Elephant White (2011)

Curtie Church adalah seorang pembunuh bayaran yang disewa seorang ayah yang anak perempuannya diculik dan dibunuh oleh kelompok yang memperdagangkan wanita secara illegal di Thailand. Di Thailand dirinya mencari teman seperjuangannya untuk membantu misinya, dia adalah Jimmy. Misinya kali ini juga dibantu oleh seorang wanita yang bernama Mae. Mae memberitahu dimana tempat-tempat target operasi yang Church cari selama ini. Namun tak disangka, ternyata Church terlibat dalam pertarungan antar kelompok yang saling bermusuhan, dan dia juga menemukan fakta-fakta mengejutkan tentang orang yang menyewa dia untuk misi ini. Pengkhianatan dan teka-teki misterius pun dialami Church.

Elephant White adalah film yang disutradarai oleh Prachya Pinkaew kali ini mengambil tema human trafficking. Kevin Bernhardt sang penulis skenario film ini membuat sesuatu yang agak beda di film Thailand beberapa bulan akhir ini. Bisa dibilang film Thailand cenderung mengambil tema percintaan drama remaja ataupun dewasa dengan dibumbui komedi di dalamnya. Adapun tema horror ataupun thriller dan action tidak semeriah yang bertema percintaan. Kembali lagi ke Elephant White, film Thailand kali ini bisa dibilang terlalu beresiko karena genre yang diangkat film ini tidak fokus di satu genre. Bisa dibilang hampir semua genre ada di film ini, sebut saja, action, thriller, drama, crime, bahkan horror pun ada di film ini.

Di awal film, kita akan melihat aksi dari Djimon Hounsou yang melakukan peledakan bom di tempat klub malam. Selain itu juga ada aksi kejar-kejaran antara Djimon dengan Kevin Bacon untuk menyelesaikan misi mereka. Kemudian, kejadian misterius dimulai ketika hadirnya Mae (Jirantanin Pitakporntrakul) di kehidupan Church. Misi Church bisa dibilang baik untuk menyelamatkan para gadis-gadis dari perdagangan haram dan obat-obatan terlarang. Akan tetapi di film ini terlihat tidak adanya unsur yang kuat di sepanjang film yang kurang lebih berdurasi 90 menit. Kalau saja, Kevin Bernhardt sebagai penulis lebih fokus kepada human trafficking dengan tidak adanya embel-embel twist di horrornya pasti film ini lebih greget untuk dinikmati.

Dari jajaran para pemain bisa dibilang sudah pada berpengalaman semua, sebut saja Djimon Hounsou (Blood Diamond, Gladiator, Push) dan Kevin Bacon (Mystic River, Frost/Nixon, Super, X-Men First Class). Kalau Jirantanin Pitakporntrakul bisa dibilang Elephant White adalah debut film pertama dirinya. Djimon dengan karakter suaranya terlihat amat datar di penampilannya kali ini. Ekspresi yang dihadirkan juga sama datarnya dengan logat suaranya. Mungkin bisa dibilang Kevin Bacon yang tampil aman tapi tidak baik. Dengan aksinya sebagai penjahat slengean/suka-sukanya dan aksi dirinya yang terkadang kocak di beberapa adegan. Sebagai pendatang baru, Jirantanin bisa dibilang juga bermain aman di film ini. Dengan bermodalkan tampangnya yang ayu dan jelita, dia cukup berhasil membuat gue bertahan sampai credit title film ini muncul.

Keseluruhan, Elephant White bukanlah suatu karya yang rapi karena adanya ketidakfokusan dalam pembuatan cerita serta ending yang terlalu mudah diselesaikan film ini. Sinematografi yang dihasilkan pun terlihat kelam dan tidak indah. Scoringnya pun di beberapa bagian terdengar sedikit mengganggu. Andai film Elephant White lebih fokus di satu titik genre pasti film yang didistribusikan oleh Parkit Film ini bisa menjadi sebuah tontonan yang segar untuk dinikmati. Jika kalian penasaran lebih baik menyaksikannya sendiri. Selamat menonton. :cheers:

2,5/5


Trailer: