Kehilangan orang yang disayangi pastinya akan selalu membekas kenangan-kenangan yang sulit untuk dilupakan begitu saja. Apalagi kalau orang kesayangan itu adalah anak darah daging kita sendiri. Orang tua mana yang tidak begitu sedih mendalam ketika tahu anak kesayangannya harus mati muda secara tragis. Beberapa poin tadi adalah sebagian kecil cuplikan film The Greatest. Untuk lebih jelasnya, simak kata demi kata curhatan josep berikut ini.
Bennet dan Rose adalah sepasang kisah anak muda yang sedang berbunga-bunga asmara. Ikatan percintaan mereka begitu romantis, hingga harus mengorbankan nyawa salah satu diantara mereka. Bennet dan Rose mengalami kecelakaan dahsyat di pinggir jalan oleh sebuah truk dengan kecepatan yang cukup tinggi, sehingga mengakibatkan Bennet harus kehilangan nyawanya. Orang tua Bennet, Allen dan Grace, yang mendengar kabar tersebut langsung kaget bagaikan petir di siang bolong. Begitu pula dengan adik Bennet, Ryan, seorang pemadat, yang begitu terpukul kehilangan abang yang disayanginya. Grace merasa ada sesuatu di balik semua kematian anaknya itu, dia menyalahkan Rose yang menjadi penyebab semua ini. Rose hingga mencari tahu detik-detik kematian anaknya sampai ke Rumah Sakit tempat Supir Truk tersebut yang dirawat disana. Suatu hari, Rose mendatangi rumah keluarga Bennet, disana dia bertemu dengan Allen. Dia menceritakan semuanya hingga kabar kehamilan dirnya yang sudah menjajaki bulan ketiga. Grace yang mengetahui kehamilan itu, tidak begitu meresponi dengan sukacita. Problematika-problematika Allen dengan Grace pun semakin memanas apalagi ketika Rose tinggal di rumah mereka. Rose yang sedang mengandung benih Bennet harus tegar mendapat tekanan demi tekanan dari Grace.
Kisah yang diangkat film ini bisa dibilang lumayan untuk kategori film drama romantis. Cerita yang dihadirkan sebenarnya tidak asing lagi, akan tetapi gue secara pribadi judul film tersebut. Kisah problematika-problematika setelah ditinggali orang yang disayangi dan harus menanggung sebagai single parents adalah inti cerita dari film ini. Tentu saja pemilihan pemain pun tidak boleh sembarangan. Beruntunglah Shana Feste, yang disini sebagai sutradara dan penulis film ini, mendapatkan pemain-pemain yang walaupun tidak banyak membintangi film-film akan tetapi mereka memiliki kualitas akting yang di atas rata-rata.
Mari kita bahas satu per satu pemain-pemain utama film ini. Kita lihat bagaimana Carey Mulligan disini bermain cantik dan bisa mengatur emosi penonton terhadap karakter yang diperankan. Jika dibandingkan di Wall Street 2, disini dia bermain terlihat jauh berbeda dan naik kelas 1 tingkat. Selain Carey yang mampu mengatur emosi penonton, Susan Sarandon pun disini tidak kalah untuk memacu emosi penonton. Dimana karakter dia disini, begitu cukup sulit untuk diperankan. Dia harus merasakan bagaimana kehilangan anak kebanggaannya, rasa sakit dan luka yang begitu mendalam serta sulit untuk memaafkan orang yang berada di sekita kematian anaknya. Untuk info saja nih, Carey dan Susan sebenarnya pernah bermain bersama di film Wall Street 2 (2010) silam. Pierce Brosnan, yang mendapatkan karakter sebagai ayah disini, sepertinya tidak begitu terlihat bagaimana lukanya kehilangan seorang anak seperti istrinya (pernah cuma beberapa kali saja).
Komentar
Posting Komentar