Review Film Indonesia Dua Garis Biru (2019)

Film bertemakan sex education nampaknya langka di Indonesia. Jangan langsung berpikir terlalu jauh kalau sex education yang gue maksud ke arah negatif. Dengan mengambil tema tentang pernikahan dini dengan 2 background keluarga yang bertolak belakang menjadi ide menarik dari Dua Garis Biru. Pasangan muda, Bima dan Dara sedang mengalami masa-masa jatuh cinta yang bergejolak hingga akhirnya khilaf di sebuah ranjang. Setelah mengetahui Dara hamil, Bima dan Dara harus berhadapan dengan kedua orang tua mereka. Di usianya yang masih belia, Dara harus menghadapi beban secara dini dan apakah akan melupakan mimpinya yang ingin melanjutkan kuliah di Korea?

Film Dua Garis Biru hadir dengan konflik yang cepat tanpa embel-embel gaya pacaran Bima dan Dara secara berkala. Penonton pokoknya dihadirkan langsung ke konflik dan dikasih prolog perkenalan sebatas Bima siswa terbodoh di kelas, dan Dara siswi terpintar di kelas yang menurut gurunya memiliki masa depan yang cerah. Setelah konflik hadir, penonton baru disajikan satu demi satu keluarga Bima dan Dara. Patut diancungin jempol untuk casting director Dua Garis Biru yang begitu cerdik memilih Cut Mini dan Lulu Tobing sebagai masing-masing ibu dari Bima dan Dara. Kenapa cerdik? Karena casting director memikirkan harus menghadirkan pemain yang kuat untuk menemani rasa galaunya kedua pemain utama yang masih belia di industri perfilman Indonesia. Harus diakui penampilan Lulu Tobing dan Cut Mini mampu mendistraksi penampilan Zara JKT48 dan Angga Yunanda di Dua Garis Biru. Sungguh penampilan pemain pendukung terkuat di tahun 2019.



Membuat Angga menjadi karakter siswa terbodoh ternyata tidak hanya sebatas di awal saja, hingga akhir film Angga masih terlihat bodoh dari dialog yang dilontarkannya ketika di rumah sakit. Bodoh dan polos terkadang memang beda tipis sih pengertiannya. Jangan kalian lewatkan Dua Garis Biru di bioskop karena scene 1 long shoot yang luar biasa di UKS sangatlah menarik perhatian. Tidak akan pernah kalian temui adegan seperti di film-film Indonesia 10 tahun terakhir. Asli gue sebagai penonton hingga 3 kali masih tidak percaya itu diambil one long shoot, gue kira editornya jago ngeditnya. Selain 1 long shoot tadi, film ini terlihat tidak ingin mengajari penonton kalau kamu berhubungan badan sejak dini sebaiknya pakai alat pengaman agar tidak kebobolan, bukan itu maksudnya. Tapi kalau boleh mengutip dari dialog ibunda Dara yang mengatakan, "Kamu pikir jadi orang tua gampang? Ibu aja gagal" itu bisa menjadi pembelajaran ke depannya sebelum memutuskan kamu siap menyerahkan dirimu seutuhnya ke pasanganmu.

Semoga ke depannya Gina S Noer masih mempertahankan gaya penyutradaraannya yang asik, mengalir dan berhasil menciptakan 1 adegan long shoot yang mutakhir lagi. Melupakan lagu tema dari Rara Sekar yang berjudul Growing Up adalah hal yang mustahil. Lagunya muncul begitu menyatu dengan pengadegan film. Terlalu dini bilang Dua Garis Biru adalah salah satu 10 film terbaik di tahun 2019? Rasanya tidak lebay karena ini sudah bulan Juli dan film ini memang layak mendapat sorotan lebih di kancah penghargaan perfilman. Selamat buat semua yang terlibat di film Dua Garis Biru. Gue bangga bisa menjadi bagian dari jutaan penonton film ini.

4/5

Trailer:


Komentar