Review Film Silariang Menggapai Keabadian Cinta (2017)


Setelah sukses dengan Bombe, Bombe 2 dan Sumiati, Art2Tonic production kembali dengan film yang bertemakan budaya dari Makassar lagi. Kali ini berjudul Silariang: Menggapai Keabadian Cinta yang menceritakan tentang sepasang kekasih yang melakukan silariang atau kawin lari dikarenakan tidak direstui kedua orang tua. Alasan masa lalu yang dikaitkan dengan meninggalnya darah dari keluarga salah satu pasangan menjadi penyebab semua ini. Akankah kedua pasangan tersebut bisa hidup bahagia dan abadi seperti judul filmnaya?

Jika dibandingkan dengan produksi film Art2Tonic sebelum ini, Silariang terlihat paling baik. Namun jika dibandingkan dengan produksi Uang Panai film ini masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki ke depannya. Berikut kekurangannya, cara bercerita di film ini terlihat masih kaku, bahkan terlihat di para pemainnya yang masih mikir dan ngebaca. Kedua, sutradara dan penulis kurang memberikan sentuhan hiburan di film ini, bahkan ketika ada lelucon yang diberikan tidak semuanya berhasil memberikan gelak tawa. Ketiga, durasi film ini agak terlalu lama. Mungkin jika faktor pertama dan kedua bisa diperbaiki, persoalan durasi tidak akan masalah untuk film ini.

Adanya pemain Uang Panai di film Silariang pun nampaknya kurang berhasil memberikan rasa yang oke ketika mereka bermain di Uang Panai. Sampai 24 Maret 2017 sudah 171 ribu penonton dan masih ditayangkan di 4 kota dengan full show time, angka yang lumayan untuk Silariang di saat banyak film tayang selama bulan Maret. 

1,5/5

Komentar