Review film Indonesia My Generation (2017)

Di tahun 2017, generasi millenials nampaknya tidak akan pernah habis dibicarakan. Kali ini kisah generasi millenials divisualisasikan dalam bentuk naskah film oleh Upi (My Stupid Boss, Realita Cinta Rock n Roll, Pertaruhan). Untuk mendukung cerita mengenai generasi millenials, Upi sang penulis naskah menyajikannya dengan kisah 4 sahabat yang memiliki konflik berbeda dengan keluarganya. Zeke, Konji, Suki dan Orly membuat sebuah video viral yang meluapkan emosi dan keresahan mereka terhadap apa yang mereka alami mengenai sekolah dan orang tuanya. Jangan langsung emosi ketika mengetahui mereka membuat video dengan kata-kata kasar (seperti di trailernya), semua itu ada hukum sebab dan akibatnya ternyata. So berikut ulasannya.

Kenali satu sama lain
Ya itu salah satu poin yang saya tangkap dari film ini. Para orang tua sebaiknya kenali anaknya satu per satu. Jangan ketika ada masalah yang terjadi baru menyesal sehingga membuat anaknya berontak bahkan kecenderungan pergaulan bebas. Dari sisi anak juga, sebaiknya anak kalau ada apa-apa ya disharelah ke orang tua jangan hanya dibalik buku harian yang selalu kalian curahkan. Masa tunggu ada masalah terus orang tua masuk kamar kalian dan menemukan buku harian kalian sehingga baru ketahuan masalah kalian, nggak mau gitu toh?

Orang tua millenials
Saat ini tidak hanya millenials berusia belasan saja yang menjadi sorotan umum. Orang tua generasi millenials pun terkadang ada beberapa yang cenderung menjadi orang tua millenials. Bukti nyatanya terlihat dari aktifnya para orang tua di media sosial untuk selfie dan check in di berbagai lokasi yang sedang mereka kunjungi untuk dibagikan ke followers dengan harapan banyak likes. Dampak negatif ketika orang tua menjadi generasi millenials adalah anak merasa risih dan kehilangan sosok orang tua yang diinginkan oleh anak atau generasi millenials saat ini.

Diam adalah emas tidak selamanya itu benar.


Di keluarga sebaiknya saling berdiam diri antar satu sama lain anggota keluarga adalah hal yang tidak elok. Jangan menggunakan istilah diam adalah emas di dalam lingkungan keluarga. Jika saling berdiam terbukti dengan apa yang terjadi di film ini yaitu saling menyalahkan satu sama lain. Bagaimana tau kesalahan satu sama lain anggota keluarga jika hanya berdiam saja? 


Keparnoan Orang Tua
Orang tua banyak melarang ini dan itu sebenarnya hal yang wajar saja kepada anak-anaknya. Itu semua dilakukan karena orang tua sayang dan peduli kepada anak-anak mereka. Namun terkadang beberapa orang tua terlalu over protektif karena "parno" jika mengulang kesalahan yang para orang tua lakukan di masa mudanya dahulu. Jika ada orang tua yang parno seperti ini sebaiknya meningkatkan komunikasi yang baik dengan anaknya agar anaknya memahami dengan maksud dan tujuan larangan selama ini. Sebagai anak juga sebaiknya mendengar apa yang dinasihati orang tua, kalaupun nilai atau prestasi kita tidak dihargai ya teruslah berusaha menjadi yang terbaik di mata orang tua kalian.


Film My Generation bukan ingin mendikte bagaimana yang harus dilakukan orang tua atau generasi millenials lakukan saat ini, tapi melalui film ini para orang tua jadi tahu ternyata ini yang diinginkan para generasi millenials saat ini. Demikian juga para generasi millenials sebaiknya jangan langsung cepat meluapkan emosinya di media sosial, bicarakanlah baik-baik ke orang tua jika ada sesuatu. Upi sebagian sutradara tidak hanya ingin memberikan dari sisi cerita millenials saja, dirinya tidak lupa menyelipkan musik yang menarik. Para pemain di film ini para generasi baru di dunia perfilman, sebut saja Alexandra Kosasie, Arya Vasco, Bryan Warow dan Lutesha. Walaupun mereka masih baru tapi usaha akting mereka di sepanjang film terlihat alami bahkan mampu bersanding dengan pemain senior seperti Joko Anwar, Ira Wibowo, Aida Nurmala, Surya Saputra, Indah Kalalo. Konsep yang warna-warni dari segi artistik, konflik dan karakteristik para pemain membuat film My Generation terlihat fun atau enak ditonton selama 100 menit.

3,5/5

Trailer:




Komentar