Review: My Blackberry Girlfriend (2011)

Walaupun dirinya seorang playboy, tapi namanya untuk membeli sebuah gadget seperti “Blackberry” rasanya sesuatu yang berat untuk seorang Martin. Hingga pada akhirnya dirinya membeli “Blackberry” melalui pencarian murmer gadget tersebut dari Hendra, sahabatnya. Martin pun sempoyongan karena mendapatkan banyak invite pin BB ke gadget miliknya tersebut, maklum gadget bekas. Hingga pada suatu hari, dirinya mendapatkan invite pin BB dari seorang gadis cantik bernama Angel. Foto yang terdapat di profile BB Angel membuat Martin tertarik dan penasaran sama gadis satu ini. Pertemuan dengan Angel pun akhirnya terjadi, namun itu semua berakhir dengan tidak enak karena Angel meminta Martin menjadi “pesuruh”nya.

Karya dari penulis online Agnes Davonar di tahun 2011 nampaknya semakin mengepakkan sayapnya saja di dunia perfilman. Surat Kecil Untuk Tuhan, Ayah, Mengapa Aku Berbeda adalah dua hasil dari tulisan beliau di alamat onlinenya yang sudah difilmkan. Kini di penghujung akhir tahun 2011 kembali merilis karyanya dalam bentuk sebuah film yang berjudul My Blackberry Girlfriend. Kalau dilihat dari tulisan onlinenya, film ini sebenarnya memiliki unsur drama romantis komedi yang kuat. Lalu apakah setelah difilmkan dan ditulis skenarionya oleh Djaumil Aurora dengan supervise skenario oleh Titien Wattimena bisa memberikan romantisanya film ini?

Rasanya nama Djaumil Aurora sendiri bukanlah asing di telinga penonton Ayah, Mengapa Aku Berbeda, karena beliau juga yang bertugas sebagai pembuat skrip film tersebut. Dan hasilnya terhadap My Blackberry Girlfriend lebih kacau dan berantakan disana-sini. Hampir 10 menit pertama penonton dibuat lelah oleh sistem acak demi acak yang disajikan film ini. Kalau saja pembukaan film ini dibuat lebih rapi dan tidak terlalu banyak pemaksaan disana-sini pasti film ini jauh lebih menghibur dan menjanjikan sepanjang 73 menit ke depan setelah 10 menit tadi. Kesalahan fatal memang sudah terletak pada sisi skenario yang terlihat datar, garing dan maksa. Belum lagi editing yang cukup kasar dan terlihat sekali perpindahan yang amatlah mengganggu.

Selain skrip dan editing yang sudah cukup menggangu, nampaknya dari segi sinematografi film ini pun terlihat biasa saja. Pengambilan adegan di luar negri sekalipun nampaknya tidak memberikan sisi sinematografi yang baik di film ini. Malahan semua terlihat seperti rekaman seorang pemuda/pemudi yang sedang melakukan perjalanan ke luar negri dengan menggunakan handycam. Ketidakfokusan pengambilan gambar pun membuat film ini semakin aneh kelihatannya. Scoring di film ini nampaknya agak sedikit menolong suasana dari film ini. Ketika suasana senang ataupun sedih serta galau rasanya cukup pas lah dari sisi pemilihan lagunya. Apalagi ada lagunya agnes monica yang berjudul Coz I Need You, Coz I Love You yang memberikan nyawa dari film ini.

Deretan para pemain di film My Blackberry Girlfriend nampaknya memberikan rasa berlebihan juga ketika mendalami karakter mereka di film ini. Yang paling mengganggu adalah Fathir Muchtar disini terlihat jauh lebih kaku dibandingkan tipe film yang sama dia yang juga rilis tahun ini (Oh Tidak!). Mimik dan raut muka dari Fathir disini terlihat sekali datar dan tidak ada kesan sesuatu yang lucu dari jokes-jokes yang diberikannya. Sosok Hardi Fadhillah nampaknya jauh lebih bagus dan natural memberikan sisi humor dari film ini. Karakter dirinya pas dengan raut mukanya yang agak polos untuk diperlakukan orang secara buruk. Kehadiran Daus yang lebih cenderung lebai pun rasanya bisa dimaklumi karena memang beliau kalau berakting selalu seperti itu.


Rasanya kurang afdol kalau melupakan nama Luna Maya di film My Blackberry Girlfriend. Kehadiran Luna Maya disini setidaknya memberikan kesegaran dan hawa berbunga-bunga bagi para kaum Adam ketika melihat aksinya kembali di layar lebar. Kembalinya Luna Maya di dunia akting rasanya ini bukan pertama kali karena setelah kasus yang pernah menimpanya di beberapa waktu silam, dirinya sempat membintangi FTV Remaja disalah satu stasiun TV swasta. Setidaknya bagi kalian penggemar Luna Maya bisa dibilang tidak akan merasa rugi untuk menyaksikan akting dari perempuan yang semakin cantik ini.

Akhir kata, film keempat di tahun 2011 dari seorang Findo Purwono HW ini bisa dibilang terlalu maksa kemasannya. Unsur romatika yang seharusnya menjadi poin penting dari film ini pun gagal dibuat oleh beliau. Begitu pula dengan unsur komedia yang disajikan pun kelihatan masih garing dengan jokes-jokes yang diberikan para pemain melalui dialognya. Andai saja Findo lebih fokus dan tidak seperti kejar setoran dalam membuat film ini pasti rasa hiburan dari film ini akan lebih jauh nikmat untuk ditonton. Saksikan sendiri di bioskop kesayangan anda mulai tanggal 29 Desember 2011 ! :Salam JoXa:


2/5

Trailer:

Komentar