Review: Rumah di Seribu Ombak (2012)


Menceritakan tentang persahabatan 2 bocah di Singaraja, yang bernama Samihi dan Wayan Manik atau yang biasa dipanggil Yanik. Mereka berdua menganut keyakinan yang berbeda, Islam dan Hindu. Akan tetapi itu semua tidak menghalangi persahabatan mereka berdua. Samihi tinggal bersama dengan ayah dan adik perempuannya. Sejak abangnya meninggal karena kecelakaan di laut, orangtuanya memutuskan kedua anak mereka untuk tidak bermain dekat laut. Lain cerita dengan Yanik, yang memiliki trauma dengan seorang bule yang ternyata seorang pedofilia. Kemelut dan masalah melingkupi mereka masing-masing, namun apakah persahabatan mereka dapat tetap sampai mereka akhirnya meraih mimpi bersama kelak?

Setelah 4 film yang berkibar di 2 minggu lalu, akhirnya muncul lagi film Indonesia terbaru berjudul Rumah Di Seribu Ombak. Lagi-lagi film yang berdasarkan novel diangkat. Kini Erwin Arnanda sebagai sutradara baru sekaligus penulis buku dan membantu menulis skenario bersama Jujur Prananto, menyajikan film ini ke publik. Dengan mengambil 2 tokoh utama yang merupakan anak-anak, nampaknya Erwin tidak mau sekedar perjalanan mereka saja untuk meraih mimpinya. Masalah demi masalah di film ini nampaknya agak sedikit berbeda dengan film-film Indonesia lainnya. Dimana Erwin ingin mengangkat bahwa di daerah Singaraja sana banyak anak-anak dibawah umur menjadi korban pedofilia.

 

Dengan bantuan banyaknya sineas-sineas di belakang layar film ini, nampaknya menjadikan Rumah Di Seribu Ombak menjadi film yang layak diperhitungkan di minggu ini yang hanya 1 film Indonesia saja yang beredar di bioskop. Tidak tanggung-tanggung para pemain yang diambil pun kebanyakan asli dari Bali sendiri dan itu merupakan poin plus sendiri dari film ini karena dialognya terasa begitu nyata dan jelas. Keindahan Bali pun tidak dilupakan dari film ini. Jika kalian membaca novel ini, adegan-adegan secara visual dapat anda terima dari film ini.

Selain keindahan sinematografi film ini, karakter Yanik yang diperankan Riman Jayadi nampaknya patut diperhitungkan sebagai aktor cilik. Pembawaan karakternya begitu kuat dan menjadikan film ini begitu nikmat untuk ditonton sepanjang 110 menit. Bagi kalian pecinta Superman Is Dead, nampaknya patut berbangga karena salah satu personil SID, Jerinx, bermain di film ini. Selain mereka berdua ada juga Risjad Aden, Andiana Suri, Dedey Rusma, Bianca Oleen, Andre Julian, Lukman Sardi, dan Tania Grace.

Dari segi cerita sebenarnya film Rumah Di Seribu Ombak lumayan bagus, namun sayang sekali ada beberapa bagian plot yang hilang begitu saja dan tidak ada penyelesaiannya. Kalau saja plot hilang tersebut diselesaikan pasti film ini akan menjadi 3 film Indonesia hingga Agustus 2012. Akan tetapi jika kalian tidak memperhatikan detil plot tersebut, film ini terlihat begitu menghibur. Akhir kata, Erwin Arnanda menunjukkan dirinya bisa menjadi sutradara melalui film Rumah di Seribu Ombak, semoga saja dengan debutnya ini beliau semakin berkarya di dunia perfilman Indonesia. Om Swastiastu buat Rumah di Seribu Ombak..... :Salam JoXa:

7,5/10

Trailer:

Komentar