Pergaulan anak muda di jaman modern kali ini bisa dibilang banyak yang sudah melampui batas aturannya. Batas-batas tersebut dilampaui bahkan hingga menyebabkan mereka ada yang terjebak di dunia obat-obatan terlarang bahkan hamil atau making love sebelum menikah. Begitu pula yang diceritakan oleh film Ecstasy berikut ini. Dimana diceritakan seorang ibu yang begitu protected terhadap kedua putrinya. Dirinya tidak mau anaknya sampai terlalu bebas pergaulannya. Akan tetapi, langkah tegas dan berbagai larangan disana-sini tidak membuat kedua putrinya takut kepadanya. Dianna dan Chantel pun semakin merajalela pergaulannya hingga pada akhirnya mereka berdua terjebak dalam kehidupan obat-obatan terlarang. Efek samping pun mereka alami, salah satunya adanya penyakit misterius yang hinggap di tubuh Dianne. Usaha untuk melepaskan penyakit tersebut dan tetap hidup dengan menutupi semuanya itu dari ibunya pun dimulai.
Okei sepertinya booming film ini tidak begitu terdengar di kalangan film baik di Hollywood atupun di Indonesia. Di salah satu situs yang biasa menghadirkan rating pun belum memberikan rating terhadap film ini, padahal tanggal rilis film ini sudah beberapa bulan lalu. Dan review kali ini pun gue rasanya juga tetap tidak melakukan spoiler terhadap film ini walaupun tidak kurang begitu didengar juga di kalangan pecinta film. Simak curhatan josep berikut ini.
Dengan mengambil tema obat-obatan terlarang bisa dibilang jarang ya untuk sebuah film, apalagi di dalam cerita tersebut ada efek samping semacam penyakit misterius yang dialami oleh si pemain utama tersebut. Kalau cerita tentang obat-obatan sendiri sebenarnya sudah tidak asing lagi di dunia perfilman, apalagi di perfilman Indonesia hampir 85% filmnya berbau tentang obat-obatan terlarang yang berakibatkan hamil di luar nikah, pembunuhan dan pemerkosaan. Arahan sutradara dari seorang yang biasanya terlibat di bidang lighting di film-film (X-Men, Silent Hill), kali ini terjun menjadi menjadi seorang sutradara dan sekaligus penulis skenario film Ecstasy dengan bantuan Raymond H. Law, yang menjabat sebagai produser film ini.
Cerita yang dihadirkan memang terlihat kuat untuk tetap fokus di bidang obat-obatan terlarang, akan tetapi yang cukup disayangkan adalah film ini terlihat sekali terlalu maksa dan tidak memberikan sesuatu yng “wow” atau “memorable”. Agak cukup disayangkan juga sih konflik masalah penyakit yang ditampilkan film ini terasa kurang greget dengan fakta-fakta yang ada. Dari segi pemain, bisa dibilang tidak semuanya cukup terkenal, akan tetapi ada beberapa pemain yang notabene sudah memiliki pengalaman sebelumnya di dunia perfilman.
Sebut saja, Elisa King (Percy Jackson) dan Charlie Bewley (Eclipse dan New Moon). Sisanya seperti David J. Philips, Ashley McCarthy, dan Christy Andersen. Kehadiran mereka sendiri bisa dibilang tergolong aman-aman saja, mungkin yang cukup menarik disini adalah peran dari Ashley MecCarthey yng cukup terlihat lebih baik pembawaan emosionalnya dibandingkan yang lain.
Dengan mengambil tema dan judul yang berhubungan dengan obat-obatan terlarang, tidak langsung membuat film ini terasa menggurui penonton. Penyampaian pesan yang jelas bisa ditarik dari film ini. Walaupun balik lagi film ini kurang begitu membawa sesuatu yang berkesan dan gampang dilupakan begitu saja setelah menonton film ini. :cheers:
2/5Trailer:
Ecstasy 2011 movie Trailer from Lux Film Co. on Vimeo.
Komentar
Posting Komentar