Review: Mati Muda di Pelukan Janda (2011)

Bunga seorang transgender yang sedang mengalami kegalauan dalam hidupnya. Untunglah kegalauan tersebut hilang ketika seorang Rahmat kecil dengan lugu dan polosnya menghampiri dirinya. 18 tahun kemudian Rahmat kecil tadi tumbuh menjadi lelaki tulen yang dibesarkan oleh seorang Bunga yang seorang transgender. Dengan modal usaha Salon Mawar dari Bunga lah, Rahmat bisa sampai menuntaskan sekolahnya sampai jenjang SMU. Rahmat pun berniat mencari pekerjaan sendiri demi membantu biaya hidup Ibu angkatnya tersebut.

Di lingkungan rumah Rahmat pun tinggallah 2 orang janda yang begitu sama-sama menyukai Rahmat. Ratih, janda yang sudah ditinggal 2 tahun oleh suaminya yang kini berprofesi sebagai tukang jahit. Lain halnya dengan Mpok Sari yang konon kabarnya Cuma mengaku sebagai janda biar usaha warung nasi “Sari Nikmat” miliknya bisa laris dipenuhi pelanggan hidung belang. Kini Rahmat pun harus memilih salah satu diantara mereka, namun itu semua harus dilalui dirinya dengan masalah-masalah yang mempertaruhkan nasib dirinya sendiri.

Sentra Mega Kreasi? Apa yang terlintas dari pikiran kalian ketika mendengar nama PH Film ini? Pastilah unsur Film yang berbau esek-esek yang terlintas di pikiran anda. Belum lagi fakta yang menunjukkan bahwa produksi film ini sempat berhasil menjadi penonton terbanyak di tahun 2011 namun kini harus bergeser ke posisi 2. Dan kini SMK kembali dengan judul yang membawa unsur Janda di dalamnya. Hmmm pasti yang terlintas di pikiran penonton adalah bahwa film ini ada unsur sexnya kan? Tenang dulu! Sepanjang 84 menit ternyata penonton tidak dibawa sepenuhnya ke dunia pakaian-pakaian minim yang hanya mengumbar-umbarkan dada belaka saja. Sebaliknya, penonton akan dibawa ke jalan yang benar dan diberikan pesan moral di dalamnya.Penasaran? Simak review curhatan josep berikut ini tentang film Mati Muda Di Pelukan Janda.

Bisa dibilang Mati Muda Di Pelukan Janda sebuah film cukup serius yang dibuat Sentra Mega Kreasi sampai tahun 2011. Kalau boleh flash back sejenak, rata-rata produksi filmnya selalu tidak jauh dengan tebar-tebar dada besar atau unsur sex belaka. Namun sepertinya kali ini Shankr X bersama Helfi Kardit agak “sadar” dikit membuat sebuah film. Dengan mengambil tema Janda dan ada unsur transgender di dalamnya, rasanya kalau tidak dibuat secara benar di jalannya pasti akan membuat penonton bosan atau malah keasyikan sendiri. Untungnya Hilman Mutasi dan Bintang Timut Team cukup lumayan memberikan cerita yang baik dengan adanya pesan-pesan moral di dalamnya.

Pesan moral disini bisa diantaranya adalah jangan memandang Janda sebelah mata karena walaupun mereka Janda tapi mereka juga memiliki semangat hidup. Visualisasi janda disini untungnya sesuai dengan porsinya. Walaupun tetap adanya tebar-tebar pesona dada dari 2 pemain disini yaitu Shinta Bachir dan salah satu lagi pelanggan salonnya Bunga. Selebihnya sepanjang film ini disajikan dengan wajar-wajar saja. Mungkin yang cukup mengganggu disini adalah unsur komedi di dalamnya terasa begitu garing dan terlihat maksa. Dialog yang dihadirkan tidak lucu dan dapat membuat penonton mengerutkan kening.

Pengambilan gambar dari film ini pun terasa biasa saja dan juga scoring dari film ini pun terlihat Cuma sekedar tempelan belaka saja. Yang paling menggelikan dari film ini adalah ketika dimana Ihsan mengalami jatuh dari genteng namun ketika jatuh bajunya tetap bersih dan juga luka yang di hadapinya pun tidak ada. Untungnya unsur antagonis di film ini cukup membantu jalan cerita film ini. Karena menurut gue secara prinadi film ini terasa kurang kokoh ketika selesai 1 jam pertama. Barulah setelah 1 jam pertama datanglah antagonis di dalam film tersebut.

Para pemain disini bisa dibilang tampil biasa aja tanpa adanya keistimewaannya sendiri. Malah bisa dibilang tidak ada pemain yang cukup terkenal yang disajikan film ini. Lihat saja di film ini nanti lo akan melihat kakek-kakek tua yang horny, belum lagi segerombolan anak-anak kecil di sekitar tempat tinggal Rahmat yang begitu banyak, tukang bajaj, penggila obat perkasa, dan pria-pria hidung belang tapi dengan tampang yang amatlah mengkerut. Ya bisa dibilang Mati Muda di Pelukan Janda tidak seburuklah dengan judul film ini yang sebenarnya tidak ada hubungannya sama sekali dengan film ini. Dan juga didalamnya tidak begitu banyak unsur sex atau bertebaran dada dimana-mana. Bila dibandingkan dengan duel Helfi dan Shankr yang sebelum ini, mereka bisa dikatakan naik tingkat 1 untuk di film ini. Saksikan sendiri mulai tanggal 22 September akan datang!


2/5

Trailer:

Komentar