Review Film Sabrina (Spin Off The Doll The Series)


Setelah sukses mendapatkan 1,2 juta penonton tahun lalu melalui The Doll 2, Hitmaker Studio di bawah produser Rocky Soraya kembali menyuguhkan ke penggemar film horror dengan judul Sabrina, Spin Off The Doll Series. Sabrina seperti yang sudah kalian ketahui merupakan boneka kesayangan Kayla, anak Maira dari The Doll 2. Sabrina bukanlah boneka biasa, di dalam boneka Sabrina terdapat arwah jahat. Arwah jahat tersebut bisa mencelakakan manusia. Akankah di spin off kali ini Sabrina kembali menyuguhkan terorro yang mencelakakan manusia? Atau bahkan lebih sadis hingga mencabut nyawa manusia untuk bertukar tempat dengan arwah yang berada di dalam boneka Sabrina tersebut?

Di film Sabrina, Maira diceritakan menikah dengan seorang pengusaha boneka Sabrina, Aiden. Mereka tinggal dengan keponakan Aiden, Vanya, yang baru saja kedua orang tuanya meninggal dunia secara misterius. Vanya suatu hari bermain "Pensil Charlie" yang dia dapatkan dari temannya di sekolah. Setelah bermain permainan misterius tersebut, kejadian aneh pun terjadi bahkan ingin mengambil nyawa Vanya. Maira pun tidak tahan dengan semua ini dan meminta pertolongan Bu Laras untuk mengatasi persoalan misterius ini.



Film Sabrina kali ini bisa dibilang bukanlah sebuah spin-off dari The Doll Series. Menurut opini saya sebaiknya jika spin off ya fokus saja tentang asal usul Sabrina seperti apa, bukan malah menceritakan kisah lama sebelumnya yang ada di The Doll 2. Yang saya harapkan itu bagaimana diceritakan Sabrina sebenarnya. Memang ini menceritakan Sabrina, tapi ada scene dimana Bu Laras mengingat kembali kejadian di The Doll 2, dan ini melanjutkan kisah Bu Laras setelah kematian suaminya di The Doll 2. Sudah jelas sekali ini harusnya The Doll 3: Sabrina bukan Sabrina spin-off The Doll Series. Saya sebagai penyuka The Doll 2 jelas merasa kecewa dengan kehadiran Sabrina. Saya tidak suka dengan The Doll tapi saya suka sekali dengan The Doll 2 walaupun ceritanya terlalu klise namun ketegangan di The Doll 2 sangatlah dijaga rapi dan sisi psiko dan bunuh-bunuhannya jauh lebih sadis dan menggelegar klimaksnya.

Walaupun secara konsep dan cerita di film Sabrina terasa menjemukan, namun bukan berarti film ini kurang 100%. Film Sabrina harusnya bersyukur memiliki Luna Maya di film ini. Kalau bukan Luna Maya yang berakting dengan sangat totalitas dan bahkan lebih baik dari The Doll 2, mungkin saya sudah tertidur. Akting Luna Maya di film ini patut kalian tonton di bioskop, terutama adegan dikubur oleh pasir, aslilah saya masih syok itu beneran dilakukan olehnya. Performa diantara pemainnya di Sabrina nampaknya hanya Luna yang bermain paling apik. Akhir kata, film Sabrina, bukanlah sebuah spin off yang mampu menjaga ketegangan dengan baik. Sabrina di film ini terlihat hanya sebagai objek yang tidak menakutkan, namun untungnya film ini tertolong dengan kehadiran Luna Maya yang gemilang hingga harus kayang.

2/5


Trailer:

Komentar