Review: Kata Hati (2013)


Randi seorang fotografer yang berdomisili di Jogja yang masih saja galau akibat ditinggal mantan pacarnya, Dera, yang lebih memilih karir di dunia model daripada hubungan pacaran mereka yang sudah terjalin lama. Di tengah kegalauannya hadirlah sosok Fila, yang juga harus menerima cinta terpendam kepada sahabatnya selama 10 tahun dan kini telah pindah ke luar negri untuk menuntut ilmu. Rasa suka satu sama lain diantara Randi dan Fila pun kian terasa diantara mereka berdua. Akankah Fila dan Randi mampu mendengarkan kata hati disaat masa lalu yang begitu menghantui kegalauan mereka berdua?

Sebelum menjalani hubungan serius dengan seseorang pasti mendengarkan kata hati adalah hal terpenting. Bisa dibilang kata hati adalah jawaban paling jujur dari respon dari orang sekitar, sekalipun sahabat sendiri. Melalui sebuah film berjudul Kata Hati, penonton akan diajak bervisualiasi tentang apa sebenarnya gambaran jawaban dari sebuah kata hati tersebut. Karya terbaru Iqbal Rais setelah RadioGalau FM ini bisa dibilang sangat cocok untuk momen hari kasih sayang yang kebetulan juga barengan dengan jadwal penayangan film ini. Kenapa sangat cocok? Karena beberapa adegan yang terjadi di film ini tidak berbeda jauh dengan kehidupan sehari-hari para remaja saat ini dalam menjalin namanya hubungan percintaan. Adegan demi adegan pun terlintas ada yang manis disampaikan secara visual.

 
Untuk dari segi cerita, film Kata Hati nampaknya bermain aman sekali. Perintilan tidak penting nampaknya sengaja diminimalisir di film ini. Dari awal cerita yang diberikan kepada penonton dengan konflik yang ada pun terasa baik dan manis sampai akhir. Film ini memberikan suatu gambaran bahwa sesungguhnya kata hati adalah jawaban paling jujur untuk menjawab namanya sebuah kepastian yang tertunda selama ini. Dengan cerita yang aman akan tetapi bukan berarti rasa hiburan film ini aman juga ya. Dari ketiga tokoh utama di film ini justru yang cukup disayangkan karena kurang memberikan sisi hiburan tersendiri. Justru pemain pendukung di film ini yang menjadi daya tarik di film ini. Sebut saja tokoh Keyla yang diperankan oleh Dina Anjani dan juga tokoh Irfan yang diperankan oleh Andi Peppo. Tanpa kehadiran mereka berdua di film ini kemungkinan besar tingkat kejenuhan akan jauh lebih terasa karena ya gitu-gitu aja ceritanya.

Nampaknya Haqi Achmad di filmnya kali ini berhasil mengadaptasi sebuah novel dari Bernard Batubara dengan menghadirkan sosok Keyla yang di dalam novel Kata Hati tidak ada tokoh tersebut. Dengan adanya tambahan tokoh tersebut justru tidak membuat alur cerita melenceng dari isi novel, malah sebaliknya yaitu film ini terlihat lebih nyaman dan manis dibandingkan dengan novel yang manis hanya dengan qoute-qoutenya saja dan melupakan bibit konflik yang seharusnya ada. Contohnya ya Keyla tadi. Dari segi sinematografi, film Kata Hati tidak memberikan sesuatu yang istimewa, semua terjalin ya biasa aja. Scoring nampaknya cukup pas dengan keadaan scene di film ini. Dari sisi artistik dan visual seharusnya bisa lebih bagus dan manis lagi ya, akan tetapi nampaknya sisi tersebut tidak berlaku di film ini. Akhir kata film Kata Hati secara keseluruhan terlihat manis dari segi konflik dan penyelesaian yang ada untuk menjawab kegundahan hati selama ini tanpa perintilan yang ribet. Sweet. :Salam JoXa:

7,5/10

Trailer:

Komentar