Catatan Harian Si Boy (2011)

Semua berawal dari anak muda yang hobi balapan yang bernama Satrio. Satrio memiliki adik yang bernama Putri, namun Satrio lebih senang tinggal di tempat bengkel dia bekerja. Di bekerja di bengel yang dipimpin oleh Nina, di tempat mereka juga ada Herry yang selalu menjadi bahan lelucon mereka terutama bersama Andi. Rasa kekeluargaan mereka kini sedang diuji karena setelah Satrio bertemu dengan Natasha di kantor polisi ketika Satrio sedang digeluti kasus biasa yang selalu dia lakukan. Satrio membantu Natasha untuk mencari tahu dimana orang yang memiliki buku catatan yang dipegang Natasha. Buku catatan itu memiliki arti penting bagi Natasha karena ibunya, Nuke, kini sedang kritis di Rumah Sakit dan selalu menyebutkan nama Boy. Disinilah kebersamaan dan kekeluargaan Satrio dkk diuji karena setelah membantu kasus pencarian catatan harian si boy itu, masalah demi masalah mereka hadapi.

Akhirnya film ini yang sudah ditunggu-tunggu gue secara pribadi bisa gue tonton juga! Film karya dari seorang sutradara baru diperfilman Indonesia kembali mewarnai perfilman. Dia bernama Putrama Tuta, bapak muda dari 2 anak ini bisa dibilang melakukan sesuatu hal yang cukup berani dan menantang di proyek film pertamanya ini. Kenapa berani dan menantang? Kalau mau memflash back secara detil film Catatan Si Boy rasanya terlalu lama ya, tapi kalau mengetahui hebatnya film itu di masanya dahulu bisa menjadi tantangan dan berani seorang Putrama Tuta tersendiri. Beliau berani mengambil resiko kalau ada orang yang tidak suka dengan filmnya. Akan tetapi, ternyata resiko buruk tersebut hingga saat ini belum terdengar di telinga gue secara pribadi setelah beberapa kalangan yang menonton di screening dan Gala Premierenya tanggal 21 Juni 2011. Semua yang menonton merasa PUAS dan BANGGA dengan debut pertama beliau. Penasaran? Simak curhatan josep berikut ini.

Cerita yang dihadirkan oleh Putrama Tuta sendiri sebenarnya mengambil benang merah dari kisah Catatan Si Boy dimasa dahulu. Dimana si Boy yang memiliki hubungan dengan Nuke. Nah, disini dia tidak menceritakan bagaimana Boy dengan pemain yang bukan Onky Alexander sendiri melainkan dirinya tetap menghadirkan Onky Alexander, Btari Karlinda, serta Didi Petet di film ini. Putrama disini lebih memfokuskan bagaimana karakter Satrio yang bisa dibilang karakter Boy yang lebih modern dan bisa diterima masyarakat saat ini. Karakter Satrio disini juga tidak seperti komik atau pun dongeng-dongeng, dimana seorang cowok tampan yang kaya atau banyak wanita. Disini karakter Satrio lebih nyata dan bisa saja anda salah satu pencerminan karakter Satrio. Satrio, memiliki karakter yang cuek, liar, suka balapan, berkharisma, namun tetap taat beragama tapi tidak setaat Boy dahulu lah. Dan untungnya karakter Satrio disini berhasil dibawakan dengan baik oleh seorang Ario Bayu. Sosok charisma dan kulitnya yang gelap menjadi andalan dari dalam dirinya sebagai seorang Satrio.

Selain itu, para pemain disini juga tidak kalah menarik semuanya. Sebut saja, Carissa Puteri yang begitu cantik dan anggun pembawaan karakternya. Poppy Sovia, dengan gaya ala Megan Fox Indonesia, membawakan karakter dengan baik sebagai cewek tomboi tapi gampang menyerah kalau ada masalah. Karakter Andi yang dibawakan oleh Abimana Aryasatya sangat menarik perhatian di sepanjang film ini. Dan menurut gue, karakter Andi selalu hadir di segala kondisi pemain disini. Dialog-dialog yang dilontarkannya begitu nyablak atau nyeletuk tapi itu bukan asal kata yang keluar karena begitu dalam maknanya dan juga bisa dijadikan trendsetter untuk gaya bahasa anak muda saat ini. Ada Andi, pasti ada Herry, bagaimana tidak karakter Herry yang diperankan Albert Halim di film ini ibarat kata seperti Tom & Jerry. Aksi Albert yang membawakan karakter sebagai pria kemayu yang ahli pembukuan bisa dibilang Emon masa kini. Tidak lupa juga dialog-dialog yang dia bawakan juga oke cing! Wanita manis satu ini bisa dibilang bisa menyita perhatian. Bagaimana tidak, wajahnya yang manis, dan Indonesia banget menjadi andalan seorang Tara Basro. Sebagai pendatang baru Tara Basro yang berperan sebagai Putri yang merupakan adik dari Satrio berhasil dibawakan dengan baik. Yang terakhir Paul Fosterr, pemain pendatang baru yang berasal dari negeri Singapore cukup berhasil membawakan karakternya walaupun terlihat agak kaku, tapi wajar saja untuk film pertamanya.

Di Catatan Harian Si Boy juga hadir Btari Karlinda, Didi Petet, Roy Marten, Nazyra C. Noer, Joko Anwar, dan tentunya Onky Alexander sendiri. Mungkin yang cukup disayangkan dari film ini adalah cerita yang dihadirkan ada sesuatu yang kurang greget di pertengahan namun untungnya bisa kembali dibayarkan dengan aksi dan cerita yang memuaskan di endingnya. Menurut gue secara pribadi, film Catatan Harian Si Boy merupakan film Indonesia terbaik selama pertengahan 2011 yang sudah gue tonton semua film Indonesianya. Sekali lagi gue mengucapakan selamat kepada Putrama Tuta dan selamat datang di industri sutradara perfilman Indonesia! Ditunggu karya dari anda selanjutnya atau kalau perlu sekuel dari Catatan Harian Si Boy ! Dengan cerita yang mengambil benang merah dari kisah Catatan Si Boy dengan membawakannya lebih modern dan ditambah aksi dan chemistry dari para pemain yang begitu memukau menjadikan alasan kuat gue untuk mengatakan bahwa Catatan Harian Si Boy film Indonesia terbaik hingga pertengahan tahun 2011 dan menjadi kandidat film terbaik di sepanjang tahun 2011 nantinya di akhir tahun ini. Penasaran banget? Catet jadwal penayangannya tanggal 1 Juli 2011 di bioskop kesayangan anda ! Nonton cing ! :cheers:



4/5





Trailer:



Komentar

  1. hai salam kenal...aku juga sudah nonton karena pengen nostalgia masa lalu...sama bangeth seperti yang lu tulis.. film ini lumayan OK buat di tonton :) sayang ..si ongky nggak se ok dulu hahhahaha

    BalasHapus
  2. @lovelydebz salam kenal juga :)... Iya Onky gemukan yaaa.. Tapi tetep berkharisma lah.

    BalasHapus

Posting Komentar