Review Film Indonesia: Bayi Gaib: Bayi Tumbal Bayi Mati (2018)


Bayi Gaib... Bayi Tumbal... Bayi Mati...


Setelah 3 kali gonta-ganti judul akhirnya rilis juga dengan judul film Bayi Gaib: Bayi Tumbal Bayi Mati dengan poster seperti di atas. Mengambil slot di tanggal setelah hari kasih sayang dan adanya film Marvell "Black Panther" di minggu yang sama, Bayi Gaib nampaknya harus berjuang untuk bertahan mendapatkan daya tarik penonton ke film ini. Dengan menggandeng dua tokoh utama Ashraf Sinclair dan Rianti Cartwright, rasanya tidak afdol menggandeng sutradara kondang yang sudah berpengalaman dengan film horor. Ya siapa lagi kalau bukan Rizal Mantovani.

Film Bayi Gaib bercerita tentang Rafa dan Farah yang baru saja pindah ke rumah baru dengan kondisi 2 berita kebahagiaan yaitu Farah akhirnya hamil setelah penantian lama dan Rafa menang bisnis dari lawannya Ronald. Kehamilan Farah sungguh misterius dan membuat Rafa bingung dengan tingkah laku istrinya. Kejadian aneh pun muncul hingga Bayi Rangga lahir, Farah mulai bingung sebenarnya bayi Rangga asli atau setan? Namun Rafa menganggap Farah hanya baby blues saja. Sebenarnya apa yang terjadi?


Setelah Gasing Tengkorak, Bayi Gaib merupakan film kedua kolaborasi antara Dee Company dengan MD Pictures dalam sebuah film horor. Dari segi cerita sebenarnya cerita ini agak mengingatkan sedikit ke film The Real Pocong karya Hanny R Saputra di tahun 2009 silam. Fyi, Ashraf Sinclair dahulu main di film The Real Pocong. Kesamaan dari kedua film ini yaitu GAIB, bedanya jika di The Real Pocong rumahnya yang gaib, namun di bayi gaib jelaslah si bayi. Agak cukup disayangkan dari seorang Rizal Mantovani mulai mengalami penurunan dari sisi horornya. Setelah Jose Poenormo yang kurang memberikan sisi horor di Gasing Tengkorak, kini Rizal Mantovani pun mulai terkena virus tersebut.

20 menit sebelum Bayi lahiran sebenarnya film ini masih tergolong aman karena lebih banyak ke dramnya. Tapi setelah bayi lahiran banyak aspek yang membuat saya gak respek terhadap film ini. Diantaranya musik yang diberikan film ini, beberapa bagian ada yang mirip dengan film horor Insidious, kemudian efek visual untuk memanjakan mata penonton pun gak enak dipandangnya. Terlebih lagi cerita menjelang akhir yang sungguh terlalu tidak menjawab rasa penasaran saya sebenarnya bayi Rangga itu anak hasil pembuahan siapa karena bapak emaknya bukan lokal, tapi kenapa anaknya pribumi dan hitam. Jika di Gasing tengkorak masih ada unsur artistik dan rumah lokasi pengambilan gambar yang enak dilihat, lain halnya dengan Bayi Gaib. Semua di film terlihat tidak baru alias basi. Rumah dari lokasi film Danur, bahkan sampai ada cerita mereka pindah rumah pun hanya pindah angle rumah saja. Bayi Gaib sungguh memaparkan judulnya secara jelas cerita serba gaib, lokasi gaib hingga pemain bayinya pun gaib.


1/5

Trailer:





Komentar