Kehilangan adalah sesuatu yang tidak diinginkan oleh semua orang. Apalagi kehilangan seorang anak satu-satunya pasti akan menjadi sesuatu kehilangan yang sangat mendalam bagi semua orang tua. Begitu pula dengan Becca dan Howie yang begitu kehilangan anak lelaki semata wayang mereka, Danny berusia 4 tahun yang tertabrak mobil ketika mengejar anjing miliknya. Becca menjalani kehidupan begitu penuh sensitive kalau berhubungan dengan sesuatu anaknya atau barang kesayangan anaknya. Dia terlihat begitu tidak rela atas kenyataan hidup yang dia alami. Bahkan dirinya sudah merasa bahwa Tuhan lah penyebab semua ini. Sang ibu, Nat bisa mengerti keadaan Becca karena dirinya telah mengalami hal yang sama ketika anaknya yang tidak lain kakak dari Becca. Namun Becca tetap membedakan semua itu dengan apa yang dialaminya saat ini.
Suatu hari, Becca ketika menyetir mobil melihat sebuah bus sekolah dan matanya tertuju pada seorang anak lelaki yang sekitar usia remaja pada umumnya. Anak itu, bernama Jason. Jason awalnya tidak masalah diikuti Becca tapi dirinya penasaran dengan maksud dan tujuan Becca selama ini mengikuti dirinya. Becca pun akhirnya berinteraksi langsung dengan Jason dan mereka kelihatan semakin akrab. Di sisi lain, Howie begitu membutuhkan kehadiran sosok Becca yang dahulu. Namun semua itu dilimpahkan kepada salah satu kawan perempuannya di tempat pertemuan para orang tua depresi. Howie merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan Becca, hingga akhirnya dia mengetahui bahwa Becca ternyata sedang dekat dan begitu menyayangi Jason seperti anaknya sendiri. Howie mencoba membuka mata Becca dan belajar menerima kenyataan dari semua yang telah terjadi selama ini.
Rabbit Hole sebuah film drama keluarga yang penuh depresi dan kegalauan dari orang tua. Sebenarnya yang mengalami seperti Becca dan Howie bukan mereka karena terbukti di setiap pertemuan yang mereka lakukan terdapat juga orang tua yang senasib dengan mereka. Tapi, film ini lebih terfokuskan dengan kehidupan cerita Becca yang kehilangan anak semata wayangnya. Cerita film ini bisa dibilang kalau ditelusuri lebih dalam sebenarnya sebuah drama yang menyentuh dan penuh emosional. Bagaimana kehilangan orang yang disayangi dan dicintai tersebut bukanlah hal yang mudah untuk dijalani oleh setiap orang.
John Cameron Mitchell sebagai sutradara berhasil membuat film ini menjadi sebuah tontonan yang menarik. Yang disayngkan dari film ini adalah lambatnya alur yang dibawakan, jika film ini lebih membawakan emosional dari seorang ibu dan ayah yang kehilangan anaknya pasti lebih baik lagi kualitas film ini. Terbukti Nicole Kidman saja yang terlihat begitu all-out dalam berakting di film ini. Sebagai ayah, Aaron Eckhart terlihat tidak begitu mengimbangi permainan akting dari Nicole. Jadi terlihat banget kejomplangan antara mereka berdua. Sebenarnya peran dari Ibu Nat, Dianne Wiest sudah sedikit terlihat yang begitu merasakan kepedihan Becca. Tapi sayangnya dia tidak begitu tergali di film ini.
Dengan adanya 16 penghargaan nominasi yang diraih Rabbit Hole di kancah perfilman internasional, sudah membuktikan bahwa film ini layak untuk ditonton, dan ternyata memang pantas dengan apa yang diterima setelah menonton film ini. Permainan emosi dari seorang Nicole Kidman berhasil dilakoni dirinya dengan baik. Walaupun skenario yang dibuat David Lindsay-Abaire ini terlihat begitu lambat dalam ceritanya tapi tidak terasa cepat juga walaupun durasi film ini hanya 89 menit. Walaupun Rabbit Hole terasa basi di bioskop tapi salah satu nominasi Oscar ini layak untuk ditonton kembali sekalipun sudah menontonnya di DVD. Selamat menonton. :cheers:
3,5/5Trailer:
lambat gimana dah...namanya juga drama mau diapain?mau diseru2in? low aje kali yg kaga ngerti film. review juga samaan semua. ,,,
BalasHapusngasal bgt sih ckckckckckkckckc
Posting ini telah dihapus oleh penulisnya.
BalasHapus@anonim maaf ya ini pendapat saya jadi itu hak saya untuk bilang film ini lambat atau tidak. Tidak semua film bergenre drama itu beralur lambat. Dan ini juga bukan masalah mengerti atau tidak soal film. Disini saya cuma beropini tentang film yang saya tonton. Masalah review sama itu jelas tidak mungkin. Masa review film Nayato sama dengan film Hanung Bramantyo?! Berarti anda yang tidak mengerti film. Terima kasih.
BalasHapus@diniagustan eh iya kk trnyata ada yg berantakan. Nanti saya betulkan deh.. Ngereviewnya pagi2 buta sih. Kalo kelamaan gak direview suka lupa ceritanya.. Makasih kk buat sarannya.
BalasHapusapa banget deh. zzzzzzzz
BalasHapusjadi inget kelinciku yang ilang dua tahun yg lalu :(
BalasHapus