Kentut (2011)


Patiwa dan Jasmera bersaing sebagai Bupati di kabupaten Kuncup Mekar. Misi dan Visi di setiap kampanye mereka selalu mereka pertahankan masing-masing.Persaingan untuk mendapatkan posisi terbaik mereka lakukan dengan positif. Namun nasib buruk sedang berpihak pada Patiwa, yang mengalami musibah tertembak saat melakukan kampanye. Akhirnya, Patiwa pun harus melakukan operasi dan melakukan perawatan intensif dari Dokter Kepala beberapa hari ke depan karena Patiwa belum mengeluarkan Kentut setelah operasi. Kepanikan pun dirasakan tim kampanye dari Patiwa karena pemilihan kursi Bupati tinggal menghitung hari. Irma yang merupakan tim sukses Patiwa melakukan berbagai cara agar Patiwa bisa mengeluarkan kentut dengan segera.

Sebuah film drama satir yang terbaru dari seorang Aria Kusumadewa, yang pernah dikenal dahulu dengan film yang penuh kontroversial, Identitas. Sepertinya Aria hobi membuat film dengan penuh kontroversial. Bagaimana tidak, Identitas yang mendapatkan film terbaik mendapatkan pro dan kontra. Lalu film terbarunya kini yang berjudul Kentut, sepertinya kembali menuai pro dan kontra. Pertama, film Kentut baru terdengar bakal ditayangkan beberapa hari sebelumnya. Kedua, judul yang singkat dan terkadang membuat ambigu. Ketiga, cerita yang dihadirkan film secara keseluruhan terlihat menyentil pemerintah. Lalu apakah poin ketiga tersebut betul-betul dibuat sematang mungkin oleh seorang Aria Kusumadewa?

15 menit pertama gue merasa bosan dan jenuh bahkan sampai tidak suka dengan jalan cerita film ini. Bagaimana tidak gue seperti melihat layaknya debat capres di televisi swasta tapi ini dibuat sedemikian lebai dan maksa banget. Belum lagi jalan cerita setelah 15 menit pertama terasa drama sekali. Kalau boleh jujur sebenarnya film Kentut itu ibarat acara debat kampanye dengan jalan cerita seperti sinetron. Cerita yang dihadirkan setelah 15 menit pertama terasa mudah ditebak bagaimana akhir cerita film ini. Tanpa adanya konsentrasi mendalam dapat lo lakukan ketika menonton film ini. Jadi jangan merasa takut atau ketinggalan cerita kalau lo menyempatkan diri untuk ke toilet atau sekedar membeli popcorn/cemilan lainnya terlebih dahulu. Kalau dari pesan sendiri, pesan atau sentilan-sentilan yang dihadirkan film Kentut masih terlihat mentah dan kurang greget untuk menyentil permasalahan di kancah pemerintah.

Para pemain yang bermain disini juga terlihat terlalu dipaksakan untuk berperan disini. Mari cek satu per satu para pemainnya. Yang paling gak penting sama sekali yaitu Deddy Mizwar, entah kenapa gue merasa sosok beliau tidak amatlah penting di film ini. Bagaimana tidak dengan penampilan beliau layaknya pemain OVJ atau Lenong yang kelas amatir. Begitu pula Keke Soeryo yang menjadi Patiwa yang terlihat kaku sekali pelafalannya dan ekspresi yang ditampilkan ada yang tidak menunjukkan kewibawaannya sebagai calon bupati. Belum lagi dengan hadirnya beberapa pemain yang seperti asal numpang lewat dan masuk kamera aja. Sebut saja, Iis Dahlia, pembaca berita TV yang lebai dan aneh, para ketua-ketua kelompok agama yang berekspresi amatlah datar, serta parnormal cantik Riri Roro yang terlihat tidak bekerja apa-apa yang diperintahkan oleh Jasmera.

Untungnya Kentut masih bisa dinikmati oleh 2 penolong film ini yaitu akting dari Ira Wibowo dan Cok Simbara. Walaupun mereke juga tidak terlalu spesial bermain disini tapi setidaknya penampilan mereka lebih baik dari semua para pemain di film ini. Selain itu sinematografi dari film ini setidaknya bisa memanjakan mata. Sepertinya cuma itu saja faktor-faktor yang membuat saya tetap bertahan hingga kredit title film ini muncul. Akan tetapi tetap saja saya tetap kecewa dengan hadirnya film Kentut di kancah perfilman Indonesia. Isi dan pesan yang kurang greget+kurang menyentil dan terasa mentah serta kurangnya pembawaan karakter para pemain di film ini. :cheers:

1,5/5

Trailer:

Komentar

  1. baru pertama kali liat negative review tentang film ini, selain baca tulisan sendiri dan baca tweet. :P Sisanya pada positive review. :P

    daripada nonton ini, lebih baik nonton acara debat di televisi, atau kalau yang perlu hiburan sih nonton "sentilan-sentilun" (sentilannya JAUH lebih baik daripada film kentut).

    Hmm. ekspresi saya terhadap film ini, sama dengan ekspresi saya menonton film Vampires Suck. suck!

    BalasHapus
  2. @Taruma_Sakti_Megariansyah hahaha film kentut memang gak banget kok !

    BalasHapus
  3. Wow,, film ini ratingnya bahkan ga nyampe 2... @_@
    Amazing!!
    Memang, sih banyak kekurangan disana-sini, tapi setidaknya sedikit lebih bagus ketimbang film2 horror yang ternyata hanya menjual paha doank.
    Atau jangan2 film yg bertema seperti itu ratingnya jauh lebih tinggi ketimbang Kentut??
    What a funny!!

    BalasHapus

Posting Komentar