Review: Belenggu (2013)

Disebuah kota, tinggallah seorang pria bernama Elang yang dirinya merasa ada sosok yang pernah hadir dalam mimpinya. Sosok tersebut bernama Jingga yang tiba-tiba hadir dalam dunia nyata Elang. Jingga diketahui memiliki masa lalu yang kelam. Selaina sosok Jingga, ada lagi sosok berkostum kelinci yang di dalam mimpinya tersebut dapat membunuh secara sadis manusia. Di tempat tinggal Elang tinggal juga sebuah keluarga kecil yaitu Djenar, Guntur dan anaknya Senja. Elang merasakan sesuatu akan terjadi pada Djenar, namun hal itu tidak digubris sama Djenar sama sekali. Elang pun bingung untuk menjawab teka-teki mimpinya seorang diri.

Sebuah film terbaru dari Upi dengan genre physcological thriller yang berjudul Belenggu. Genre seperti ini di Indonesia bisa dibilang jarang sekali, kalau disebut saja baru Pintu Terlarang dan The Perfect House yang membekas di pikiran sampai saat ini. Akan tetapi dari penyutradaraan baru Upi yang bisa dibilang sutradara berjenis kelamin wanita Indonesia pertama yang mengangkat filmnya dengan tema Physcological Thriller. Sutradara yang memiliki 1 anak ini nampaknya yakin terhadap karyanya satu ini, karena menurut kabar yang beredar sempat tertahan tahap produksi selama 8 tahun. Jika dilihat dari segi konsep Belenggu memang terlihat rapi dan matang kemasannya. Disini penulis belum sama sekali membahas cerita dari Belenggu ya.


Sisi menarik dari film Belenggu bukanlah dari sadisnya membunuh seseorang di dalam film ini, untuk sebuah film dengan genre physcological thriller nampaknya film Belenggu mengambil sisi keindahan dari segi kostum dan artistik. Dua segi tersebut bisa dibilang sangat mencuri perhatian dan sedikit out the box. Mengapa out the box? Karena beberapa kostum yang ada di film ini terlihat unik dan beda aja untuk sebuah genre yang tadi sudah dijelaskan sebelumnya. Selain 2 faktor tersebut keindahan sinematografi disaat keadaan gelap pun masih bisa dinikmati para penonton dengan cukup indah. Tidak lupa juga dengan scoring yang dibalut cukup menegangkan dari awal sampai akhir film.

Agak cukup disayangkan dari segi cerita dari film Belenggu. Jika penonton detil dan serius menonton film ini pasti akan merasakan kemiripan dengan film yang sudah pernah tayang sebelumnya baik di Indonesia ataupun luar negri sekalipun. Untuk film apa saja itu nampaknya kurang etis penulis jika membocorkannya. Mungkin alasan 8 tahun bukanlah alasan yang masuk akal ya karena beberapa film yang mirip dengan Belenggu sudah tayang resmi duluan sebelum Belenggu rilis di tanah air. Mungkin ini pembelajaran saja buat sineas tanah air lainnya. Jika ingin membuat suatu film, buatlah cerita sesederhana mungkin dengan ide cerita yang berasal dari pikiran anda sendiri, jangan terbawa arus film A, B atau C.

Dari deretan para pemain, film Belenggu diisi oleh Abimana Aryasatya, Arswendi Nasution, Avrilla, Bella Esperance, Imelda Therinne, Jajang C Noer, Laudya Cynthia Bella, Rifnu Wikana, Verdi Solaiman, Masayu Anastasia dan Davina Veronica. Dari deretan para pemain Belenggu yang disebutkan tadi, kekuatan karakter dari Imelda Therinne yang paling menonjol dari film ini. Untuk Abimana dari pertengahan sampai akhir terlihat agak berbeda atau menurun kekuatan karakternya. Untuk seorang Laudya memang film seperti ini adalah hal pertama bagi dirinya, namun kekuatan karakter dirinya di film ini kurang greget. Akhir kata, Belenggu memberikan keindahan untuk sebuah film dengan genre physcological thriller dari segi kostum dan artistik, namun sayang sekali tidak begitu indah dari segi ceritanya. ;Salam JoXa:

7,5/10

Trailer:


Komentar