Review Film Indonesia RASUK (2018)

Hijrahnya Shandy Aulia ke produksi house film lain menjadi sorotan di tahun ini. Bagaimana tidak, konsistennya berada di bawah payung Soraya atau Hitmaker selama ini tau-tau dia bermain di bawah payung KKD atau Dee Company. Entah ini sebuah jebakan atau bagaimana, jebakan dalam arti sebenarnya diajak MD Pictures tahu-tahu akhirnya ternyata sama KKD main filmnya. Konsistensi Dee Company membuat sebuah film dengan 1-2 pemain terkenal nampaknya terjadi lagi di film Rasuk, sekarang hanya Shandy Aulia yang terkenal di film ini. Pemain pendukung lainnya masih di bawah Shandy popularitasnya. Mencoba nonton film Rasuk bisa dibilang sebuah tantangan dimana 3 film Dee Company sebelum ini yang sudah saya tonton di bioskop tergolong menjemukan dan biasa aja.

Film Rasuk ini adalah film yang unik, keunikan film ini terletak pada nama karakter-karakternya yang sungguh bikin cengok. Sebut saja Langgir Janaka, Bakula Borneo, Gank Putri Sejagad, Frasisca Inggrid, Sekar Tanjung, Abimanyu, hingga Lintang Kasih. Penjabaran nama karakter pun disebutkan secara lengkap oleh Shandy Aulia sebagai Langgir Janaka di awal film Rasuk ini. Awal film terlihat seperti video klip, hanya Shandy yang sedang gundah gulana karena kepergian ayahnya. Dia merasa kesepian karena kematian ayahnya tersebut dituduhkan ke Langgir ketika dirinya masih berusia sekitar8-10 tahunan. Untuk mengobati rasa kesedihannya, Langgir ikut ajakan dari teman ganknya Putri Sejagad untuk berlibur ke sebuah Villa yang berlokasi di Karma Rinjani. Teror pun dimulai ketika mereka memasuki akses ke tempat mereka berlibur.

Setelah mendapatkan angka penonton hanya 363 ribu saja dalam film Kembang Kantil, nampaknya KKD benar-benar sudah kontrak banyak film dengan Ubay Fox. Bagaimana tidak, film Rasuk yang dibintangi Shandy Aulia disutradarai oleh Ubay Fox. Kalau dari pemain harusnya film Rasuk mendapatkan lebih dari angka penonton Kembang Kantil, bahkan bisa mendekati film Bayi Gaib ya. Di film Rasuk, Shandy Aulia terlihat lepas dan tidak terbebani. Perannya seperti di Eiffel yaitu peran yang bodoh, bahkan di film Rasuk kebodohannya sungguh terpampang nyata. Yang cukup disayangkan yaitu tidak adanya adegan Shandy berenang seperti di film-film horor Shandy sebelumnya yang selalu berhubungan dengan adegan berenang. Di film ini jika kalian bener-bener jeli akan menemukan beberapa continuity scene yang rancu. Paling sangat kontras yang saya temukan adalah kacamata abah Langgir kenapa berubah dari hitam ketika adegan di luar rumah, ketika masuk rumah langsung berubah putih lensanya. OMG.

Rasuk ini dari novel Risa Saraswati yang ditulis kembali dalam sebuah naskah film bersama Alim Sudio. Sedikit disayangkan seorang Alim Sudio tidak melakukan andil banyak di film ini. Kamu tidak akan melihat keahlian Alim ketika bercerita sebuah film horror, bahkan cenderung tidak menyangka jika Alim ikut andil dalam naskah. Walaupun tetap ada unsur gore seperti di Kembang Kantil lantas tidak membuat film ini menjadi sebuah tontonan yang enak. Ada beberapa yang bilang kalau hantu di film ini terlihat menarik dengan kebaya, namun agak disayangkan makeupnya yang jelek. Akan tetapi menurut saya sosok hantu berkebaya di film ini pun tidak membuat rasa takut. Pertama-tama kaget karena terlalu zoom muka hantunya mungkin iya, setelah itu sama sekali tidak. Akhir kata, film Rasuk bener-bener merasuki penonton untuk melepas otak penonton sejenak untuk menikmati filmnya, namun sayangnya film Rasuk belum mampu merasuki saya agar menikmati film ini secara utuh.

1,5/5

Trailer:



Komentar

  1. Menurut saya, Alim Sudio malah melakukan perombakan cerita yang tidak perlu dan terkesan tidak mau repot membuat cerita berlapis.

    BalasHapus
  2. Padahal novelnya bagus banget. Tetapi saya agak kecewa dengan filmnya. Banyak hal yg tidak masuk akal. Seperti ibu kumala dan sekar tiba" sudah berada di kota menyusul langgir, dan banyak lainnya.

    BalasHapus

Posting Komentar