Review: BILA (2012)

Bila dan Shoshana adalah dua sahabat dari sejak masa kecil. Shohana bisa dibilang selalu lebih unggul daripada Bila. Oleh sebab itu Bila tidak mau kalau persoalan cinta pun sampai keduluan oleh sahabatnya itu. Sampai suatu hari mereka berdua ternyata jatuh cinta kepada satu pria yang aktif di bidang musik yang ada di sekolahnya. Pria yang berwajah blasteran dan putih serta tinggi tersebut bernama Dani. Dani pun ternyata suka dengan Bila. Namun itu semua tanpa adanya pernyataan khusus dari mulut Dani kepada Bila kalau dia suka dan cinta terhadapnya. Akan tetapi semua itu harus dipertaruhkan karena hubungan merekaa tidak direstui mamanya Bila, karena beliau belum bisa kehilang putri semata wayangnya setelah berpisah dengan suaminya. Belum lagi Bila harus bisa menghargai perasaan sahabatnya yang jatuh cinta juga terhadap Dani.

Minggu percintaan bagi dunia perfilman Indonesia nampaknya terjadi di minggu ini. Setidaknya 2 film Indonesia berani tayang untuk menghiasi serta merayakan hari kasih sayang atau Valentine’s Day nanti yang jatuh pada tanggal 14 Februari. Setelah membuat postingan biasa MALAIKAT TANPA SAYAP, kini saatnya membuat postingan tentang film BILA. Yap! Judul yang singkat itu nampaknya juga mau menyajikan cerita yang simple dan mudah dicerna oleh para remaja saat ini. Film BILA sendiri adalah PH dari Maxima Pictures. PH ini sebelumnya cukup dikenal dengan film drama romantisnya di tahun 2011 yaitu lewat film PUPUS. Kini di awal tahun 2012 dengan dibawah naungan seorang sutradara Chisa Doppert, BILA pun diluncurkan.

Stefan Williams… Pasti mendengar nama itu cukup asing di telinga jika kalian memang bukan pecinta FTV. Yap, Stefan sebenarnya lebih terkenal di dunia pertelevisian dan kini merambah di dunia layar lebar. Sebelum film BILA sebenarnya Stefan sudah menjadi cameo di film Kuntilanak Kesurupan (2011). Ya jadi wajar saja kalau ada penonton yang bingung dengan predikat Aktor Terfavorit 2011 di trailer film yang ditujukan kepada Stefan.. Gue aja kalau tidak mencari tahu terlebih dahulu kebenarannya juga gak tahu predikat dari mana itu. Oke kehadiran Stefan di film BILA memang tergolong cukup menjual untuk kalangan remaja. Dengan hanya memodalkan tampang dan bisa dirubah2 aksen mukanya tanpa menghilangkan kerupaan aslinya tersebut, Stefan pun nampaknya melupakan bagaimana seharusnya dia berekspresi dengan tepat ketika menatap lawan mainnya.

Beberapa adegan Stefan matanya terlihat kosong dan kurang macho untuk menatap remaja cantik dan manis seperti Shalvynne Chang. Agak wajar juga sih kalau Shalvynne juga ragu dengan cinta yang diberikan Stefan kepada dirinya. Sebagai debut aktingnya di film BILA, Shalvynne nampaknya bermain aman-aman saja. Tingkat keamanan di sini untungnya dipoles dengan make-up yang begitu niat sekali merubah dirinya dari sosok SMP terus SMU lanjut Kuliah dan sebagai pekerja. Perubahan yang dilakukan pun tidak begitu mencolok dan nyaris sama saja di setiap perubahannya itu. Setidaknya perubahan make-up tersebut tidak melunturkan kecantikan Shalvynne di film ini. Itu pun juga terjadi pada sahabatnya di film ini yaitu Shosana atau Karina Meita Permatasari. Duh wajahnya Karina bisa dibilang agak berbeda jauh dengan sahabatnya itu tapi entah kenapa make-upnya begitu menor ya kelihatannya? Jadi tambah lebih tua kesannya. Penampilannya pun biasa banget, cenderung gampang dilupakan.

Cerita yang dibuat Cassandra disini pun terlihat remaja yang sedang mengalami masa pubertas. Dialog antara para pemain pun terlihat kelewat unyu tapi kalau sudah berlebihan jadi terkesan menjijikkan. Walaupun sudah beranjak dewasa bahkan sudah mengambil sekolah S2 sekalipun dalam cerita ini dialog para tokoh disini pun tidak menunjukkan sisi kedewasaannya, begitu pula ketika melakukan sesuatu. Semua terlihat konyol. Adegan yang paling berkesan dan menggelitik gue itu ketika Bila tahu kalau Dani tunangan lalu dirinya menyetir mobil sambil nangis yang ternyata dia melakukannya sambil mutar-mutar kolam air mancur saja -_______-. Kalau adegan-adegan ketika mereka amsih remaja pubertas rasanya masih tahap maklum saja sih walaupun agak gak masuk akal saja sih karena lebay banget.

Nampaknya Bila memang diperuntukkan anak-anak remaja labil dan masa pubertas yang gak kelar-kelar sampai mereka sudah beranjak dewasa sekalipun. Jadi kalau ada yang tidak suka atau bahkan muak sepanjang 80 menit film ini berlangsung ya rasanya wajar saja sih. Karena gak selamanya penonton film Indonesia seperti remaja labil dan pubertas kan? Untung saja film ini nyaris ketolong dengan kehadiran live band D’cinnamons di film ini. Mereka melakukan aksi panggung dengan single lagu mereka terbaru yang berjudul “My Lovely Friends”. Setidaknya penggalan lirik demi lirik lagunya cukup menyatu dengan jalan cerita film ini. Selain soundtrack film ini juga ketolong dengan pengambilan gambaar dan artistiknya yang niat banget. Jadi beruntunglah film BILA memiliki soundtrack yang enak didengar dan artsitik serta pengambilan gambar yang ciamik dibandingkan penampilan yang dibilang sebagai aktor terfavorit 2011 tapi kurang berhasil membuat itu semua jadi favorit para penonton. :Salam JoXa:

1,5/5

Trailer:

Komentar