Review: 3 Pocong Idiot (2012)

3 Pocong Idiot... Hmm apakah pocong masih bisa punya otak ketika sudah meninggal? Kenapa bisa smpai dibilang idiot yak? Judul tersebut katanya sih dari novel yang hampir best seller (kenapa hampir? Gue belum pernah lihat buku itu sampai dijinjing oleh teman gue yang notabene penggila novel lucu). Bosan dengan judul pocong?
Kalau bisa dibilang bosan sih sangat bosan tapi ya mau gimana lagi. Namanya juga perfilman Indonesia horror kelas rendah, satu buat judul pocong, yang lain beranak cucu hingga cicit membuat judul Pocong dengan embel-embel gak penting. Belum lagi kehadiran Ajun Perwira yang nampaknya sudah menjadi "bintang pocong" di setiap judul film yang dia bintangi. Duh muka boleh menjual, tapi bisa kali ambil peran lain selain pocong. Lama-lama muak juga lihat aksinya jadi pocong.

Oke deh balik ke cerita 3 pocong idiot yang mecneritakan tentang 4 sahabat yaitu Glenn, Pipin, Jadoel dan Keling. Mereka di kampusnya begitu terkenal karena membentuk sebuah boyband. Dari panggung ke panggung dan cafe ke cafe sudah mereka jelajahi. Sampai pada suatu malam, ketika mau manggung di suatu cafe, Pipin, Jadoel dan Keling mengalami nasib malang karena harus mengalami kecelakaan tragis sampai mencabut nyawa mereka. Setelah kematian tersebut, mereka pun tetap berkeliaran seperti manusia lainnya. Pipin tetap mengejar cintanya kepada Dosen cantik, sedangkan Jadoel dan Keling masih mencari cinta mereka.

Puji Syukur rasanya kata tepat setelah menonton film ini. Kenapa? Karena gue tidak pernah membaca novel ASLI 3 pocong idiot itu seperti apa, jadi otak gue yang masih normal ini tidak perlu diputar balikkan lagi setelah membaca novel tersebut plus menonton film ini. Itu semua diluar dari bagaimana Pocong bisa interaksi dengan manusia yak, tapi bagaimana ketiga orang yang katanya menulis skenario film ini terasa begitu kosong tanpa cerita yang menghibur untuk ditonton. Kehadiran pemain pendukung lainnya rasanya tidak membangun jalan cerita dari film ini. Jadi semua terkesan hambar dan numpang lewat begitu saja.

Kalau saja Djamaludin Moenaf, Ery Sofid, dan Ipnu Rinto Nugroho, mengangkat cerita yang lebih lucu pasti 3 pocong idiot tidak terkesan maksa dan garing. Terlihat sekali malah para pemain tidak seperti menghafal dialog pada script, semua benar-benar terlihat asal ngomong dan nyablak begitu saja. Lihat saja Joshua Suherman yang begitu aktif di twitter (jaringan sosial) terlihat sekali mengambil kata-kata di twitter seperti follow me, kaka adik zoned dan pukpukpuk. Lain lagi dengan Jordi Onsu yang terlihat berusaha membuat penonton tertawa karena pembawaan karakternya dengan logat madura seperti biasa. Nah yang cukup mengherankan Ajun malah terlihat kurang konsisten di film ini. Di beberapa adegan dia terlihat mengucapkan dialog seperti Jordi, apdahal itu bukan segmen untuk ngeledek Jordi loh.

Selain gak konsisten, rasanya titik kejenuhan gue terhadap Ajun Perwira sebagai pocong sudah tingkat maksimal. Semoga saja di film berikutnya tidak berperan sebagai pocong lagi deh. Masih banyak kok Jun peran bagus buat lo, karena di film Di Bawah Lindungan Kabah aktingnya cukup bagus walaupun cuma sebentar saja. Kalau untuk Joshua Suherman rasanya kata "Selamat Datang" adalah yang pas. Karena setelah 2 film yang cukup berkualitas dibintanginya, sekarang dirinya terpaksa turun kelas. Apalagi bermain di film sekelas Nayato.

Akhir kata, 3 Pocong Idiot bukanlah film komedi horror terbaik sampai bulan Mei 2012. Rasa hambar dan garing banyak sekali dapat kalian rasakan di film ini. Rasanya sebatas ngefans dengan ketiga pemain utama saja atau merasa "peduli" terhadap perfilman Indonesia saja menjadi alasan kuat untuk menonton film ini. Selebihnya? Tidak ada, dan disarankan memilih film Indonesia yang lain saja. Terima Kasih. :Salam JoXa:


Trailer:


Komentar