Review: Rumah Kentang (2012)

Farah terpaksa kembali ke Indonesia dan berhenti kuliah dahulu di Melbourne karena ibunya meninggal dunia. Adiknya, Rika, masih kaget dengan kejadian yang menimpa ibunya tersebut dan kebetulan dia juga berada di tempat tersebut. Farah pun bingung ketika dia tidak punya apa-apa lagi. Ternyata ibunya meninggalkan 1 buah rumah sebagai investasi terhadap mereka berdua. Namun apa daya rumah tersebut dikabarkan memiliki unsur gaib di dalamnya. Dan sudah melegenda dengan sebutan Rumah kentang.

Rika, yang memiliki kekuatan indera keenam, semakin ketakutan ketika tahu rumah tersebut ada sesuatu yang aneh. Farah tidak percaya dengan perkataan adiknya itu. Keanehan pun mulai dirasakan Farah sendiri dan sampai sesuatu yang seharusnya tidak dilakukannya pun dengan terpaksa sudah terlanjur dilakukannya. Farah dan Rika kini benar-benar terjebak di kubungan Rumah Kentang yang misterius tersebut.



Nama Jose Poernomo di film yang mengangkat legenda horror nampaknya sudah lama sekali tidak terdengar. Film beliau terakhir di awal tahun 2012 ini, Pulau Hantu 3 bukanlah termasuk film legenda horror, melainkan film horror berbau komedi. Film beliau yang benar-benar mengangkat legenda horror barulah Jelangkung dan Angkerbatu. Diantara kedua film tersebut, Jelangkunglah yang paling memorable dari hasil duet penyutradaraan Jose dengan Rizal Mantovani. Menjelang akhir tahun 2012 ini, Jose kembali dengan film yang mengakat dari legenda horror. Kali ini dengan judul Rumah Kentang.

Rumah Kentang sendiri sudah dikenal masyarakat luas kalau rumah ini sering kali tercium aroma bau kentang ketika melewati rumah ini yang disekitar Jalan Dharmawangsa, Jakarta Selatan. Pengambilan lokasi shooting film Rumah Kentang pun tidak tanggung-tanggung di Rumah itu sendiri. Kalau dari penglihatan di film, Rumah Kentang memang terlihat besar, agak menyeramkan dan mistis di dalamnya. Dengan polesan lampu yang agak sedikit redup atau berwarna kuning lembut semakin meyakinkan rumah ini terlihat horror dan menakutkan. 


Sayang sekali, dengan fasilitas yang sudah cukup mendukung tidak sejalan dengan cerita yang masuk akal. Apalagi dialog yang dilontarkan para pemain terasa begitu aneh dan membuat penonton untuk tertawa ketika mendengar mereka berdialog tersebut. Gerakan yang dilakukan Shandy Aulia pun masih terlihat cantik untuk seseorang yang ketakutan terhadap sesuatu yang benar-benar ada di depannya. Jeritan pun kurang begitu menakutkan, malah justru jatuhnya buat sakit kuping. Film Rumah Kentang memang film horror, tapi bukan berarti ketika siang hari musik yang diberikan juga horror ya. Kalau setiap saat musiknya horror dan terlampau kencang itu justru jatuhnya tidak menakutkan penonton. Penonton malah risih jatuhnya.

Tasya Kamila disini sebagai pendatang baru di dunia perfilman, nampaknya masih bisa dimaklumi kalau dirinya terlihat kaku di beberapa adegan. Namun suara yang diberikan di setiap dialognya di sepanjang film ini terlihat cukup meyakinkan dan sejalan dengan musiknya yang merinding. Masih banyak kekurangan dari Rumah Kentang yang harus perbaiki di film-film horror produksi Ram Soraya selanjutnya. Terlebih lagi yang cukup mengganggu dari segi teknis, yaitu masih adanya tali bantuan yang terlihat jelas di film ini. Andai saja tim editingnya lebih detil mengeditnya, pasti tidak akan sampai kelewatan hal rawan seperti itu. Akhir kata Rumah Kentang secara keseluruhan cukup menghibur untuk tertawa dan sedikit ketakutan di dalam bioskop. Kuali yang dilempar ke Ancol kenapa bisa kembali ke rumah tersebut? Mungkinkah Kuali itu ditemukan oleh penjaga Bus Transjakarta Ancol lalu dibawa transit menuju jalan Dharmawangsa? :Salam JoXa:

7/10


Trailer:

Komentar

  1. Reviewnya JoXa kayaknya royal banget yaaah.
    Meskipun kekurangannya kelihatan banyak, tapi tetap dikasih score yang lumayan tinggi. hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kekurangan banyak sih, tapi menghibur ketika menonton film ini. Daripada mengkerut keningnya? :D

      Hapus
  2. Correct me if I'm wrong:) Jika saya melihat beberapa review anda, saya berkesimpulan bahwa nilai 7 bagi anda itu untuk film-film yang (bisa dibilang) menengah ke bawah, berarti secara tidak langsung film yang bernilai 8 tidaklah spesial ? Just want to clear things out :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di blog ini terendah itu no rating bro. Kalau 5/10 itu setidaknya ada sedikit 1 poin yg menghibur. Kalau dibawah 5 gak ada bro karena pengalaman terjun dunia film, kalau buat film itu susah.

      Hapus
  3. Jadi dengan diskon rating 5/10 sebagai appresiasi sudah bust fil, film ini dirating 2/5.

    BalasHapus

Posting Komentar