Four atau Lud 4 Lud หลุดสี่หลุด bukanlah film antologi horror baru bagi negeri Gajah Putih tersebut. Sebut saja, Phobia 2 sudah membuat antologi horror sebelumnya. Cerita Four sendiri dibagi menjadi 4 bagian, yaitu Clean-Up Day, The Gift Shop For The Ones You Hate, Eerie Nights, dan terakhir Hoo Aa Gong.
Cerita pertama yaitu Clean-Up Day, menceritakan tentang 4 orang yang sedang berbincang-bincang di sebuah café salah satu pusat perbelanjaan. Pembicaraan mereka yaitu mengenai global warming, akan tetapi pembicaraan mereka mulai berubah dan berganti ke sebuah virus yang mematikan. Info tersebut didapatkan dari salah satu diantara mereka yang mendapatkannya dari internet. Usut punya usut ternyata virus tersebut dapat mematikan manusia. Dan ternyata virus tersebut bukan hanya melibatkan mereka saja, karena ternyata virus tersebut sudah diprogramkan sedemikian rupa hanya dengan mematikan telepon maka kalian akan mati.
Cerita kedua yang berjudul The Gift Shop For The Ones You Hate, menceritakan tentang bagaimana seorang pria yang baru aingkat menjadi Manager di kantornya. Jabatan tersebut ternyata tidak begitu disukai oleh salah satu karyawan di kantor tersebut. Pria tersebut tidak terlalu memperdulikannya. Hadiah demi hadiah bertaburan kepadanya, akan tetapi semua itu tidak langsung membuat dirinya bahagia karena dirinya teringat dengan kekasihnya yang mati gantung diri. Suatu hari dirinya mengelilingi toko-toko yang tidak jauh dari kantornya. Di suatu sudut gang, dia berhenti melihat poster iklan toko yang unik namanya, Gift Shop For The Ones You Hate. Dia pun penasaran untuk mengunjungi toko tersebut. Dan disana mendapatkan barang-barang yang unik untuk dijadikan bahan “kejutan” atu mematikan kepada si penerima barang.
Cerita ketiga berjudul Eerie Nights, diceritakan bahwa Song dan Nueng adalah 2 sahabat yang pernah melakukan tindakan kriminalitas. Tindakan tersebut pada akhirnya membuahkan kematian karena Song tidak sengaja menembak pemilik rumah yang sedang hamil dengan pistol miliknya. Setelah kejadian itu, mereka menjadi buronan polisi. Joe, adiknya Song, pun jadi ikutan terlibat karena mengikuti sang kakak, hingga suatu malam mereka terpaksa singgah di sebuah rumah sakit tua. Disana mereka bukannya aman terkendali, melainkan diresahkan oleh sosok misterius yang mengikuti mereka.
Cerita terakhir, Hoo Aa Gong, menceritakan sebuah keluarga yang telah ditinggalkan oleh Kakek selama-lamanya. Aneh bin uniknya, mereka bukan mengubur Kakek di tempat yang layak, mereka malah mesemayamkan jasad Kakek di salah satu kamar rumah mereka. Kekonyolan pun terjadi di rumah ini. Bagaimana tidak konyol, wong Kakeknya tiba-tiba bisa jalan sendiri, pindah-pindah. Sang Kakek sepertinya ingin mengatakan seuatu semacam surat warisan kepada mereka semua satu per satu.
Antologi Horror? Hmm rasanya tidak pantas memberikan julukan tersebut kepada Four. Bagaimana tidak gue secara pribadi tidak merasakan suasana horror sama sekali dari keempat cerita yang dihadirkan film ini. Entah apa maksud dari Ekkasith Thairath, Kongkiat Khomsiri, Phawat Panangkasiri, Chookiat Sakveerakul membuat film ini yang tidak membawakan suasana horror. Cerita pertama bisa dibilang lumayan sebagai pembuka film ini, akan tetapi entah kenapa gue melihat ceritanya seperti fiktif belaka saja. Gue tahu kalau film memang fiktif belaka, ya tapi setidaknya dibuat yang cukup masuk akal bisa dong. Nah lain lagi cerita kedua, yang menurut gue lebih ke kehidupan sehari-hari, bagaimana tentang orang yang membenci satu orang dan memberikan barang untuknya agar orang tersebut mengalami celaka. Yang unik adalah benda-benda yang dijadikan bahan “jebakan” ke orang yang dibenci bisa dibilang cukup inspiratif (*loh?!).
Kalau cerita ketiga bisa dibilang juga suatu cerita yang ke kehidupan sehari-hari, dimana inti film ini adalah kalau lo melakukan kesalahan di masa lalu, maka lo harus juga membayar kesalahan itu bahkan mempertaruhkan nyawa sekalipun. Kalau membicarakan cerita keempat rasanya pengen buru-buru menyelesaikannya karena cerita yang dihadirkan sengatlah segar dan menyenangkan sekali.
Untuk info saja nih ya, ketika gue menonton film ini di salah satu audi bioskop dicerita keempat inilah satu audi tertawa terbahak-bahak dengan adegan demi adegan yang ada di film ini. Dari ketiga cerita sebelumnya yang begitu lambat dan penuh teka-teki, serta tidak jelas mau dibawa horror atau thriller, nah cerita keempat benar-benar dibuat murni komedi. Gue malah mengkhayal kalau saja ada Tukkie di cerita keempat, pasti lebih kocak lagi film ini.
Nah, gue udah jelasin kan satu per satu cerita dari Four ini. Jadi, kalau lo memang penasaran dengan maksud dibalik poster Four ini, ya sah-sah saja untuk menyaksikan film ini di bisokop terdekat. Pesan-pesan yang dihadirkan film ini cukup banyak kok, ya tapi jangan berharap kalau film ini bakal seheboh Phobia 2 yaaa karena itu tidak akan mungkin sama sekali! #eh *spoiler* :cheers:
2/5Trailer:
Komentar
Posting Komentar