Review Film Indonesia MAKMUM (2019)



Istilah Makmum untuk teman saya yang beragama Islam pasti sudah asing lagi. Saya justru baru mengetahui istilah tersebut setelah ada penjelasan dari film ini (walaupun saya sudah nonton film pendek Makmum di Youtube juga). Menurut film ini Makmum itu adalah jamaah di belakang ketika kamu sebagai pemimpin sholatnya. Film Makmum menceritakan tentang 3 penghuni asrama putri, Nurul, Nisa, dan Putri yang tidak dapat menikmati liburan mereka karena sedang masa penghukuman dari Ibu Rosa, Kepala Asrama. Ketiga siswi tersebut merasakan sesuatu yang aneh dari asrama mereka. Nurul ketika sholat selalu merasa ada sosok yang berada di belakangnya ketika dia sholat, Nisa sebagai saksi melihat gangguan tersebut pun merasa ketakutan. Lain halnya dengan Putri yang selalu kesurupan. Namun peristiwa itu semua tidak dipercayai oleh Ibu Rosa, Kepala Asrama. Suatu hari, Rini, alumni dari asrama putri tersebut kembali ke asrama putri tersebut yang secara tidak sengaja bertemu dengan Pak Slamet, notabene adalah orang lama dari asrama putri tersebut juga.

Nurul dkk menceritakan keanehan apa yang mereka alami ke kak Rini, untungnya kak Rini percaya dengan apa yang dikatakan mereka. Rini percaya karena dirinya seorang perias wajah mayat yang notabene suka didatangin sosok makhluk. Teror demi teror semakin menghantui Nurul dkk bahkan nyawa Ibu Rosa dan Kak Rini juga ikut terancam. Film arahan dari Hadrah Daeng Ratu (Malam Jumat The Movie, Jaga Pocong, Mars Met Venus Part Cowo dan Part Cewe, dll) sebenarnya belum sesempurna untuk sebuah film horror. Masih banyak yang harus diperbaiki dari Makmum, mungkin agak susah juga kalau awalnya dari film pendek ketika pengembangannya jadi meluas. Terasa banget kemasan awal film terlihat seperti 2 film pendek digabung menjadi satu. Pertama penceritaan kisah Rini yang berprofesi sebagai perias wajah mayat yang kemudian kebetulan banget bertemu dengan Pak Slamet (tak perlu dipertanyakan, namanya juga kebetulan ya kak). Yang kedua cerita tentang terror yang dirasakan Nurul dan Nisa, serta adegan kesurupan Putri yang dikira mengada-ngada oleh ibu Rosa. Penjelasan tentang Makmum sebenarnya siapa dan kenapa masih disimpan rapat hingga 25 menit film berjalan karena 2 kisah tersebut.

https://www.youtube.com/watch?v=XZufFxLpgQw


Antusiasme serta reaksi terhadap film pendek Makmum memang sudah tidak perlu dipertanyakan. Secara sudah lebih dari 17 juta penonton film pendeknya berkat kemenangan dari acara Hellofest 2016. Sebenarnya keputusan membuat panjang Makmum rasanya terlalu terburu-buru, terlihat dengan ceteknya ide cerita setelah pemanjangan dari versi panjang. Walaupun idenya cetek tapi patut diapresiasi konsep kagetin penonton untuk sebuah film horror. Hadrah sebagai sutradara film horror nampaknya sudah mulai pelan-pelan untuk mengagetkan penonton. Ada 1 momen bangsat yang akan bikin penonton kaget dan untungnya momen tersebut tidak diulang lagi di adegan berikutnya.

Kalau kalian masih ragu dengan Makmum, ayo gue bantu breakdown film-film Dee Companya apa saja, Tembang Lingsir (2019), Lukisan Ratu Kidul (2019), #Malam Jumat The Movie (2019), Bayi Gaib: Bayi Tumbal Bayi Mati (2018), Kembang Kantil (2018), Rasuk (2018), Sakral (2018), dan Gasing Tengkorak (2017). Begitu juga dengan film-film dari Blue Water Films ada Tembang Lingsir (2019), Lukisan Ratu Kidul (2019) dan #Malam Jumat The Movie (2019). Irisan kedua PHnya bisa dibilang sama-sama memproduksi film kelas C menjurus ke IQ jongkok. Untuk Makmum sebenarnya belum masuk ke kelas B namun dibandingkan film-film produksi Dee Company dan Blue Water Films, harus diakui film ini sedikit lebih baik walau masih banyak yang harus diperbaiki dari film ini.

2/5

Trailer: 

Komentar