Review Film Indonesia Salawaku (2016)


Setelah menang sebagai film terbaik di penghargaan AFI 2016 akhirnya film Salawaku tayang juga di bioskop tanggal 23 Februari 2017. Walaupun antusiasmenya kurang begitu banyak, sekitar 17 ribu orang telah menonton setidaknya sudah menyaksikan film yang mencuri perhatian di tahun 2016.

Film ini bercerita tentang seorang gadis dari Jakarta yang sedang galau dikarenakan masalah percintaan. Di tengah kegalauannya dia bertemu dengan seorang bocah bernama Salawaku. Seiring berjalannya waktu, gadis tersebut masuk ke dalam kisah perjalanan Salawaku. 

Sebuah film dengan tema jalan-jalan memang pasti lebih menjual pemandangan daripada cerita. Ibaratnya kamera mau taruh di berbagai sisi kalau emang pemandangan sudah bagus ya sudah mau diapakan lagi. Begitulah yang terjadi di film Salawaku ini. Asli pemandangan dari film ini sangat bagus, bikin saya tertarik ingin jalan-jalan ke sana. Memang film ini ada ceritanya, akan tetapi pemandangan tetaplah jualan dari film ini. Karina Salim sebagai lead di film ini bisa dibilang belum maksimal, walaupun demikian untuk perkembangan karirnya di Salawaku adalah penampilan terbaiknya.

Karina terlihat lebih enjoy dengan perannya. Peran pendukung dan pendatang baru J-Flow dan Elko Kastanya tampil dengan baik, tidak heran mereka masuk nominasi bahkan Elko menang sebagai aktor cilik terbaik di beberapa penghargaan. Jangan lupakan Raihannun yang juga mencuri perhatian sebagai pemeran pendukung di film ini. Overall, film Salawaku tidak hanya unggul di pemandangan saja, para pemain bermain dengan apik.

3,5/5

Komentar