True Love based on the novel Cinta Sepanjang Amazon (2011)

Aries dan Guntur adalah dua sahabat dari kecil yang selalu bersama-sama. Guntur selalu mengikuti kemana Aries pergi dan juga mematuhi apa yang dikatakan oleh Aries. Suatu hari di kampusnya, Aries tersipu-sipu melihat gadis yang diketahui namanya Vania. Vania adalah salah satu mahasiswi terbaik di kampus tersebut. Dia mendapatkan beasiswa dan kepercayaan untuk menyewa sebuah tempat untuk dijadikannya warnet di daerah kampus tersebut. Dengan hasil pendapatan dari warnet tersebut pula, Vania dapat membiayai kehidupan sehari-harinya. Dalam hidup Vania, tidak ada kata gratis untuk meraih sesuatu karena baginya setiap orang harus berusaha untuk mendapatkan semuanya itu. Oleh sebab itulah, Vania kurang begitu suka dengan Aries karena sifatnya yang bertolak belakang dengan dirinya. Akan tetapi, ternyata semua itu ditutupi oleh namanya sebuah cinta. Aries yang mengetahui latar belakang Vania yang seorang anak yatim piatu dan bukan berasal dari keluarga konglomerat seperti dirinya nekat menikahi Vania atas nama sebuah cinta. Aries sangat begitu mencintai Vania seperti panjangnya Sungai Amazon, namun rasa cintanya kepada Vania harus dia alami begitu pahit karena Vania mengkhianati cintanya bahkan hingga 2 kali.

Sebuah karya novel Mira W yang difilmkan dengan judul True Love yang memiliki judul asli novel Cinta Sepanjang Amazon. Novel ini dirilis untuk memperiangati 50 tahunan kampus Moestopo di tahun 2008 silam. Dengan harapan juga, novel ini dapat dibuatkan menjadi sebuah karya film panjang. Akhirnya, novel tersebut difilmkan juga di tahun 2011 ini dengan biaya produksi sebagian ada bantuan dari kampus Prof Dr. Moestopo. Dengan arahan sutradara Dedi Setiadi, yang notabene pernah dikenal sebagai orang dibalik kesuksesan Keluarga Cemara dan sekarang lebih ke arah sutradara FTV-FTV, film True Love pun dibuat oleh beliau. Tempat lokasi shooting yang dilakukan di 3 tempat yaitu Jakarta, Raja Ampat dan Swedia.

Rasa kekuatiran gue sebelum menonton film ini pun terjawab sudah setelah menonton film ini. Bagaimana tidak banyak sekali yang terlihat ganjal dan cerita begitu lompat-lompat dengan editing yang kasar. Rasa kekuatiran gue pertama kali adalah karena film ini berasal dari sebuah novel jadi takutnya tidak semenarik novel tersebut. Untuk sebuah film yang disadur dari novel, True Love bukanlah film pertama karena sudah banyak film-film Indonesia yang diangkat dari sebuah novel baik genre dewasa ataupun remaja. Ditambah lagi durasi 2 jam yang menurut gue cukup lama dengan kemasan yang tidak menarik. Kenapa tidak menarik? Ya seperti yang tadi gue bilang kalau film True Love terlihat sekali seperti film lompat-lompat yang tidak mempedulikan bagaimana nantinya reaksi penonton ketika menonton film tersebut.

Dari jajaran pemain, rasa sudah tidak asing lagi karena beberapa diantara mereka sudah pernah kita lihat bersama di satu produksi film juga. Fanny Fabriana sebagai seorang Vania yang memiliki sifat wanita cerdas yang gejolak jatuh cinta yang tinggi dengan pembawaan emosi dibalik adanya sesuatu yang dirahasiakan dari seorang Aries, cukup baik dibawakannya. Mario Lawalata dengan sifat manja, egois, keras kepala, temperamental, dan bisa dibilang labil juga, cukup berhasil membuat penonton agak terlihat emosi dengan karakter yang dia bawakan di film ini. Edo Borne yang berperan sebagai Guntur, memiliki sifat patuh dan taat terhadap bosnya yaitu Aris juga terlihat sama labilnya dengan Aries, ya bisa dibilang sifat-sifat Aris juga melekat dalam dirinya. Happy Salma disini berperan sebagai kakak Aries, Sagitaria, yang memiliki sifat antagonis terhadap kehidupan Aries. Karakter Happy Salma disini bisa dibilang cukup mencuri perhatian dibandingkan pemain lainnya. Selain itu, Fikri Ramadhan yang berperan sebagai Arifin, teman Vania yang sebenarnya memendam rasa cinta terhadap Vania, terlihat hanya sebagai tempelan di film ini. Selain keempat pemain tersebut, juga ada penampilan Alex Komang, Pierre Gruno, Panca Prakoso.

Selain cerita yang dihadirkan terlihat lompat-lompat dan agak tidak masuk akal di beberapa adegan, True Love jugaa memiliki para pemain yang notabene karakternya cukup antagonis semuanya. Sebut saja, Aries yang terlihat begitu temperamental, belum lagi dengan hadirnya Guntur yang kurang lebih sama dengan Aries, begitu juga dengan Sagitaria yang lebih antagonis daripada Aries. Selain itu, ditambah lagi dengan alunan-alunan musik yang bisa dibilang cukup mengganggu pendengaran. Efek-efeknya terlihat seperti film horror atau thriller, padahal film ini sebenarnya bergenre drama romantis. Sinematografi yang dihasilkan pun tidak semuanya baik dihasilkan. Boleh diakui sinematografi di Raja Ampat yang lebih condong menarik perhatian dibandingkan Swedia, yang notabene berlokasi di Negara Eropa. Sinematografi di Swedia terlihat sekali kameranya begitu amatir dan tidak fokus mengambil gambarnya. Bisa dibilang cukup disayangkan sekali secara keseluruhan kemasan dari film True Love. Pesan yang dipetik disini selain hendaknya berpikir dahulu secara matang sebelum mengambil keputusan (menikah), juga ada bagaimana kita harus mencoba belajar memaafkan orang yang kita cintai. Memang agak klise dan berat tapi kalau dicoba rasanya tidak ada yang salah bukan? Selamat menonton. :cheers:

2,5/5

Trailer:

Komentar