Review: Poconggg Juga Pocong (2011)

Pocong? Siapa coba tidak mengenal nama ini. Nama salah satu dari kumpulan kaum dunia lain ini sepertinya paling hits diantara teman-teman lainnya. Lihat saja, nama dia begitu sering digunakan untuk judul film-film Indonesia, belum lagi kekerasan dalam rumah tangga pocong pun terjadi di setiap film pocong, dan yang paling penting adalah followers pocong di twitter yang dikenal dengan @poconggg sudah melebihi 1 juta. Hmm cukup menarik bukan? Sepertinya nama pocong bener-bener memberikan rasa tersendiri bagi penggemarnya. Poconggg pun tidak berhenti berkarya begitu saja, buku yang sudah dia terbitkan tahun ini menurut berita cukup laris di pasaran. Dan,,, sekarang poconggg memantapkan hati membuat sebuah film yang menurut bukunya tersebut.

Dimas seorang cowok yang bisa menarik perhatian banyak wanita. Di masa SMUnya pun ketika dia masih menjalin hubungan dengan kekasihnya, dia tertarik dengan wanita lain yang bernama Sheila. Sampai pada akhirnya, Dimas memutuskan untuk lebih fokus menjalin PDKTnya dengan Sheila. Waktu terus berjalan seiring dengan terjalinnya keakraban hubungan mereka. Sampai pada suatu hari, Dimas harus mengalami kecelakaan tragis dan merenggut nyawanya ketika sedang bersama Sheila.

Dimas pun berubah menjadi poconggg dan langsung berbeda dunianya dengan Sheila. Di dunianya, poconggg berjumpa dengan kawan-kawan baru yaitu genk pocong gaul, kunti, dan kumpulan setan lainnya. Di sisi lain, poconggg masih menaruh hati kepada Sheila karena perasaannya belum ditumpahkan sepenuhnya ketika dirinya masih hidup. Begitu pula sebaliknya dengan Sheila yang juga merasakan hal yang sama.

Yak poconggg pun semakin mantap saja berkarya dan eksis. Bisa dibilang gue adalah salah satu pembaca buku novel Poconggg juga pocong. Ketika membaca buku tersebut bisa dibilang rasa gelak tawa yang gue rasakan tidak begitu banyak karena gue merasa buku tersebut kurang lucu ah. Malah terlihat agak absurd dan garing, belum lagi banyaknya perikop-perikop di buku tersebut. Ketika tahu film ini akan dirilis menjadi sebuah film, pertanyaan gue cuma satu. Apakah sang penulis berhasil membuat film ini dengan pembawaan cerita yang baik? Karena cerita dari novel tersebut saja sudah lompat-lompat dan terlalu banyak dibahas. Untuk dibuat menjadi film nanti kemungkinan agak susah kalau tidak menemukan penulis yang tepat. Ya itu menurut gue sih.

Untungnya Maxima Pictures berhasil menemukan seorang penulis yang mengawali karirnya sebagai movie reviewer, dan kemudian terjun di dunia penulis skenario, dan bisa dibilang cukup rapi dibuatnya film ini. Haqi Achmad, sang penulis film poconggg juga pocong yang membantu juga arief Muhammad, bisa dibilang memberikan warna baru dan segar tersendiri bagi dunia poconggg. Ketika mendengar nama poconggg pasti kalian langsung mengira seram, bakal disiksa sama pemainnya, ataupun absurd bahkan jelek. Nah, di film poconggg juga pocong semua dihadirkan dengan begitu indah, cukup sedikit lucu, dan romantis.


Alur film ini bisa dibilang cukup aman dan tidak mengganggu. Baik dari editingnya pun juga terlihat cukup rapi dibuatnya. Tim artistik sendiri bisa dibilang produksi Maxima Pictures terbaik tahun ini. Bukan apa-apa ya, sepanjang film mata gue sangat dimanjakan dari artistik film ini. Sinematografi dan pengambilan gambar pun tidak kalah jauh menarik. Begitu pula dengan pengisi soundtrack ataupun balutan irama scoring yang menyelimuti bagian-bagian tertentu dari film ini cukup baik. Walaupun pengisi soundtrack sendiri terlihat seperti anak bawang yang tidak banyak hadir.

Genre yang ditetapkan dari film Poconggg juga pocong sendiri adalah sebuah film komedi romantis yang tidak ada unsur Horror yang menakuti-nakuti sama sekali. Nah, sayangnya unsur komedi yang dihasilkan bisa dibilang tidak sepenuhnya bisa gue rasakan di film ini. Bisa dibilang 60% saja lucunya tapi sisanya kelewat garing. Kegaringan itu bisa dibilang terletak pada Rizky Moci yang entah kenapa unsur humor yang biasa dia buat kok agak hilang ya disini.

Nycta Gina yang dikenal dengan “Jeng Kelin” ini bisa dibilang yang membuat rasa humor terbangun di film ini. Namun porsi dirinya rasanya cukup kurang ya kalau menurut gue secara pribadi. Ajun Perwira sendiri bisa dibilang memiliki karakter yang cukup pas sebagai poconggg galau dan resah serta gelisah yang cintanya belum tersampaikan. Saphira Indah sendiri yang dulu sempat dikenal di Eiffel I’m In Love kini semakin beranjak dewasa, cantik dan bermain cukup baik di film ini.

Rasanya fenomenal poconggg tahun ini bisa dibilang agak cukup terbayarkan melalui film ini. Disini banyak sentilan ataupun pelajaran yang bisa dipetik dari film ini. Contohnya kalau memang lo suka sama ya jangan kelamaan untuk mengutarakannya kepada orang tersebut. Selain itu, di saat lo galau tips dari poconggg untuk mandi dibawah shower rasanya bisa diikuti karena dengan itu perasaan lo bisa diungkapkan disana. Ketawa dan tangis bisa tercampur jadi satu disana.

Akhir kata, film yang disutradarai Chiska doppert ini bisa dibilang film terbaik beliau selama ini. Banyak banget kelebihan dari film ini yang tidak gue sangka-sangka. Diantaranya dari segi artistic, sinematografi dan juga scoring. Dan yang paling penting adalah cerita yang disadurkan dari sebuah buku ini cukup berhasil dibuat penulis Haqi Achamad, walaupun tidak 90% terlihat baik karena ada bagian yang kurang greget. Namun sebagai langkah debutnya di dunia perfilman, rasanya hal tersebut bisa dimaafkan dan cukup layak ditunggu hasil script film-film selanjutnya kelak. Jika kalian haus drama komedi romantis yang mengandung poconggg, film ini cukup layak untuk kalian nikmati. :Salam JoXa:

2,5/5

Trailer:

Komentar