Review: Sajadah Ka'bah (2011)

Haji Rhoma Irama, sedang berkunjung ke Lombok menggunakan mobil seorang diri dari Jakarta ke tempat kawannya Fahru sekaligus mengunjungi masjid-masjid di sana. Di Lombok tersebut terdapat kisah lama yang begitu membekas bagi seorang Haji Rhoma karena dirinya pernah bertarung dan mengalahkan Towi, yang kini menjadi pengusaha yang berusaha mengusahai kota tempat tinggal Sohiba. Sohiba adalah seorang janda satu anak yang tidaks engaja pula bertemu dengan Haji Rhoma yang ternyata membela dirinya dari kecaman Towi. Di Jakarta, anak dari Haji Rhoma, Ridho, ternyata mendapatkan tempat magang yang tidak jauh bersama ayahnya yaitu Lombok. Itu semua ternyata rencana dari pacarnya Ridho, Rara, untuk mengapply namanya di perusahaan ayahnya, Tiwo, di Lombok.

Duet bapak anak pun kembali lagi di dunia perfilman Indonesia. Setelah aksi mereka tahun lalu di Dawai 2 Asmara kini aksi Ridho Rhoma dan Rhoma Irama beraksi kembali. Cuma disini yang membedakan terletak di porsi perannya. Kalau waktu di Dawai 2 Asmara porsi Ridho lebih utama, disini peran ayahnya jauh lebih banyak dibandingkan dirinya. Di Sajadah Ka’bah rasanya bukanlah sesuatu yang menarik untuk di tonton. Bisa dibilang dengan durasi yang amatlah cukup panjang sekitar 111 menit, penonton (gue khususnya) merasa bo the ring sepanjang film dan berusaha nyaman menikmati ceritanya yang bisa ditebak dari sinopsis.

Rhoma Irama bisa dibilang tidak beda jauh sama sineas yang satu lagi itu alias Demian Dematra. Lihat saja, disini Rhoma Irama beraksi sebagai aktor, produser, ide cerita, supervisor cerita, dan penyanyi. Jadi bersiap-siaplah menyaksikan Rhoma Irama dan Ridho Rhoma bernyanyi di sepanjang film secara berpisah. Ibarat kata seperti film-film bollywood euuiiii apalagi bagian Rhido Rhoma dengan Rara pacarnya itu. Cerita yang ditulis Asep Kusdinar bisa dibilang bukanlah sesuatu yang menarik lagi, sudah tidak menarik di segi cerita, segi sinematografi yang dihadirkan film ini pun terlihat biasa saja. Rasanya agaak sangat disayangkan ya kalau mengambil lokasi jauh-jauh ke NTB tapi angle-angle yang dihasilkan terlihat sekali kurang istimewa.

Sekarang lanjut ke para pemain yuk, sebelumnya gue minta maaf kepada penggemar Rhido Rhoma. Disini sebenarnya si Ridho itu orang Indonesia atau orang luar sih? Kok belagak banget sih aksen sok britishnya ktika mengucapkan dialog pertama kali. Kalau boleh jujur gue agak annoying dan lebih annoying melihat kurangnya pencapaian maksimal karakter yang ditampilkan oleh Rhido. Tidak beda jauh dengan Rhoma Irama yang beraksi seperti pria perkasa di mata Sohibah dan bisa menghantam orang-orang dengan tangannya sendiri. Ingat umur pak, kalo memang gak bisa lagi bertarung ya janganlah ambil peran ada adegan bertarungnya -_____-.

Aktris Michella Adlen yang pernah bermain di Chika dan Sexy and The City ini bisa dibilang cukup menawan dan paling ayu di film ini (ya iyalah paling remaja mukanya dia doang -__________-). Tapi sayang sekali chemistry dengan Ridho Rhoma. Begitu pula dengan Ida Iash, chemistry dengan Rhoma Irama pun seperti anget-anget keringat ayam. Mau iya, tapi malu-malu. Akhir kata, Sajadah Ka’bah film yang berbau agama yang begitu menggurui dan jauh dari kata menarik. Gue disini malah melihat seperti hasil curhatan Rhoma Irama sendiri tentang dirinya menggaet seorang wanita dengan nyanyian, pujian, dan tarian di dalamnya. :Salam JoXa:

1/5

Trailer:

Komentar