Di kota kecil Goa, Maharashtra penegakan keadilan terhadap suatu koruptor sangatlah kurang. Siapa yang btidak berpihak pada koruptor tersebut maka dirinyalah yang paling teraniaya dan terkucilkan karena tidak ada yang membelanya. Terbukti dengan Inspector Rakesh Kadam yang menjadi korban bunuh diri atas teraniaya dan terkucilkan tersebut. Beberapa bulan kemudian, kota tersebut didatangkan seorang sub-inspektur polisi, yang bernama Singham ditugaskan disana. Singham memiliki prinsip bahwa sesuatu yang salah harus diadili tanpa pandang bulu sekalipun. Suatu hari, Kavya Bhosle, salah satu penduduk kota tersebut diserang preman-preman pasar bersama kakek dan saudaranya. Kavya tidak tinggal diam, dia langsung mengadu pelecehan tersebut kepada kantor polisi terdekat. Pertemuan dirinya dengan Singham pun dimulai sejak saat itu, sesuatu perasaan lain pun muncul dalam dirinya.
Jaikant Shikre yang notabene sebagai calon pemimpin, agak risih mendengar hadirnya Singham di kota tersebut. Di sisi lain dia melihat Singham seperti penghalang dirinya untuk memenangkan pemilu kali ini. Singham yang begitu kokoh dengan prinsip harus menegakkan keadilan pun tidak gentar untuk menghardik Shikre dan komplotannya. Shikre sendiri ternyata dikenal sebagai mantan pembunuh kelas kakap dan bisa menghabisi siapapun yang tidak menyukai dengan aturannya. Singham pun tertantang untuk mematahkan misi visi Shikre untuk memenangkan pemilu tersebut.
Singham adalah film India kedua yang gue tonton di tahun 2011 ini. Banyak yang bertanya, kenapa gue tiba-tiba nonton film India (lagi) setelah Chillar Party di bulan lalu. Dan gue pun menjawabnya juga bingung karena kalau boleh jujur gue sebelum menonton film India melihat rating film tersebut dari beberapa situs. Dan ketika gue melihat rating Singham lebih dari 7, rasa ketertarikan pun langsung muncul dalam benak diri gue untuk menonton film ini. Sebelum menonton film ini, gue melihat trailernya dahulu biar minimal tahulah sedikit ceritanya. Dan ternyata hasilnya tidak beda jauh dengan trailer, dan tidak ada sesuatu yang spesial ditampilkan Singham kali ini. Penasaran? Simak curhatan josep berikut ini.
Film arahan Rohit Shetty ini bisa dibilang tidaklah sesuatu yang istimewa lagi. Cerita yang dibuat oleh Yunus Sajawal sendiri terlihat amatlah membosankan karena akhir ceritanya gampanglah tertebak dan tidak menghadirkan twist ataupun istimewa didalamnya. Lagu dan tarian yang mengiringi film ini pun seperti tempelan saja, tanpa adanya penyatuan setting yang tepat di dalamnya. Begitu pula dengan visualisasi yang ditampilkan film ini terlihat slow motion dan lebai.
Sebagai contoh, adegan pertarungan- pertarungan yang terjadi di film ini terlihat seperti film dubbing alias sesuatu yang menggunakan efek suara tambahan. Dan yang membuat gue risih adalah disini banyaknya kepameran tubuh dari Ajay Devgn. Pertanyaan gue sederhana sih, memangnya bertarung harus ya dengan buka baju? Dengan badan berotot memangnya terlihat lebih berani?
Dari segi akting, para pemain disini bisa dibilang tidak ada masalah. Sebut saja Kajal Anngarwal yang terlihat begitu ayu dan anggun dari setiap anglenya. Karakter bengis yang ditampilkan Prakash Raj juga tidak masalah di film ini. Walaupun gue agak terganggu dengan badannya Ajay Devgn, untungnya akting beliau tidaklah begitu mengecewakan dan bisa dinikmati. Sebenarnya selain mereka bertiga, karakter-karakter lain juga banyak di film ini. Scoring, sound design dan sinematografi film ini cukup layaklah untuk dinikmati secara bersamaan. Akhir kata, Singham bukanlah film India yang istimewa karena cerita seperti itu mengingatkan gue secara pribadi dengan film-film India jaman dahulu. Dimana adanya inspektur, kepolisian, keadilan, kebencian, jatuh cinta dan kerukunan, yak semua terulang kembali di film ini. Namun demikian, semua kembali di tangan anda, :cheers:.
2,5/5
Trailer:
Komentar
Posting Komentar