Review: Hugo 3D (2011)

Anak kecil bernama Hugo Cabret yang tinggal di sebuah stasiun rel kereta api di kota Paris adalah seorang anak yatim piatu kini tinggal bersama orang terdekatnya disaat ayahandanya meninggal dunia. Disana dirinya ditugaskan sebagai penjaga jam dinding. Selain pekerjaannya itu dirinya juga memiliki kebiasaan unik yaitu merakit dari barang-barang bekas menjadi sesuatu yang menakjubkan. Barang-barang perkakasnya itu pun ternyata hasil curian dirinya dari seorang pria berumur yang bernama George M. Sampai pada akhirnya, Hugo menemukan kunci yang merupakan benda terakhir yang dibutuhkan dirinya untuk benda yang sedang diperbaikinya saat ini. Alat tersebut anehnya didapatkan dari anak George sendiri yaitu Isabelle. Hugo pun merasa ada yang aneh dengan semua itu dan misteri pun memenuhi isi pikiran Hugo.

Kalau boleh jujur gue gak tahu apa isi cerita film Hugo sebenarnya. Awalnya gue mengira film ini tentang asal usul parfulm dengan merk ini. Dan ternyata ketika melihat poster film ini gue langsung berasumsi film ini semacam petualangan di dalamnya. Dengan adanya berbagai penghargaan yang telah diraih di kancah Golden Globes dan Academy Awards pun itu semakinn membuat gue penasaran dengan film ini. Walaupun agak terlambat masuk di Indonesia tapi tak apalah yang penting bisa merasakan keunggulan dari film sampai bisa masuk nominasi di ajang penghargaan perfilman bergengsi tersebut.

Ketika awal-awal cerita gue menduga bakal ada satu topik atau cerita saja yang diangkat dari film ini. Eh ternyata dugaan gue salah banget karena tidak hanya satu topik yang akan didapatkan di film ini. Untungnya juga skrip dari John Logan cukup cerdas untuk menggabungkan topik pertama dengan selanjutnya sehingga dibuat seapik mungkin untuk ditonton. Adanya selipan sedikit ilmu-ilmu ilmiah pun dituangkan di cerita menjadi sesuatu yang menarik dari film ini. Selain itu, penonton tidak hanya akan dibuat terpukau dengan kegigihan dari Hugo untuk meraih apa yang menjadi tujuannya, penonton akan merasa terpukau juga dengan sinematografi dari film ini yang begitu indah.

Selain sinemtografi yang indah, nampaknya penata artistik dari film ini juga begitu pas sesuai jaman dulu. Sayangnya sinematografi yang indah dan penata artistik yang pas tersebut tidak begitu worthed it jika menonton 3D sepanjang kurang lebih 2 jam dari durasi film ini. Keindahan 3D pun cuma terlihat di beberapa bagian saja, bagus sih di bagian beberapa itu tapi kebanyakan drama yang ditujukan dari film ini. Scoring dari film ini pun rasanya cukup worthed it untuk didengar. Dari film Hugo ada beberapa bagian yang menyentuh hati penonton. Selain kegigihan Hugo yang sudah disebutkan tadi, nampaknya misteri dibaliknya kunci dari Isabelle pun memiliki sisi daya sentuh tersendiri.

Deretan para pemain disini nampaknya tidak begitu asing lagi. Sebut saja Ben Kingsley, Chloë Grace Moretz, Ray Winstone dan bintang utamanya yaitu Asa Butterfield. Yang cukup salut penampilannya nampaknya pantas diberikan kepada Asa, disini permainan emosi dirinya bisa dijalankan dengan baik dan terlihat alami walaupun usianya masih tergolong masih beranjak remaja saat ini. Chloë nampaknya terlihat agak kurang maksimal di film Hugo kali ini, entah kenapa dirinya terlihat datar dan tidak sesuatu banget yang biasanya selalu memberikan kesan tersendiri bagi para penonton ketika melihat aksinya.

Sebagai film arahan sutradara dari Martin Scorsese, nampaknya Hugo berhasil menjadi suatu tontonan yang cukup menarik untuk kalangan segala usia. Dengan bekal adanya berbagai macam penghargaan diraihnya bisa menjadi pegangan Hugo sebagai film yang tidak perlu diragukan lagi secara kualitasnya. Kalau saja 3D dibuat lebih worthed lagi pasti film ini akan jauh lebih menyentuh dan indah secara keluruhan. Tapi nampaknya itu tidak mungkin lagi untuk diperbaiki karena semua sudah terjadi. Oleh sebab itu, nikmati dan rasakan saja setiap adegan demi adegan film ini agar kalian bisa merasa tersentuh dengan film ini. :Salam JoXa:

2,5/5

Trailer:

Komentar