-cocok saja buat dirinya.

Nah dari segi cerita, Lovely Man memberikan warna baru di perfilman Indonesia ya kalau menurut gue. Yang cukup disayangkan dari film ini kayaknya dari segi teknis film ini. Memang sih film ini yang awalnya untuk film pendek dan pastinya dengan budget seminim mungkin. Tapi alangkah lebih baik tetap mengutamakan keindahan gambar, karena gue cukup tidak begitu jelas dengan pengambilan gambar yang hampir 80% mengambil setting malam hari. Masalah timeline yang agak mengganggu disini sebenarnya agak “lucu” dan tidak masuk akal juga sih. Sebut saja masalah bus transjakarta yang beroperasi diatas pukul 11 malam padahal dalam dialog itu sudah jam diatas jam 11 dan sebelum sholat subuh. Akan tetapi yasudahlah gue memaklumi saja masalah ini.

Sebagai film yang berada di opening Q Film Festival 2011, Lovely Man bisa dibilang sebagai tontonan yang menarik sepanjang durasi kurang lebih 85 menit. Sebagai film yang ada unsur LGBTnya rasanya film ini tidak terlalu vulgar kok. Semoga saja nanti jika masuk LSF ketika sebelum ditayangkan di bioskop tidak mengalami kendala perpotongan-perpotongan adegan lagi karena pasti akan merusak suasana film ini. Sebagai film yang ada hubungan erat antara ayah dan anak bisa jadi film ini sebagai film inspiratif dan siapa tahu gambaran dari sisi lain gemerlapnya ibukota Jakarta ini. Sebagai info tambahan saja Donny Damara berhasil mengalahkan Andy Lau di ajang Asian Film Awards ke-6 sebagai Aktor Terbaik di film ini yang digelar di Hongkong pada 19 Maret 2012 lalu. So tunggu apalagi untuk menyaksikan film berkualitas ini di bioskop kesayangan anda mulai tanggal 10 Mei 2012! :Salam JoXa:

3,5/5

Trailer:

Komentar