Ada Apa Dengan Pocong (2011)

Boy, Hary, Wawan dan Tedi adalah 4 sahabat karib yang beda kampus. Mereka diteror oleh pocong dimana pun dan kapan pun mereka berada. Ketakutan mereka akhirnya tidak bisa ditahan lagi, hingga pada akhirnya mereka meminta bantuan kepada dukun sakti bin budeg dan bolot. Ternyata bantuan dukun sakti tersebut, tidak menghasilkan sesuatu yang berguna. Tedi dan Hary malah menjadi korban kekerasan oleh si pocong tersebut hingga mereka harus dirawat di Rumah Sakit. Ririn dan Mirna, yang merupakan teman kost Boy dkk curiga dengan sesuatu yang dirahasiakan kepada mereka. Akhirnya, Boy menceritakan semua rahasia mereka ke Ririn dan Mirna. Ririn dan Mirna pun kaget mendengar berita tersebut, dan tidak menyangka kalau misteri kehilangan teman kampusnya, Lastri adalah ada hubungannya dengan teman kost mereka sendiri.

Sebuah karya Cisca Doppert terbaru setelah hampir 5 tahun tidak membuat film. Film terakhir beliau yaitu Gotcha di tahun 2006. Kini, Cisca, yang dikira Nayato oleh khalayak ramai namun sebenarnya itu tidak benar sama sekali, kembali dengan karya terbarunya Ada Apa Dengan Pocong. Pasti pertama kali di pikiran lo membaca judul film ini adalah “Sekuel Ada Apa Dengan Cinta?”, “Parodi AADC??”, dll. Biarlah semua pendapat masyarakat berasumsi dengan judul film terbarunya Cisca ini karena beliau disini mencoba untuk berdiri sendiri dan berkarya tanpa naungan Nayato dibalik adanya film ini. Dan, bagaimanakah hasil keseluruhan film ini? Simak curhatan josep berikut ini.

Sebelum gue mereview, gue disini mencoba melupakan film-film Nayato dahulu karena gue tidak mau mencampuradukkan ataupun membandingkan antara Cisca dengan Nayato. Okei, dari segi cerita yang ditulis Ule Suleman, menurut gue secara pribadi, Ada Apa Dengan Pocong memiliki cerita yang cukup lumayan bagus maksud tujuannya karena minimal nyambunglah dengan maksud judul filmnya. Dengan penyampaian yang cukup jelas di awal, dan tidak adanya twist yang tidak penting. Eits, tunggu dulu… Itu semua cuma gue rasakan di 15 menit pertama saja. Karena setelah 15 menit pertama, gue sudah bisa menebak endingnya seperti apa dan ternyata tebakan saya hampir mendekati benar.

Cerita yang sudah cukup nyambung dengan judulnya, mulai terasa maksa bin aneh setelah 15 menit pertama. Keanehan tersebut antara lain, pertama dari genre. Gue tahu maksud film ini memang untuk menghibur alias film bergenre komedi, namun yang cukup amat mengganggu adalah ketidaksinkronan musik yang pas untuk genre ini sehingga penonton mulai terasa bosan dengan film ini. Kalau memang mau komedi, ya musik-musik horror yang membuat kuping sakit jangan dipasang dong. Perpindahan scoringnya pun cukup cepat sekali, baru saja memasuki drama eh tiba-tiba musiknya berubah menjadi horror dan terus berubah komedi. Tidak fokus! Selain genre, yang kedua adalah pemain. Pemain disini terasa sekali tantangannya, bagaimana tidak menantang. Zacky Zimah diharuskan memerankan karakter gagap yang menderita penyakit Asthma/sesak napas. Jerry Likumahuwa yang berperan sebagai cowok budeg dan ditindas oleh teman-temannya karena kebudegannya itu. Dallas Pratama kembali dengan akting yang menurut gue sama biasa saja dengan aktingnya di film dahulu (Serigala Terakhir), namun disini dia terlihat lebih penakut. Raymond tetap dengan badan berototnya dan muka bloonnya. Dan menurut gue dia bisa menjadi kandidat aktor terburuk di tahun 2011. Untuk kali ini, gue minta maaf kepada Joanna Alexandra dan Monique Henry karena gue tidak berkomentar banyak untuk kalian, secara kalau boleh jujur peran kalian disini tidak membawa efek yang lebih terhadap jalan cerita film ini. Kalaupun Boy tidak cerita kepada kalian pun pasti mereka juga ketahuan dan ngaku juga kepada polisi.

Oh iya selain judulnya cukup menjual, disini juga terdapat berbagai macam scene yang baru dan cukup menjual. Lo mau lihat kuntilanak ala iklan provider? Atau kuntilanak lagi pegang gergaji mesin ala film chainsaw (kalau gak salah judulnya itu)? Atau pocong yang merespon interaksi dari orang di sekitarnya. Buat mbak Cisca gue boleh ancungin jempol buat sinematografinya yang bisa dibilang terjaga dengan baik dari awal hingga akhir. Tidak gelap atau tidak terlalu menyilaukan mata. Ya selebihnya, lo saksikan saja sendiri film Ada Apa Dengan Pocong mulai tanggal 23 Juni di bioskop kesayangan anda. Pastikan orang disebelah lo sebelum dan sesudah menonton film ini adalah manusia, siapa tahu kan berubah jadi pocong… :cheers:


Trailer:

Komentar