Review: Atambua 39 Derajat Celcius (2012)

Joao anak laki-laki asal Atambua yang kini tinggal bersama ayahnya. Sosok ibu sudah hilang sejak 10 tahun, referendum Timor Timur. Kedekatan antara Ayah dengan Joao tidak begitu harmonis. Suatu hari Joao bertemu dengan Nikia, gadis Kupang yang sedang berada di Atambua karena kakeknya meninggal. Impian Joao cuma satu yaitu bertemu dengan ibunya. Namun kehidupan Joao, Ayahnya dan Nikia membuat mereka harus menjalani keberagaman peristiwa-peristiwa yang harus dihadapi.

Nama Riri Riza nampaknya sudah lama tidak kedengaran dan kelihatan dari credit title perfilman Indonesia yang dibuat secara komersil. Bisa dibilang karya beliau Sang Pemimpi di tahun 2009 adalah karya terakhir beliau. Kini di penghujung akhir tahun 2012, beliau hadir dengan genre film yang unik di dalam filmnya. Untuk sebuah genre film Indonesia, film Atambua 39 Derajat Celcius bisa dibilang langka dan unik. Film seperti ini ibarat kata seperti film festival di kancah dunia International. Lain halnya dengan Sang Penari yang agak seperti film festival tapi setidaknya masih memiliki sejarah didalamnya.


Jika dibilang film dokumenter, nampaknya film Atambua tidak menampilkan sisi dokumenternya. Karena di film ini tidak ada penggunaan kamera yang dipakai orang itu sendiri untuk meliput atau mengambil gambar. Jatuhnya sinematografi film ini malah cenderung bagus dan menjual sisi indahnya pemandangan Atambua seperti apa. Alur cerita film ini pun kurang begitu baik di awal sampai pertengahan karena cenderung membosankan, namun mendekati akhir baru terasa menghiburnya film ini. Maklumlah tipe film-film festival seperti ini sangatlah jarang jika disukai masyarakat penonton Indonesia. Akan tetapi untuk mengapresiasi film Indonesia yang kelihatan bagus seperti ini layaklah untuk ditonton di bioskop. :Salam JoXa:

7,5/10


Trailer:

Komentar