Tumbal Jailangkung (2011)

Linda diputusin oleh pacarnya, Richard, yang ternyata selama ini tidak memiliki rasa cinta dan sayang kepada dirinya. Ternyata selama ini Richard memiliki pacar bernama Sara yang kuliah di luar negeri. Bahkan Richard tega membagikan tubuh Linda kepada dua temannya yaitu Galung dan Hanung. Vena, sahabat Linda, yang mengetahui hal tersebut tidak tinggal diam saja. Dia langsung melabrak Richard, namun hal tersebut rasanya sia-sia saja dia lakukan. Iva, sepupu Vena, yang memendam cinta selama ini kepada Linda, memberi usul untuk mengajak Linda liburan ke villa milik bapaknya. Setiba di Villa, suasana dingin menyelimuti Linda, dan membawa dirinya hingga ke tengah-tengah hutan yang cukup jauh dari villa tersebut. Disana, dia menemukan jailangkung. Dia pun penasaran dan berniat membawanya ke dalam villa. Ketika dalam perjalanan ke villa, Linda dipergoki oleh seorang mbah dukun. Mbah tersebut memperingatkan dirinya agar mengubur kembali jailangkung tersebut karena kalau tidak dia akan mendapatkan masalah. Linda pun tidak memperdulikan kata-kata mbah tersebut. Keesokan harinya, banyak kejadian-kejadian aneh dan mistis menerawang kehidupan Linda dan teman-temannya.

Pasti banyak yang risih dengan poster dari film ini a.k.a Tumbal Jailangkung ketika resmi diedarkan ke publik. Entah maksudnya apa dari crew disini untuk mengorbitkan dan bisa memamerkan tubuh-tubuh para pemain disini. Dan bisa dibilang poster ini seperti ajang Malam Pemilihan Tubuh terseksi dan terindah 2011. *preet! Belum lagi adanya 2 wanita bule di ujung kiri dan kanan yang semakin membuat film ini seperti film-film sampah lainnya. Daripada penasaran, simak curhatan josep berikut ini tentang film Tumbal Jailangkung.

Chiska Doppert di pertengahan tahun 2011 bisa dibilang merambah kembali keeksisan dirinya. Terbukti bulan Juni 2011 dia telah sukses membawa kurang lebih 440ribuan penonton untuk menonton filmnya di bioskop yang berjudul Ada Apa Dengan Pocong (dan sampai naiknya film ini, film beliau masih bertengger di poster “now playing” bioskop). Sungguh prestasi yang cukup bombastis bagi seorang Chiska yang telah berpuluh-puluh tahun duduk di balik sutradara ternama Nayato. Banyak persepsi-persepsi masyarakat yang mengatakan bahwa karya Chiska kurang lebih sama dengan Nayato. Hmm setelah menyaksikan 2 filmnya di pertengahan tahun ini, gue rasa agak berbeda ya. Mungkin persamaan mereka yaitu di setting tempat yang SAMA PERSIS, dan adanya diskotik *teteup*.

Disini Chiska menunjuk Amellia sebagai penulis dari film ini. Cerita yang dibuat bisa dibilang sangatlah tidak nyaman untuk dinikmati! Selain cerita yang basi, dan banyaknya cerita yang bolong disana-sini pun menjadi kekurangan fatal dari film ini. Walaupun Chiska tidak seperti Nayato yang memberikan alur flashback di akhir cerita, tapi gue lebih nyaman dengan cerita yang dibawakan Chiska dibandingkan Nayato. Belum lagi efek-efek suara dari Eka Firdaus, sebagai sounds director, cukup amat mengganggu pendengaran. Memang sih ini film horror tapi jangan terlalu lebai juga dong efek-efek suaranya! Akan tetapi pembukaan film ini dengan hadirnya band Koil bisa dibilang lumayanlah dibandingkan efek-efek suara tadi!

Para pemain disini bisa dibilang tidak seannoying tubuh mereka di poster Tumbal Jailangkung. Sebut saja, Soraya Larasati (Linda), Violenzia Jeanette (Vena), Rocky Jeff (Richard), Fiona Callaghan (Sara), Tasa Rudman (Galung), DennyWeller (Ivan), Romeo Sianipar (Hanung), Nadeja Kovba (pacar Hanung), Anna Stepanova (Keyla, pacar Galung). Walaupun penampilan mereka tidak annoying tapi gue tidak merasakan gregetnya kemampuan akting mereka. Belum lagi Laras yang bisa dibilang lebih berpengalaman aktingnya dibandingkan teman-temannya disini. Paling aktingnya ketika berubah wujud menjadi sosok “Kayato”lah yang cukup lumayan menyakinkan (kalau saja make upnya lebih oke pasti jauh lebih meyakinkan).

Overall, Tumbal Jailangkung gagal membuat gue secara pribadi merasakan bulu kuduk merinding ataupun merasakan sensasi lainnya. Bisa dibilang Tumbal Jailangkung konsep yang dibuat Chiska tidak totalitas dalam pembuatannya karena banyaknya editan-editan kasar di sepanjang film, belum lagi di sepanjang film penonton disajikan gambar “sephia”! Akan tetapi, semua tergantung di tangan penonton untuk menonton film ini atau tidak. :cheers:



Trailer:

Komentar

  1. haha..geli sya baca review ini..
    Chiska Doppert = Nayato adalah orang yg SAMA.
    ga heran karyanya jg SAMA.
    blum tau ya gan?

    sineas yg 1 ini emg hobi ngluarin 'alter ego' nya, trmsuk nama Lan jacobs,dsb..

    BalasHapus
  2. @sukatoro maaf ya tolong dibaca ulang ya review saya dgn baik. Tidak ada statement saya yg blang Nayato = Chiska sama. Saya malah membandingkan mereka brdua. Trima kasih.

    BalasHapus

Posting Komentar