Review: Perahu Kertas (2012)


Kugy dan Noni adalah dua sahabat. Suatu hari Kugy menemani Noni untuk menjemput Keenan, sepupu dari pacar Noni, Eko, yang baru saja pulang dari Belanda. Mereka berempat akhirnya kuliah di satu kampus.  Cita-cita mereka berempat berbeda satu sama lain, terutama Kugy yang selalu berbeda diantara mereka. Persahabatan yang awalnya bermula aman nampaknya mulai gelisah karena munculnya benih cinta diantara Kugy dan Keenan. Keberanian Keenan untuk mengatakan itu semua nampaknya harus ketunda, karena masalah yang menghalangi semuanya itu. Akankah perasaan yang ketunda itu bisa tersampaikan?

Setelah ketiga film lebaran tayang, Perahu Kertas pun yang merupakan bagian dari film Lebaran tahun 2012 tidak mau ketinggalan untuk berlayar di bioskop. Judul film yang berdasarkan judul novel yang sama daris eorang penulis, penyanyi serta pencipta lagu ini, Dewi Lestari (Dee), nampaknya film Lebaran yang ditunggu-tunggu. Antusiasme pun tidak hanya terlihat pada teman-teman para pendukung film ini saja, akan tetapi pembaca novel ini pun sudah tidak sabar melihat hasil layar lebarnya seperti apa. Walaupun pada akhirnya film Perahu Kertas sendiri dengan terpaksa dibagi menjadi dua part. Dan part kedua sendiri akan tayang sekitar bulan Oktober nanti.


Kalau membicarakan film yang berdasarkan sebuah novel pasti langsung membandingkan diantara kedua objek tersebut. Namun disini, sebagai penulis review film ini tidak akan membandingkan kedua objek tersebut dan benar-benar alami hanya melihat dari segi film saja. Dari segi cerita, film ini sudah tergolong padat untuk sebuah film. Karakter-karakter tokoh di film Perahu Kertas Part I ini pun nampaknya seperti ajang pamer bakat aktingnya masing-masing. Jadi sangat disarankan penonton fokus dengan film ini yang kurang lebih berdurasi 110 menit supaya tidak ketinggalan satu karakter pun di film ini.


Cerita dan penokohan karakter yang tergolong padat sayangnya tidak didukung dengan para pemain yang bermain di film Perahu Kertas Part I sendiri. Yang cukup disayangkan yaitu dari kedua tokoh utama di film ini. Kugy yang diperankan Maudy Ayunda disini tidak terlihat perbedaan yang mencolok dari segi sifat  perubahan pendewasaan yang seharusnya ada di film ini. Maudy disini malah cenderung cantik dan manis, dan itu sama saja walaupun harus adanya perubahan karakter dewasa tersebut. Begitu pula dengan Keenan yang diperankan oleh Adipati Dolken malah cenderung terlihat bukan pemain utama di film ini. Sebaliknya dirinya malah cenderung tenggelam dan diasingkan oleh pemain lainnya yang lebih baik penampilannya darinya.

Dari segi sinematografi, Perahu Kertas tidak memberikan keindahan visualisasi terhadap film ini. Padahal dari segi cerita, beberapa bahasa dialog yang sudah digunakan sudah modern, akan tetapi cara pengambilan gambarnya cenderung klasik dan kuno di film ini. Keindahan yang juara dari film ini adalah scoring. Yak suara Maudy Ayunda disini patut diancungi jempol karena mengalunkan nada dan lirik yang indah di film ini. Sebagai bintang muda, nampaknya nama Maugy Ayunda patut diperhitungkan agar tetap dipelihara dengan baik melalui film-film yang berkualitas dan menarik.

Selain Maudy Ayunda dan Adipati Dolken, deretan pemain Perahu Kertas lainnya adalah Reza Rahadian, Sylvia Fully R, Fauzan Smith, Tio Pakusadewo, Elyzia Mulachela, Ben Kasyafani, Titi DJ, Kimberly Ryder, Dewi Lestari, Ira Wibowo dan August Melasz. Nama Fauzan Smith nampaknya juga menajdi penyelamat dari film ini, menghibur! Film Perahu Kertas bukanlah film terbaik dari Hanung Bramantyo sepanjang karirnya. Disini nampaknya Hanung dan istri harus bisa lebih selektif dalam memilih pemain di film berikutnya nanti, karena kalau mereka tetap seperti ini dengan mengambil pemain yang sedang laris manis saja tanpa pendalaman karakter yang kuat, agaknya cukup disayangkan sih filmnya secara keseluruhan. Akhir kata, film Perahu Kertas yang tergolong padat dari segi cerita dan karakter, nampaknya agak cukup melelahkan  untuk menonton film ini. :Salam JoXa:

7,5/10


Trailer:

Komentar