Review: Disini Ada Yang Mati (2013)

Setelah vakum selama 8 minggu akhirnya film horror Indonesia kembali tayang di bioskop. Di minggu ketiga bulan Februari 2013, film horror karya Koya Pagayo yang berjudul "Disini Ada Yang Mati" cukup menarik perhatian dengan poster yang terlihat menjanjikan. Dibandingkan film horror Koya lainnya, poster film ini adalah salah satu yang terbaik di sepanjang filmografinya. Lalu bagaimanakah dengan filmnya? Dari segi film bisa dibilang tergolong yang sangat irit dengan deretan pemain. Sepanjang film tokoh di film ini hanya 7 orang yaitu ketiga tokoh utama cewek di poster, Stuart Collin, Cinta Dewi, warga dekat villa dan arwah gentayangan. Untuk lokasi pun 95% berada di tempat yang sama. Sungguh pengiritan budget nampaknya.

Cerita film ini tentang 3 sahabat yang diperankan oleh Donita, Garneta dan Sivek. Mereka ingin melakukan perayaan 10 tahunan persahabatan mereka selama ini. Dengan lokasi di villa milik pacar dari Garneta, yang diperankan oleh Stuart Collin pun mereka lakukan perayaan tersebut disana. Sebelum memasuki villa tersebut, mereka dikagetkan dengan warga yang mengatakan bahwa mereka harus berhati-hati kepada Stuart. Mereka pun bingung dengan maksud perkataan warga tersebut. Setiba di villa, Sivek dan Donita merasakan sesuatu yang aneh dengan kondisi tempat tinggal mereka saat ini. Sikap dingin Stuart pun semakin membuat Sivek curiga kalau ada sesautu yang disembunyikan dari mereka.


Untuk dari segi cerita sebenarnya film Disini Ada Yang Mati tidak terlalu buruk sekali ya dibandingkan dengan karya Koya Pagayo lainnya di genre horror. Jika di tahun 2012, film Kuntilanak Kuntilanak terlihat cukup niat penggarapannya, maka di tahun 2012 film ini adalah so far yang cukup niat penggarapannya.. Bahkan saking niatnya 1 lokasi yaitu toilet disulap beliau menjadi gudang dan disana semua benda-benda tajam pun tersedia. Jadi kalau di rumah kalian ada yang membutuhkan benda tajam silahkan masuk ke gudang atau toilet di rumah yang ada di film ini. Ada sih beberapa bagian yang pada akhirnya menghilang dari awal, contohnya aja perayaan 10 tahun persahabatan mereka kenapa gak ada pesta kecil-kecilan di villa tersebut? Sekedar kacang kulit dan teh manis atau jagung bakar masa gak mampu sih untuk dijadikan bahan pesta 10 tahunan? Dari sisi musik yang biasanya mengganggu pendengaran, di film ini tetap sih agak cukup berisik di sepanjang filmnya. Anyway, lokasi air terjun di film ini kok mengingatkan penulis dengan lokasi film Air Terjun Pengantin Phuket ya?

Dari deretan para pemain yang bertahan sampai akhir film ini adalah Donita. Mungkin karena faktor laptop dan headset yang selalu dibawa kemana saja kali ya sehingga dirinya tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya dengan rumah tersebut. Darah yang diberikan sepanjang film ini terlihat boros sekali untuk membantai Garneta, Sivek, Cinta Dewi, warga sekitar villa, Stuart Collin dan Donita sendiri. Yakali dah digetok lututnya pakai palu semuncrat gitu darah yang dikeluarkan Stuart? Sosok psikoat yang dimainkan oleh Stuart sebenarnya cukup baik loh, dari ekspresi dan gaya bicaranya pun not bad lah dimainkan pria yang sudah beranjak dewasa ini. Yang cukup disesali di film ini adalah kenapa sosok Cinta Dewi yang lumayan aktingnya hanya dijadikan selingkuhan Stuart yang  pada akhirnya tewas juga? Kenapa gak dijadikan peran utama dan menggantikan sosok Sivek di film ini? Oh iya info tambahan, di film ini tidak ada sex, hanya dialog saja yang mengatakan bahwa si gadis ternyata hamil dan minta pertanggungjawaban si cowok. Adegan ranjang pun tidak ada di film ini. Akhir kata, film "Disini Ada Yang Mati" penggarapan yang cukup niat tapi lagi-lagi melupakan dari segi cerita yang terlalu dangkal dan tanpa adanya twist yang menarik di dalamnya. :Salam JoXa:

1,5/5

Trailer:


Komentar

  1. bang bro gak ngebahas film luar..?

    BalasHapus
  2. bang bro gak ulas film luar?

    BalasHapus
  3. Hahahaha, bener banget! gue juga berpikiran sama tentang toilet itu xD daann... ngerasa nggak sih, betapa anehnya 10 tahun persahabatan hanya dirayain dengan tidur...tidur... dan tidur.. banyak banget adegan tidur (siang ato malem) di film ini.. terus kalo gitu ngapain ke villa ya? kenapa ga dugem sampe pagi aja ya? hehehe..

    Review yang menarik :) ditunggu review2 film Koya Pagayo berikutnya, hehehe :))

    BalasHapus
  4. Hahahaha, bener banget! gue juga berpikiran sama tentang toilet itu xD daann... ngerasa nggak sih, betapa anehnya 10 tahun persahabatan hanya dirayain dengan tidur...tidur... dan tidur.. banyak banget adegan tidur (siang ato malem) di film ini.. terus kalo gitu ngapain ke villa ya? kenapa ga dugem sampe pagi aja ya? hehehe..

    Review yang menarik :) ditunggu review2 film Koya Pagayo berikutnya, hehehe :))

    BalasHapus

Posting Komentar