Review Film Indonesia: Meet Me After Sunset (2018)

Setelah menonton filmnya, barulah kelihatan kalau film ini bukan film fantasy jika melihat dari posternya. Film Meet Me After Sunset ini bercerita tentang Vino yang baru saja pindah ke Ciwidey dari Jakarta. Perubahan pun terjadi dari sekolah hingga lingkungan rumahnya sekarang. Di tengah perubahan yang dialami oleh Vino di tempat barunya, dirinya bertemu dengan seorang cewek bernama Gadis, cewek yang selalu menggunakan jaket kerudung merah. Sikap dingin Gadis membuat Vino penasaran, namun Vino tidak patah semangat untuk mengejar Gadis. Namun, Vino tidak sendirian untuk mengejar Gadis, sosok Bagas yang menjadi teman akrab Gadis sejak kecil nampaknya menjadi penghalang Vino untuk mendekati Gadis.

Kelebihan film ini sebenarnya dari rupa para pemain utamanya serta alur cerita yang enak untuk dinikmati selama 100 menit. Jika ada yang berpikir atau terkena gosip belaka ini film fantasy, tak usah kalian denger ya karena film ini murni drama. Drama yang diberikan film tidak kurang seperti film indonesia pada umumnya akhir-akhir ini, kalau gak cinta ya disenggol dengan bumbu penyakit. Ya bisa dibilang film ini justru ke arah film tentang penyakit. Semua pemainnya penyakitan! Untuk masalah medis agak kurang pantas saya membahas lebih dalam karena bukan orang medis. Tapi yang jadi tanda tanya yaitu kenapa bisa ada adegan ambil kartu kredit bapaknya tapi hp bapaknya gak diambil juga, kan sebelum transaksi bukannya ada nomor yang disms ke nomor pemilik kartu kredit ya? Sepengalaman gue pakai kartu kredit sih harusnya begitu ya.



Selain itu, lagi-lagi cinta membutakan semuanya. Sudah tahu ada penyakit kok masih berani main air terus subuh-subuh naik motor dari pusat kota Bandung ke Ciwidey? Situ mau bunuh diri atau emang yang bikin cerita mau mematikan karakter di film ini? Keindahan visualisasi di film ini memang patut dihargai karena dari foto-foto BTS (Behind The Scene) yang beredar di socmed dan website film ini semua adegannya siang tapi di film malam hari. Terlepas dari semuanya itu, seperti saya bilang di awal kalau film ini enak ditonton karena pemain utamanya saja. Mungkin kalau bukan mereka bertiga yang main akan menjemukan sekali film ini. Sayangnya film ini tidak mendapat apresiasi lebih oleh penonton, padahal Maxime sudah begitu terkenal di dunia socmed. Susah meraih angka 50.000 penonton rasanya agak aneh.

2/5

Trailer:






Komentar