Review: The Devil Inside (2012)




Isabella Rossi mencari ibunya Maria Rossi yang telah berpisah dengan dirinya selama kurang lebih 20 tahun. Ibunya Isabella dikurung di sebuah penjara yang letaknya di Vatikan. Beliau dikurung karena 20 tahun lalu telah melakukan insiden pembunuhan terhadap 3 orang. Banyak yang menduga kalau Maria mengalami gangguan jiwa dan ada juga yang menduga kalau dirinya kerasukan roh jahat. Isabella sebagai anak pun tidak kuasa menahan itu semua karena dirinya melihat sendiri secara langsung kalau ibunya bukan seperti manusia normal lainnya. Isabella pun mencari cara untuk membantu ibunya dari kerasukan roh jahat tersebut.

Film-film tentang kerasukan nampaknya semakin gencar di perfilman Hollywood. Sebut The Last Exorcismus dan Exorcismus yang merupakan film terakhir gue tonton tentang kerasukan roh jahat. Teknik pengambilan gambar pun bisa dibilang serupa tapi tak sama secara keseluruhan yaitu menggunakkan teknik rekaman. Bisa dibilang film dengan menggunakkan teknik seperti agak cukup mengganggu buat gue secara pribadi, apalagi kalau menghasilkan gambar yang goyang-goyang dan mengakibatkan ketika menonton film tersebut tidak nyaman. The Devil Inside awalnya gue kira tentang film kerasukan saja dengan tanpa adanya embel-embel rekaman di dalamnya, ternyata malah menggunakkan teknik seperti itu.


The Devil Inside dari awal sebenarnya sudah cukup mengganggu. Ada bagian yang terlihat tidak enak dipandang mata. Setelah menjelaskan terlebih dahulu kisah masa lalu dan melanjutkan cerita ke kisah sekarang barulah terlihat film ini lebih rapi untuk dinikmati. Mungkin apa karena pemain yang bermain terlihat menyakinkan jadi bisa sedikit menolong film ini yang sebenarnya cukup membosankan. Akting dari Suzan Crowley bisa dibilang paling apik di film ini, bagaimana ekspresinya ketika kerasukan terlihat begitu meyakinkan. Selain Suzan juga terdapat Fernanda sebagai Isabella yang cukup membuat “twist” di akhir film ini. Walaupun twist ada di akhir film tapi bisa dibilang itu cukup mengganggu loh karena terlalu dipaksakan untuk membuat akhir cerita sebuah film.

Adegan-adegan di film ini pun mengingatkan pada film The Last Exorcismus. Dimana ada beberapa adegan seperti manusia kerasukan yang tubuhnya dilipat-lipat bagaikan senam tubuh dan juga orang yang kerasukan setan lari-lari dan manjat ke tembok.  Akhir kata, film arahan William Brent Bell bisa dibilang buruk dari segi cerita namun memiliki pemain yang terlihat meyakinkan di dalamnya. Kalau saja cerita yang buruk tersebut dibuat agak sedikit seimbang dengan akting para pemain pasti akan terlihat enak untuk ditonton film dengan tema kerasukan setan. :Salam JoXa:

1/5


Trailer:

Komentar