Review: Dream House (2011)

Peter Ward tinggal bersama istrinya, Elizabeth, dan kedua putrinya Beatrice dan Katherine di rumah baru impian mereka sejak dulu. Di sisi lain ternyata Peter Ward adalah nama samara dari Billy Atenton, dimana beliau adalah seorang penulis buku terkenal. Ternyata sosok dari Billy memiliki pengaruh besar terhadap nasib dari istri dan anak-anaknya. Ann Peterson yang merupakan tetangga dari Peter Ward merasa curiga dengan apa yang terjadi dengan Peter karena dirinya tidak bisa menerima kalau dirinya sebenarnya Billy Atenton. Lalu apa sebenarnya misteri dari nama seorang Billy Atenton tersebut? Kenapa Peter Ward menutupi hal ini semua? Bagaimanakah nasib istri dan anak-anaknya?

Rumah impian bagi semua orang untuk tinggal bersama orang yang kita sayangi dan cintai. Tapi jika di rumah impian tersebut memiliki suatu misteri dari penghuninya pasti bukanlah menjadi rumah impian lagi. Bisa dibilang itu sebagian cerita yang mau diangkat dari film Dream House. Jika kalian pernah menonton film The Ward yang baru tayang beberapa bulan lalu film ini bisa dibilang tidak berbeda jauh. Namun yang membedakan dari gaya ceritanya dan tempat settingnya saja. Twist yang diberikan kedua film ini pun juga tidak jauh berbeda. Jadi kalau memang suka dengan The Ward ya bisa dibilang juga pasti suka dengan Dream House juga sih.

Unsur ketegangan dari film ini sayangnya tidak terjaga dengan baik, entah kenapa Dream House cenderung mengeksplorasi sisi dramanya dibandingkan sisi phycological thrillernya. Bisa dibilang juga poster film ini malah lebih jauh ada unsur tegangnya dibandingkan isi keseluruhan dari film ini. Tertipu mungkin kata yang tepat ketika selesai melihat film ini. Asal kalian belum membaca sinopsis dan terutama baca dari Wikipedia pasti bisa menikmati film ini kok. Karya skenario dari seorang David Loucka yang ini bisa dibilang terlalu biasa dan tidak memberikan kesan lebih setelah menonton ini.

Para pemain disini pun bisa dibilang yang tidak sembarangan seorang aktor dan aktris. Sebut saja nama Daniel Craig yang disini walopun terlihat tua tapi tidak menjatuhkan mentalnya untuk berinteraksi dengan pemain sekelas Rachel Weisz bahkan sebagai sepasang suami istri sekalipun. Aksi dari Rachel sebagai seorang istri dan ibu dari dua anak nampaknya cukup baik dibawakannya dibandingkan di film The Whistleblower yang terlihat sangatlah stress. Kehadiran dua anak kecil di film ini bisa dibilang yang ditunggu-tunggu dari sebuah film thriller, kali ini Taylor Geare dan Claire Geare yang beruntung mendapatkan posisi tersebut. Tapi sayangnya sosok mereka sayang sekali kurang digali karakternya jadi terkesan numpang lewat saja. Selain itu juga ada aktris Naomi Watts yang tetep prima dan cantik dengan kemampuan akting yang baik juga.

Akhir kata, Dream House tampil sebagai film physcological thriller yang kurang maksimal pembuatannya. Kalau saja unsur drama dikurangi sedikit dan lebih mendalami karakter physco pasti film ini jauh lebih menegangkan pastinya. Untungnya kehadiran nama aktor dan aktris besar di film ini menjadi alasan kuat untuk tetap menonton film ini. Tidak lupa juga visualisasi yang baik bisa dibilang poin plus dari film ini. Ya kalau kalian mengharapkan sesuatu yang menarik dan menegangkan rasanya alangkah lebih baik cepat-cepat mengubur ekspetasi tersebut. :Salam JoXa:

2/5

Trailer:

Komentar